Dowoon mengusap bibirnya, luka sobek di bibirnya terasa perih walau kecil. Pagi ini, ayahnya menamparnya. Ayahnya pulang dengan keadaan mabuk dan Dowoon dimarahi tanpa alasan dan terkena tamparan cukup keras juga. Air mata Dowoon mengalir, dia sedang berada di rooftop sekolahnya sekarang, berdiri menatap keindahan kota. Sebenarnya area ini hanya bisa di akses oleh petugas sekolah, tapi Dowoon mengetahui kode aksesnya dan menyelundup.
Kaki Dowoon menaiki pagar pembatas rooftop, pagarnya hanya setinggi pinggangnya. Dowoon sudah berfikir sejak pagi tadi. Mungkin keputusan ini adalah yang terbaik, ayahnya tidak akan merasa kesusahan mengurusnya lagi. Fisik dan batinnya tidak akan tersiksa karena siksaan ayahnya lagi.
"Mah, maafin Dowoon, Dowoon gabisa jadi anak yang baik untuk mama." Lirih Dowoon, air matanya mengalir, terbayang wajah mamanya yang menangis di kepalanya. Dowoon pun sudah berada diluar pagar namun tangannya masih memegang erat pagar itu.
Tanpa disadari oleh Dowoon, ia tidak sendiri di rooftop. Ada seseorang yang mengamatinya. Seseorang itu berjalan mendekati Dowoon.
"Don't jump." Ujarnya. Dowoon menoleh ke arah datangnya suara.
"Jangan mendekat!" Teriak Dowoon. Pria itu pun menyernyitkan dahi, lalu menunjuk sebatang rokok yang masih lumayan panjang di mulutnya.
"Gue mau buang ini." Jawab pria itu, lalu membuang rokok tersebut, sebenarnya tidak benar-benar membuangnya, hanya untuk mendekat ke Dowoon.
"Lo gak akan loncat." Ujar pria itu lagi, Dowoon menoleh dengan tatapan kesal. Dowoon menatap nametag pria itu. "Kang Younghyun".
"What?" Tanya Dowoon bingung.
"Lo sebenarnya ga mau lompat." Jawab pria itu, makin mendekat dengan Dowoon.
"Pertama, I don't fucking know you. Kedua, lo lancang banget, baru pertama kenal udah berani-berani menyimpulkan sesuatu tentang gue." Umpat Dowoon kasar. Pemuda bernama Younghyun itu kaget, mengetahui Dowoon yang berwajah seimut itu bisa mengumpat.
"Oke kalo gitu." Jawab Younghyun, lalu melepas jaket yang dia kenakan.
"L-lo mau ngapain?" Tanya Dowoon bingung.
Brian menoleh ke arah Dowoon.
"Ikut lompat." Jawabnya santai.
Dowoon mendecih.
"R u kidding me?"
Brian mendekat ke pagar.
"Suasana yang indah untuk mati bukan? Lo tahu? Jika lo jatuh kebawah, tulang belakanglo akan hancur, kepalalo akan hancur dan mengeluarkan banyak darah, lo akan merasakan sakit yang teramat sangat dalam waktu kurang lebih 5 menit. Dan 5 menit itu akan terasa sangat lama bagi seseorang merasakan sakitnya sekarat."
Younghyun berucap santai.
"Lalu kenapa lo ingin melompat juga?" Jawab Dowoon dengan suara bergetar. Bulu kuduknya merinding mendengar ucapan Younghyun.
"Just want. You jump, I jump." Younghyun masih santai.
"Anyway, apa lo tega biarin gue mati jatuh ke bawah?" Tanya Younghyun, Dowoon makin bingung.
"Gue Younghyun. Gue harap lu terima uluran tangan gue." Younghyun mengulurkan tangannya. Yang disambut oleh Dowoon. Younghyun tersenyum. Tapi tiba-tiba, kaki Dowoon terpeleset dan hampir jatuh kebawah.
"YATUHAN." Teriak Younghyun panik.
"AAAAAAARGHHH" Dowoon berteriak.
"Please! Tarik tangan gue! Lo bisa, majuin badanlo kedepan dan angkat kakilo ke pagar."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book of Us | A BriWoon Brotherhood Story
Romance"Suasana yang indah untuk mati bukan? Kau tahu? Jika kau jatuh kebawah, tulang belakangmu akan hancur, kepalamu akan hancur dan mengeluarkan banyak darah, kau akan merasakan sakit yang teramat sangat dalam waktu kurang lebih 5 menit. Dan 5 menit itu...