Chapter 1 | You'are My Luna

11 0 0
                                    


Happy Reading…😘😘

------------------------------------
Inilah hidup. Jalani saja dan
percaya bahwa Tuhan adalah sebaik-baiknya pembuat scenario

Luna Alexandria
------------------------------------

“Ma…”, suara parau yang begitu memekikan, ketara sekali jika sang pemilik suara begitu kesulitan mengeluarkan suaranya.

“apa sayanggg?” jawab seorang wanita paruh sembari mengelus pucuk kepala putri kesayangannya.

“luna dimana ma?”. Mata sendu milik gadis itu melihat intens ruangan disekitarnya.

“rumah sakit, sayang?” ujar tia-mama luna. “papa?”

“sedang bicara sama dokter.” ucap tia lagi. Ia mengambilkan air putih dari nakas rumah sakit “minum lun!”

Luna tersenyum. Gadis itu segera mengambil minuman itu. Menghabiskan airnya sampai kandas. Sungguh ia sangat haus.

Setelah meyakinkan mamanya kalau ia sudah mulai membaik luna mengubah posisinya. Gadis itu menggenggan tangan tia. “ma, luna sakit apa?” ucapnya penuh keseriusan.

“Sakit biasa sayang. “ jawab tia, tanpa disadari air mata jatuh dari pelupuk matanya dan ia segera menghapusnya.

“ma.., luna tau mama bohong. Luna sudah besar ma, pliss jangan tutupin lagi?”. Merasa pertanyaannya belum dijawab. Luna meneruskan ucapanya “kalau memang luna sakit biasa kenapa luna harus bolak-balik rumah sakit?”

Diam itulah yang luna dapat. Seharusnya semua orang tidak menyembunyikannya. Ia berhak tahu. Itulah yang ia pikirkan sejak dulu. Luna tidak pernah mencari tahu tentang penyakitnya. Ia berharap keluarganya yang memberi tahunya bukan orang lain bahkan sekalipun seorang dokter.

Hening

Suasana yang cocok untuk menggambarkan kamar VIP itu.

Tia masih bertahan dengan kebungkamanya. Sungguh wanita itu tidak kuat jika harus mengatakan kebenarannya pada putri semata wayangnya itu. Sedangkan luna ia hanya menatap keluar jendela yang tak jauh dari brangkarnya berada.

Ceklekk

Suara pintu bedecit. Seorang pria yang menjadi kepala keluarga itu bejalan gontai kearah kedua wanita yang mentapnya dengan tatapan yang berbeda.

“pa, luna…”

“shuuttt” potong pria itu. “kamu cuma demam sayang” ucapnya seraya mengacak pelan pucuk kepala luna.

Luna mendengus.

“lalu kenapa luna harus bolak-balik rumah sakit” ucap luna. Gadis itu sempat melirik ke tia. Namun, tia masih terus memilih diam.

“oh, ayolah sayang, kamu tau sendiri mama-mu seperti apa?. Kau tau kan waktu kecil saja saat kau hanya terpeleset mama-mu dengan sigap membawamu kerumah sakit” jelas pria itu panjang lebar.

Ah ya luna melupakan fakta kalau mama-nya terlalu over menyayanginya sejak kecil. Luna segera memeluk mama-nya. Ia bergumam lirih “maafin, luna ma. Luna sayang mama”

Tia tersenyum menatap pria yang tak lain adalah suaminya. Ia tahu semua yang dikatakan suminya itu hanya kebohongan untuk menutupi keadaan sebenarnya. Namun, itulah pilihan terbaik untuk saat ini. Untuk lunanya. Putri yang ia cintai. “iya sayang, orang tua selalu memaafkan anaknya”. Ucap tia disela pelukannya.

“papa juga mau pelukkk” ucap hans-papa luna. Ia merasa terbaikan. “Papa itu memang selalu iri dengan kedekatanku dan mama” timpal luna. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Dan dibalas kekehan merdu oleh hans.

-TBC-

Terimakasih Sudah Membaca Cerita Ini. 😚😊😊
Semoga kalian suka….

rifatussh_

You're My LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang