11 ✔

845 46 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Dan Nesa tidak tahu akan melakukan apa hari ini. Dia sedang tidak memiliki rencana untuk kemanapun.

Sebelum sebuah pesan masuk membuat ponselnya bergetar.
Nesa membuka pesan yang entah dari siapa itu.

Nesa, lo lagi sibuk
nggak?

Ini siapa?

Oh iya lupa, Gue
Arkan. Sv kontak gue

Dari mana lo dapet
nomor gue?


Someone. Udahlah itu
nggak penting. Hari ini lo
sibuk atau nggak?

Nggak kok, emangnya
Kenapa?


Gue mau ajak lo ke suatu tempat, sekarang lo siap-siap. Gue tunggu di luar.

Nesa segera keluar dari kamar menuju ke gerbang depan.
Benar saja, dia melihat Arkan yang sedang duduk di atas motornya.

“Ngapain lo ajak gue? Nggak ada orang lain?” tanya Nesa sarkas.

“Nggak, gue cuman pengen ajak lo doang. Udah gih sana siap-siap.” Nesa memutar bola matanya. Dia masuk ke dalam rumah untuk bersiap.

****

“Sebenernya kita mau kemana sih?” tanya Nesa yang penasaran.

“Udah, lo diem aja bentar lagi sampe kok," ucap Arkan.

Nesa tau arah jalan ini. Ini adalah jalan menuju mall.

Tepat seperti yang Nesa pikirkan. Arkan menghentikan motornya di parkiran mall daerah Jakarta. Jaraknya lumayan jauh dari rumah Nesa.

“Ngapain kita kesini?” tanya Nesa. Arkan tidak menjawab. Dia langsung menggenggam tangan Nesa. Nesa yang sedang melamun terkejut mendapati Arkan yang menggenggam tangannya. Nesa merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat.

Nesa hanya mengikuti Arkan yang masih memegang tangannya.

Tiba-tiba Arkan berhenti mendadak yang membuat kepala Nesa membentur bahu Arkan.

“Ish, kenapa berhenti mendadak sih. Kepala gue sakit tau," ucap Nesa sambil mengelus jidatnya.

Tiba-tiba Arkan berbalik ke arah Nesa. Arkan meletakan tangannya di bahu Nesa. Membuat siapapun yang melihat mereka akan mengira mereka sedang bepelukan.

Detak jantung Nesa berdetak makin cepat. Mereka sangat dekat. Hingga Nesa bisa merasakan deru napas Arkan di ujung kepalanya.

Beberap detik mereka masih dalam posisi yang sama. Jantung Nesa seperti hendak copot. Nesa langsung mendorong bahu Arkan.

“Lo kenapa sih?” tanya Nesa heran. Arkan hanya menggeleng. Itu benar-benar membuat Nesa kesal.

“Yaudah yuk, kita jalan lagi.” Kali ini, saat Arkan ingin menggenggam tangan Nesa. Nesa menyentaknya. Dia tidak membiarkan Arkan melakukan hal yang sama padanya.

“Udah deh, lo jalan samping gue aja,” ucap Nesa. Saking kesalnya Nesa hingga dia melipat tangannya di depan dada. Arkan yang melihatnya hanya terkekeh.

Arkan menghentikannya di sebuah toko perhiasan. Nesa menatap Arkan bingung.

“Ngapain kita di toko perhiasan?” tanya Nesa.

“em... Gue mau cari gelang buat seseorang yang istimewa di hati gue," ucap Arkan. Nesa mengangguk. Sebenarnya, Nesa merasakan sakit di hatinya. Tapi, dia harus ingat kalau sahabatnya mencintai Arkan.

Best Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang