[4]Menyusul

58 9 5
                                    






Benar saja dugaan gue. Amarah Mama meledak duluan saat gue sampai dipintu butik karena mengantar Jisung tadi. Tak perlu gue ceritakan, nanti malah memenuhi chapter ini.




Saat ini gue dirumah. Mendapat hukuman dari Mama yaitu membersihkan rumah sejenis menyapu dan mengepel, mencuci piring, juga mencuci sprei 2 kasur sekaligus sarung bantal dan guling. Kata Mama sekalian proses pengurusan biar gue tidak tambah gendut, cih.




"Apa-apaan sih Mama? Kasih hukuman ya kasih aja gausah melebar ke badan segala." omel gue disela mencuci. Memang sedikit gila, gue berbicara entah sama siapa. Meskipun 2 malaikat disamping gue, kami tak pernah berkomunikasi.




Sekarang waktunya menjemur. Benar-benar melelahkan karena Mama tak mengizinkanku menggunakan mesin cuci, harus menggunakan cara tradisional. Katanya biar menguras keringat juga lemak. Mama yang baik:)




Disaat gue menjemur, ada uler keket lewat. Yang namanya uler keket ya ga cuma sekedar lewat. Pasti mampir untuk sekedar mengejek atau menggibah.




"Cie, cie, mentang-mentang gendut sekarang tradisinya ngompol cieee..." cicit si uler keket. Fyi, dia Reffendy Haechan Alawiyah. Ngompol? Mungkin karena liat gue menjemur sprei.




Dalam hati gue mengumpat. Memang berat gue itu naik berapa sih? Sudah 3 orang ngebully termasuk mantan gue.



"Gapapa gendut, daripada lo gosong sampe kembar sama wajan!!"




"Lah anjir,ㅡ"




"HAECHAAAN!!!! You like to mock all the time! I do not like!! Do you want me to end our relationship?"



"Aduuuh, Sooooom!!! Ngomong apa sih? Sakiiit tau!! Ini six Soom, sakiit!!" telinga Haechan terlihat memerah karena dijewer oleh Somiㅡpacarnya. Somi si bule tiba-tiba dateng dan yah, jiwa emak-emaknya Somi pun keluar membela gue.




"Umm... Sis, forgive my boyfriend. He may be depressed because yesterday he fell into a ditch." ucap Somi ke gue dengan anggun, tak seperti pacarnya.




'Kecebur diselokan? Ooh... pantes kulitnya buluq,wkwkwk' -batin gue.




Setelah itu Somi menyeret kuping  Haechan untuk berjalan. Kalau dilihat-lihat mereka itu seperti ibu dan anak, bukan pacar. Dan gue bingug kenapa Somi mau sama Haechan, si lambe turah. Bagaikan putri dan babu:v




Selesai menjemur waktunya gue rebahan disofa panjang sembari bermain hp. Membuka line, dan terlalu banyak notif dari Bang Dino. Gue malas membacanya, terlalu disingkat padahal tidak ada acara hemat huruf keyboard.




Disisi lain gue malah teringat Jisung. Dia sudah sampai di Malaysia? Apa benar dia akan mencari wanita di Malaysia? Dan kenapa gue jadi teringat dia?



Lamunan gue buyar setelah hp gue bergetar dan menunjukkan vidio call dari Bang Dino. Langsung saja gue angkat karena malas berkomunikasi dengan chat.




"Ra,  Bang Dino mau ngomong."




Ra? Tumben ga pake sayang, baby dll.




"Yaudah sih bang, tinggal ngomong."




"Eemmm anu... gueㅡ"




Ku Kejar MANTAN Ke Negri JIRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang