Aurel

88 5 2
                                    

Bunyi berisik menggelegar memenuhi ruangan kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas. Bahkan suara alarm bermotif buah semangka pink miliknya sudah berbunyi sejak Lima menit yang lalu. Namun, pemilik alarm itu tak berkutip ataupun tergangu karna nya.

Gadis itu mengeratkan guling kedalam pelukannya. Dengan mata nya yang masih tertutup rapat, ia tersenyum dan mengeluarkan kata-kata samar .

"Me too, oppa."

Seorang pria dewasa gagah turun dari sebuah mobil hitam miliknya, pria itu melangkahkan kaki nya kearah gadis yang menggunakan tas selempang motif beruang hitam milik gadis itu.

Pria tadi tak menghiraukan sorot soratan kamera ataupun decakan bahkan teriakan kagum yang tertuju untuk nya. Pria dengan tinggi 174cm itu mempercepat langkahnya untuk menghampiri gadis manis yang menatapnya tak percaya.

Pria tampan berwajah baby face itu menghentikan langkahnya tepat di depan gadis yang diam tak berkutik di tempat. Tangan pria itu mengeluarkan sesuatu dari kantung celana hitam miliknya. Ia mengambil sebuah kotak cincin merah yang sangat pas di genggamannya.

Gadis dengan tinggi 156cm itu mendongrakan kepalanya susah payah, ia tersenyum lembut ke arah pria itu sembari menunjuk kotak merah yang didepannya.

"Will you maried mee?"

Gadis itu memantung di tempat. Ia membuka mulutnya lebar dan mencerna ucapan pria yang lebih dewasa dari nya sebelas tahun. Berbeda dengan gadis itu, orang-orang yang menonton kejadian itu pun sontak terkejut dan bahkan ada yang sudah pingsan.

"Th--is is a jo--ke." Jawab gadis itu terbatas bata.

"no, I'm serious." elak pria itu dengan wajah menyakinkan.

Pria itu tersenyum melihat ekspreksi manis gadis di depannya. Dengan gemas ia mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu, membuat gadis itu menahan nafasnya.

"I love you, girl!"

Gadis terdiam membeku, namun segera ia tersadar dan berteriak kegirangan.

"Me too, oppa!" pekik gadis itu memeluk erat pria di depannya.

BRUK!

"Arggh!"

Gadis itu meringis dalam posisinya saat ini, ia memajukan bibirnya sampai tiga centi membuat siapapun pasti ingin memilikinya. Gadis itu lantas bangun dengan bibir yang tak berhenti berkomat-kamit karna terbangun dengan posisi yang teramat tidak mengenakan.

"Padahal baru mimpi enak, dasar PHO!" kesal aurel menonaktifkan alarm miliknya.

Dengan kaki di hentak-hentakan aurel masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan dirinya.

Tak membutuhkan waktu lama aurel sudah siap dengan seragam abu-abu nya. Ia pun mengoleskan tipis bedak bayi dan liptint pink miliknya.

Ia berdecak kagum melihat pantulan dirinya dari dalam cermin, ia mengamati dirinya dari bawah sampai atas. Setelah puas mengagumi dirinya, ia pun melangkahkan kaki nya kearah poster besar di samping kanan nya.

"Sayang, semoga yang tadi jadi nyata ya!"

"Kamu ngelamar aku sayang, jadi istri loh ya, bukan aku yang ngelamar jadi pembantu!"

"Yaudah aku mau sekolah biar pinter, terus besok kita bisa ketemu deh. Byee suami!" aurel mendekatkan bibirnya kearah poster Baekhyun yang tengah berpose tersenyum kearahnya.

Pandangan aurel pun berganti menatap polaroid kecil yang tertata rapi di dalam besi bertingkat miliknya.

"Kalian juga, byee suami-suamiku!"

MElVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang