Jangan Menghindar lagi Ra

131 5 6
                                    

Lagu Sheila On 7 dengan judul 'kita' mendominasi ruangan kafe tersebut. Seorang wanita yang tahun ini umurnya menginjak 23 tahun sedang duduk mengamati sebuah undangan reuni sambil sesekali ia menyedot green tea favoritnya. Undangan itu ia dapat dari sahabatnya yang baru saja memberikannya sebelum sahabatnya pergi ke toilet sebentar.

"Diliatin mulu undangannya"

"Astagaa Tar hampir copot nih jantung aku" Ucapku kaget.

"Pesan makanan dong Ra, aku udah lapar nih" Ucap Tari tak menghiraukan aku.

Aku hanya memutar bola mataku lalu memanggil salah satu waiters kafe ini. Tari memesan Nasi goreng sambal ijo rupanya dia sangat lapar,  sedangkan aku hanya memesan
Cheese Cake.

"Ra lo datang kan besok di acara reuni sekolah?" Ucap Tari sambil memakan nasi gorengnya.

"Gatau"

"Lah kok gatau sih?"

"Kalo besok nggak ada kerjaan di kantor, aku pasti datang"

"Usahakan dong, pokoknya harus datang. Lagian acaranya juga malam. Emang kamu nggak rindu apa sama teman-teman SMA kita dulu? Aku aja nih udah rindu banget sama mereka"

"Iya-iya aku datang. Bawel deh kamu"

"Nah gitu dong. Besok kamu dandan yang cantik, entar aku jemput"

"Kamu nggak datang sama Adnan?"

"Aku emang mau datang sama Adnan dan sama kamu juga sekalian"

"Idih malas banget aku jadi obat nyamuk kalian" aku cemberut lalu mencomot cheese cake ku

Tari hanya tertawa "Daripada kamu nyetir sendiri, berasa bangetkan jomblonya." Tari lagi-lagi tertawa.

Aku mengerucutkan bibirku.

"Yaudah besok aku jemput" ucap Tari di sela-sela tawanya.

"Terserah kamu aja deh" Aku mulai pasrah dengan Tari.

Drrrt drrrtt

Tari lalu mengecek ponselnya yang bergetar.  Rupanya ia mendapatkan pesan dari Adnan sang Kekasih.

"Ra aku balik yah Adnan udah nungguin di depan" Kata Tari sambil memakai slingbag nya.

"Kok udah mau balik sih?"

"Iya aku ada janji sama Adnan mau nemenin dia ke toko elektronik"

"Yaudah deh kalo gitu"

"Bye Rara.. ingat besok aku jemput"

"Iya iyaaa"

Aku kembali mengambil undangan tersebut lalu membacanya. Ingatanku lalu kembali pada saat kami masih mengenakan seragam Putih Abu-Abu.

Flashback on

Perutku keroncongan di tambah sinar matahari yang mengenai wajahku membuat bulir-bulir keringat bercucuran. Ku lap keringatku menggunakan tangan, rupanya badanku mulai panas saat tanganku menyentuh pelipisku dan kurasa kepalaku mulai sakit. Bayanganku menjadi kabur lalu menggelap, seketika badanku ambruk. Kulihat samar-samar seorang siswa lalu menggendongku, wajahnya mirip Fabian, cowok yang sedang mencuri perhatianku saat ini tapi masa dia?  lelaki ganteng dan cuek di kelas masa menggedongku? Ah aku tidak peduli, kepalaku sangat sakit saat ini. Selanjutnya aku tak sadarkan diri.

Jangan Menghindar lagi, Ra. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang