Flash back

21 1 0
                                    

      Setelah lee pergi dan menghilang aku mencoba melupakan kejadian hari itu, terkadang memang ada kenangan masa lalu aku dan dia yang diputar kembali. Tapi aku terus mencoba memulai kehidupan yang baru saat ini dan mencoba tanpa adanya lee disisiku, sebenarnya cukup sulit tapi aku gak bisa selalu bergantung pada lee hingga melukai hati ku sendiri.

      Itu kejadian waktu smp, sekarang aku berusia 17 tahun dan bulan depan adalah hari kelulusan dan bertepatan dengan ulang tahun ku. Aku senang banget karna aku dan melly sekarang sekolah yang sama dan mendapat beasiswa di universitas yang sama di daerah jakarta yaitu universitas indonesia ( UI ). Besok pengambilan raport semester terakhir dan setelah itu libur sampai acara kelulusan tiba.

      Tiba tiba ada tertawa kecil yang datang dari arah sebelah ku. Ternyata ada melly yang tertawa kecil sambil melihat ku. Aku pun bertanya padanya.
"Ada apa?" Kata ku sedikit jengkel karna ditertawakan
"Hahahahaha, kamu itu manusia apa kucing sih makan roti sampe cemong gitu." Dengan nada ngejek.
Aku kaget dan mengambil cermin kecil dari dalam tas ku. Ya ampun aku terlihat seperti badut yang menimbulkan gelak tawa sahabat ku. Aku pun merasa malu saat itu.
"Udah, jangan ketawa mulu ntar kasian tenggorokannya kalo kebanyakan ketawa." Kata ku tambah jengkel karna melly tertawa tak henti. "Hahaha, iya deh aku minta maaf."

       Satu bulan kemudian, aku sudah diterima di universitas yang aku tuju dan aku juga sudah melewati masa orientasi siswa serta aku sudah menginjak umur 18 tahun. Bagiku ini adalah sesuatu yang aku impikan dan kubanggakan karna diterima di universitas tujuan merupakan hal paling indah dalam hidup yang patut di syukuri. Dan juga aku bisa ketemu lagi dengan sahabat ku melly. Ternyata aku satu jurusan dengan melly yaitu jurusan hukum dan satu ruangan kelas juga, aku jadi makin senang dan bersemangat. Saat itu aku masih belum kenal dengan orang yang duduk didepan ku. Entah kenapa aku merasa orang itu gak asing dan sangat terasa familiar dihatiku.

      Setelah kelas usai aku pun menceritakan kejadian itu pada melly.
"Mel, kamu tau gak cowok yang duduk di depan aku?"
"Yang mana?"
"Itu loh, yang kulitnya putih, potongan rambutnya halus dan postur tubuh yang indah."
"Oh, cowok ganteng itu. Masa lu gak tau sih dari tampangnya dia itu mirip banget sama lee."
"Masa?!"
"Nih anak dibilangin jawabannya kayak gak percaya banget sama sahabatnya sendiri."
"Sorry bukan gak percaya, tapi terkejut."
"Alah, lebay lu rev."
Seketika aku berpikir, kayaknya itu beneran lee deh. Soalnya perasaan aneh itu terasa tak asing dari dalam lubuk hati kecil ku.
"Woi jangan bengong." Kata melly sambil menepuk pundak ku. Yang membuat ku sontak terkejut.
"Apaan sih mel ngagetin aja."
"Lagian bengong mulu sih lu."
"Lagi mikirin apa sih? Si lee itu ya?" Tambahnya.
"Eng, enggak kok." Kataku gugup.
"Kalo enggak gak usah gugup jawabnya kali. Santai aja. Lagian gak ada gunanya mikirin cowok yang udah ninggalin lu cuma kasih surat doank, lu sendiri yang bilang bakal move on kan. Buktiin donk omongan lu gak cuma di mulut doank."
"Iya nenek bawel." Ejek ku.
"Dih, tau ah."
"Bercanda doank kali jangan marah donk."
"Iya."
Tapi dalam hatiku masih berfikir apa benar cowok itu lee? Diinget dari kejadian yang lalu membuat aku susah untuk melupakannya.

      Tapi kan rasanya agak gimana gitu kalau tau orang yang pernah membuat kita nyaman tapi malah ninggalin kita dan cuma pake sepucuk surat malah ketemu lagi.
Kayak gak habis pikir aja gitu.
Aku merasa masih ada rasa sakit didada tapi udah berkali kali aku minum obat rasa sakitnya malah makin parah, aku pun tanya ke bibiku yang memang seoranf dokter penyakit dalam, dan dia malah tertawa dan mengusap kepala ku lalu dia bilang.
"Hahaha, kamu ada ada aja. Dokter manapun kamu panggil bibi yakin gak ada yang bisa menyembuhkan sakit hati mu itu." Kata bibi sambil tertawa makin geli.
"Lah kalau dokter manapun gak bisa nyembuhin aku, aku gimana mau sembuhnya?" Kata ku agak bingung.
"Hahaha, bukan gitu."
"Yah terus gimana donk bi?"
"Maksud bibi kamu gak bisa panggil dokter buat nyembuhinnya, tapi pakai pikiran yang tenang dan melupakan hal hal sulit, bibi yakin penyakit kamu itu sembuh, yah kalau dipikir pikir penyakit itu wajar menimpa anak anak remaja."
"Maksud bibi apa?" Kata ku dengan nada yang benar benar kebingungan

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
BERSAMBUNG
*
*
*
Maaf ya buat para pembaca kalau novel aku buat gak kayak novel lain ya maksudnya liat aja tuh panjang panjang gitu.

Maaf juga ya buat sementara ini karna aku masih sekolah dan lagi ada COVID-19 jadinya tugas banyak well aku jadi gak sempet bikin banyak karna aku bisanya segini dulu ya mohon maaf nanti di chapter selanjutnya aku bakal bikin ceritanya dipanjangin deh lebih panjang dari sebelumnya.

Yah sebenernya aku sengaja pengen bikin novel ini berbeda dari novel manapun dari segi cirinya.

Jangan lupa kasih vote dan coment ya biar aku bisa bikin ceritany makin menarik😊😊😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

seindah bintang di langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang