Extra part

2.1K 64 12
                                    

Seorang laki-laki baru saja turun di bandara Inggris. Dia segera mengambil kopernya.

Dia melangkah menuju mobil yang sudah di sediakan untuknya.

Arkan. Dia akan menjalani sesuai kemauan Nesa. Belajar di universitas Inggris.

Arkan tinggal di sebuah apartemen dengan fasilitas lengkap. Benar-benar lengkap. Itulah beasiswa yang ia dapatkan. Beasiswa yang telah Nesa siapkan. Setelah Nesa mendapatkan beasiswa itu, dia hendak menolaknya sebelum dia berpikir untuk menawarkan seseorang yang pasti akan bersedia. Arkan. Yah, Nesa memberikannya pada Arkan. Arkan adalah murid tercerdas kedua setelah Nesa dari hasil ujian. Dia berpesan pada Arkan untuk menerimanya. Dan Arkan tak bisa menolak.

Arkan menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia sangat merindukan Nesa. Dia merindukan gadis kuat itu. Dia mencintainya dan akan terus seperti itu.

Arkan akan menyesuaikan dirinya selama satu minggu. Setelahnya, dia akan memulai aktivitasnya.

Arkan berjalan-jalan di Inggris. Tapi, dia masih saja merindukan rumahnya.

Dia tak bisa melupakan Nesa, tidak bisa.

********

Satu semester berlalu. Hari ini Arkan akan berangkat ke universitas barunya. Dia mengendarai mobilnya sendiri.

Saat sudah sampai, Arkan hanya terus menyendiri, itu lah yang dia lakukan selama ini.

Itu membuat wanita di universitas merasa tertarik dengannya, tapi tidak untuk gadi itu.

Arkan sedang berjalan menuju ke perpustakaan universitas, sebaliknya, seorang gadis tengah berjalan membawa buku yang menutupi seluruh bagian wajahnya dari perpustakaan.

Tanpa sengaja gadis itu menabrak Arkan.

Brukk

Gadis itu terjatuh, begitupun dengan bukunya. Gadis itu mengumpulkan bukunya dan Arkan membantu gadis itu.

Sekarang, setengah bukunya berada di tangan gadis itu dan setengah lagi berada di tangan  Arkan.

Gadis itu mendongakan wajahnya.

Deg

Arkan terkejut melihat wajahnya, dia mirip dengan, Nesa.

"Nesa?" ucap Arkan tanpa sadar. Gadis itu memiringkan kepalanya. Dia merasa bingung.

"Who is Nesa?" tanya gadis itu.

"Nothing much," ucap Arkan.

Gadis itu mengangguk.

"Berikan bukunya padaku," ucap gadis itu.

"Tidak perlu, biar saya bantu," entah kenapa Arkan menawarkan bantuannya pada gadis itu.

"Okey, please follow me," ucap gadis itu. Arkan mengangguk.

Mereka berjalan menuju ke sebuah taman.

"Buat apa buku sebanyak ini?" tanya Arkan.

"Tentu saja untuk dibaca," ucap gadis itu.

"Sebanyak ini?" tanya Arkan sambil duduk di samping gadis itu.

"Ya, itu salah satu kebiasaanku," kata gadis itu.

"Kebiasaan yang hebat." gadis itu tertawa mendengarnya.

"Oh iya, siapa namamu?" tanya gadis itu.

"Arkan, Arkan Satya Edward," ucap Arkan. Gadis itu mengangguk.

"Siapa namamu?" tanya Arkan pada gadis itu.

"Namaku Dewi Nadira Anisa. Sedikit aneh kan? Entah kenapa orang tuaku menamakanku seperti itu," ucap gadis itu sambil terkekeh.

"Oh iya, semua orang memanggilku Nisa, jadi panggilah seperti itu," ucap Nisa sambil tersenyum.

Arkan terdiam melihat senyumnya. Sama persis seperti Nesa.

"Apakah kamu asli dari Inggris?" tanya Arkan.

"Iya, memangnya kenapa?"

Arkan menggeleng.

"Aku pergi dulu yah," pamit Arkan. Nisa mengangguk.

"Okey, nice to meet you," ucap Nisa. Arkan mengangguk lalu pergi dari sana.

Arkan mengatur napasnya karena terkejut. Dia benar-benar sangat mirip dengan Nesa. Tak ada yang berbeda.

____________________________________

Ga taulah, aku mau lanjutin ceritanya di buku ke dua atau enggak.

Tapi yang jelas ini cuman extra part ya guys.

Kalau mau aku bikin buku ke duanya koment yah.

😘😍😘😘 terima kasih telah membaca.

Best Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang