Kini memang sudah memasuki musim penghujan, sialnya Vivi tidak membawa jas hujan, terdiam mematung di tempat tunggu Bis memang menyebalkan, Vano juga bisa bisa nya lupa menjemput Vivi.
Vivi berdecih sebal, dia saat itu juga mulai halu jika tiba tiba Sakha datang menjemputnya. Tanganya menyalakan ponsel yang sedari tadi menganggur di Sakunya, namun ketika Vivi menekan tombol On ponsel tidak juga menyala.
terjebak hujan,berdiri mematung menunggu bis sendirian, kedinginan, dan baterai ponsel habis memang suatu collaborasi paling menjengkelkan.
Tiitt ... Tiitt ... (Ga usah di satuin bacanya ntar ambigue:v)
"Ya tuhan ... Semoga itu mobil Sakha yang tiba tiba jemput kayak di nopel nopel sama pilem pilem, amin." Vivi berdoa sungguh sungguh.
Namun memang terkadang adegan Novel atau Film hanyalah karangan sang penulis naskah, mobil itu malah melaju kencang melindas genangan masa lalu-- bukan bukan, genangan dalam, tepat di depan Vivi, membuat baju putih tipis hari senin SMA Vivi yang sudah basah karena terciprat air dari atap tempat tunggu Bis, jadi semakin basah kuyup terkena air cokelat kotor dari genangan.
"MAMAAA" katakan Vivi cengeng sekarang, dia malah berteriak kencang karena kesal, takut di culik om om karena sudah mulai sore, dan kedinginan. Ah Bayi ...
Detik selanjutnya, Vivi menangis sesegukan.
"Kak Sakha ... Vivi takut" Vivi memeluk tubuhnya sendiri, berniat menghangatkan diri sendiri, dan meyakinkan dirinya sendiri, meski sendiri, dia akan baik baik saja.
"Bunglon!" suara laki laki sedikit cempreng milik orang yang dikenalnya membuat Vivi langsung menoleh, cepat cepat menghapus air matanya.
"Kak Sakha!!!" Vivi langsung berlari menghampiri Sakha di atas motor dengan baju seragam lengkap seperti Vivi dan help full face.
"Pulang kak, ayo! Pulang ..." Vivi mengucek matanya, dia sangat ingin sampai rumah dan bergelung di balik selimut, pusing sudah menderanya sedari tadi. Doa kan Vivi agar tidak pingsan di sini.
Sakha mengangguk cepat, Vivi langsung duduk di jok belakang dan memeluk erat Sakha, sungguh, dia sangat kedinginan.
Sebenarnya,Sakha tipe orang yang sangat anti di sentuh lawan jenis, namun kini dia malah tersenyum tipis melihat Vivi memeluknya erat. Ah! Sakha, Sadarlah.
🦄🦄🦄
Sakha terkekeh geli melihat gumpalan selimut tebal di atas kasurnya, di dalamnya ada Vivi. Dia kedinginan setelah Sakha paksa untuk mandi dan mengganti bajunya, selimut yang sudah mirip dengan ulat meliuk itu terus menggeliat tak nyaman, saat ditanya untuk langsung ke rumahnya atau ke rumah Sakha saja, Vivi memilih ke rumah Sakha karena lokasi memang dekat dengan tempat tunggu bis tadi.
Vivi akhirnya menyibakkan selimut yang sedari tadi menutupi seluruh tubuhnya, gadis itu seketika terduduk.
"Kak! Tadi siapa yang narik narik kaki aku?" Vivi kaget karena dirinya merasa ditarik.
Lalu matanya melotot melihat seseorang dihadapanya, tersenyum jahil dengan kulit putih pucat.
Sakha di sofa yang sedang meminum kopi
Tersenyum miring dengan santai nya seraya meletakkan cangkir kopi ke meja kembali setelah tadi sempat dia angkat, di depan Vivi, berdiri seraya cengengesan seorang pria berwajah dingin namun tengil, tampan juga.Sakha menatap tajam pria itu, lalu menyuruhnya mendekat, pria itu mengangguk menurut dan duduk di samping Sakha.
"Kak?" Vivi Syok, dia menunjuk nunjuk pria aneh tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vikha! [Sequel]
Teen FictionKata orang, cinta itu bisa datang karena terbiasa dan terlalu sering bersama, benarkah? Namanya Vivi deanri adnindsya dan Sakha atthias, keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Termasuk keyakinan, Vivi yang yakin bahwa Sakha akan menjadi milikny...