"Bahkan setelah sekian banyak usahaku untuk mendapatkanmu, bagaimana jika akhirnya takdir tetap membawamu pergi menjauh, kemudian mengantarkanku padanya."
¥--¥--¥
"Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan? Kau bercanda 'kan?" Sehun menahan sepenuh hati rasa sesak di dadanya. Tak percaya dengan apa yang barusan telinganya dengar. Tolong katakan ini salah. Hanya senyum kaku yang Sehun tampilkan di hadapan Dara. Menahan sakit di dada yang tiba-tiba mendera.
"Sehun dengarkan penjelasanku. Aku tidak bisa ... Setidaknya untuk saat ini," Dara meraih lengan Sehun, mencoba menggapainya. Memberi pengertian pada kekasihnya bahwa ini bukan seperti yang Sehun pikirkan.
"Lalu kau ingin aku bagaimana? Aku bahkan tidak mengerti jalan pikiranmu. Kau bilang mencintaiku 'kan? Kau bilang akan bersamaku 'kan? Lalu apa ini? Aku memberikan jalan rasional agar kita bisa bersama, tapi sikapmu sekarang menunjukan bahwa kau tak ingin bersamaku!" Sehun menghelas nafas berat, mencoba menahan diri dari amarah.
"Aku tak bilang tak ingin bersamamu, aku bahkan tak ingin berpisah darimu," Dara mengiba, membayangkan berpisah dari Sehun adalah hal yang tak pernah ia bayangkan. Bagi Dara, Sehun adalah cinta sejatinya. Cinta seumur hidupnya.
"Kau jelas menolakku, hal apa yang bisa membuatku percaya kau masih ingin bersamaku," Sehun memandang Dara pilu, ini bukan seperti bayangannya.
"Aku bukan menolakmu, Sehun. Kau salah paham," suaranya bahkan mulai bergetar, sekali lagi Dara meraih lengan Sehun. Menggenggam lengannya, meraih apa yang bisa ia raih. Dara menatap wajah Sehun sendu, kemudian membawa tangannya pada wajah kekasihnya, mengelus pipinya lembut.
"Kau bisa mencobanya lagi lain waktu, setidaknya untuk saat ini aku tak bisa," Dara bersuara lembut. Ia paham suasana hati Sehun sedang tidak baik dan ia tak bisa menampik bahwa dirinyalah penyebab keresahan hati kekasihnya ini. Sehun membuang muka.
"Sehun tolong. Jangan membuat semuanya semakin rumit."
"Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dalam situasi saat ini aku jelas tidak punyak pilihan selain menolakmu. Kau pikir aku tak ingin bersamamu? Kau salah. Aku jelas sangat ingin bersamamu. Saking inginnya aku tak ingin mendampingimu dalam kondisi seperti ini. Setidaknya aku harus melakukan ini. Sampai saatnya tiba, sampai saatnya aku mendampingimu aku harus bisa menjadi wanita yang sepadan untuk bisa bersanding denganmu," Sehun memandang Dara dalam. Pria ini tak tahu harus bersikap seperti apa dalam situasi seperti ini. Ia sepenuhnya sadar alasan Dara menolaknya tapi entahlah semakin memikirnya semakin sesak dadanya, kepalanya hampir pecah memikirkan langkah apa yang selanjutnya dilakukan untuk hubungan mereka kedepan. Sehun meraih tubuh Dara, membenamkanya dalam pelukan. Merengkuhnya erat, tak ingin melepaskan kekasihnya pergi meski hati harus merelakannya.
¥-¥-¥
Hari telah berlalu, setelah sekian jam berganti Sehun masih memikirkan kejadian tiga malam kemarin. Apa aku egois jika melarangnya pergi? Apa aku harus menggagalkan beasiswanya saja? Jika begitu Dara pasti berfikir ia pria yang protektif. Mungkin ia bisa pergi bersamanya. Meski mudah saja bagi Sehun melakukannya tetap saja jelas tak mungkin baginya meninggalkan perusahaan ditengah berbagai polemik yang melanda. Sehun mengacak rambutnya frustasi. Begitu banyak hal yang Sehun pikirkan saat ini di kepalanya. Tidak! Tidak bisa. Tak seharusnya dia berdiam diri saja, lantas jika dia bertindak apakah mungkin mengubah semuanya? Sial, Memikirkanya hanya menambah pusing di kepalanya saja. Sehun menyambar kunci mobil, setengah berlari menuju mobilnya kemudian melesatkannya cepat. Dia perlu menemui seseorang yang bisa membantunya keluar dari masalah ini. Ya harus dia orangnya.
¥-¥-¥
Disinilah Sehun berada. Tempat dimana banyak orang menuntut ilmu. Banyak mahasiswa yang berlalu lalang di hadapanya. Hari ini Sehun memilih kemeja putih sebagai atasan dengan jeans sebagai bawahannya, tampak berbeda dengan setelan kantor yang dipakai sehari-harinya. Model pakaian santai seperti ini membuat Sehun terlihat lebih muda beberapa tahun. Sehun bahkan berhasil menyamarkan diri sebagai salah satu mahasiswa di sini. Dengan wajah yang rupawan jelas menarik perhatian kaum hawa. Beberapa para gadis bahkan sibuk memandanginya tapi bahkan Sehun tampak tak acuh dengan sekelilingnya, ia bersandar pada mobilnya sambil memfokuskan pandangannya. Tujuannya kemari adalah untuk mencari seseorang. Pandangannya terus mencari sampai saat matanya menangkap seseorang yang dicarinya, ia tersenyum kecil. Ketemu, hatinya bersorak sedikit gembira walau masih dengan ekspresi datar yang tampak di wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209651574-288-k982297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Two Heart (Sehun Yoona ver.)
RomanceTentu saja, mendapati kekasihmu dalam keadaan shirtless dengan seorang wanita -meski hanya seorang adik-dengan rambut basah dan hanya memakai kemeja pria, siapa yang tidak berpikir tidak-tidak. Namun Dara masih diam bergeming. Pandangannya tidak lep...