• Four •

363 77 10
                                    

****

"Kenyataan adalah kekejaman yang nyata."

****


Akhir-akhir ini Jisoo merasa dirinya kurang. Sesuatu seperti hilang dari dirinya. Tetapi ia tak mengetahui apa itu.

Sikap Jennie pun mulai berubah dan aneh semenjak Chaeyoung dan Lisa menyuruhnya menjauhi Jennie. Tak berubah sih, masih dengan Jennie yang romantis dan memperlakukannya seperti biasa. Entahlah, Jisoo hanya merasa Jennie seolah memberi tahunya sesuatu.

Seperti saat ini. Jennie baru saja kembali, dan membawa sesuatu. Bukan makanan ataupun barang. Tetapi kali ini membawa lecet di bagian pipinya. Setiap ia bertanya, Jennie hanya membalasnya dengan senyuman.

Malam harinya Jisoo rela terjaga sepanjang malam. Hanya agar memastikan sang Kekasih tetap berada disisinya, menemaninya, dan tak keluar untuk kembali membawa luka di tubuhnya.

***

Jisoo membuka matanya lalu segera duduk kemudian mengumpat kasar. Dengan cepat ia beranjak dan keluar kamar. Tanpa memerdulikan wajahnya sekarang yang ia yakini pasti terlihat menyeramkan. Ia tak peduli. Kekhawatirannya membuncah. Ia hanya ingin Jennienya.

Jisoo duduk di sofa ruang tengah dengan gusar. Matanya tak henti memandangi pintu apartemen. Kakinya tak diam. Ia berharap pintu itu terbuka dan menampilkan sang kekasih. Dengan harapan tanpa ada luka tambahan.

Sepuluh menit berlalu.
Pintu tak juga kunjung terbuka. Ia mengusap wajahnya kasar. Ke khawatirannya makin menjadi-jadi.

Ia mengeram marah. Lalu tak sengaja ia menolehkan kepalanya ke arah kiri lalu kembali ke pintu. Ia diam sejenak. Lalu menolehkan kepalanya lagi.

Di sana, seseorang tengah berdiri sambil memperhatikan foto-foto yang ada di dinding. Jisoo memejamkan matanya memastikan ia tak salah lihat. Lalu berjalan ke sana guna memastikan.

Dan benar! Ah, Jisoo jadi mengumpat lagi. Jadi daritadi aku menunggu apa?

Jisoo berdiri di samping Jennie. Memperhatikan wajahnya dari samping. Syukurlah, tak ada tato tambahan lagi, pikirnya.

Jennie menolehkan kepalanya. Pandangan keduanya bertemu. Mata Jisoo berkaca-kaca. Sedetik kemudian menghambur ke pelukan sang kekasih.

Cukup lama berpelukan. Jisoo melepaskan pelukannya, dengan air mata yang mengalir. Tak mau berhenti.

Kedua tangan Jennie bergerak menghapus air mata yang turun di wajah cantik kekasihnya, lalu mengelus pipi Jisoo pelan.

Jisoo masih menatap Jennie. Kemudian meraih punggung tangan Jennie yang masih berada di kedua pipinya.

Jisoo diam. Dirinya merasa aneh. Lalu menurunkan kedua tangan Jennie dari pipinya. Air matanya semakin mengalir deras. Ia semakin terisak, saat melihat kedua punggung tangan kekasihnya luka dan berdarah. Rasa takutnya semakin menjadi-jadi. Jennie hanya diam menatap Jisoo, Dengan pandangan terlukanya.

***

Jisoo tertawa riang. Terlihat bahagia karena Jennie mengajaknya ke pesta kembang api dalam perayaan tahun baru yang di lihatnya pada iklan dua hari yang lalu.

Fatamorgana | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang