***
" Aku berangkat dulu. Jaga dirimu baik-baik, aku tidak mau tanggung jawab kalau ada apa-apa mengerti?" Ujar Taeyong, seraya menepuk puncak kepala Yuta, yang kemudian dijawab dengan anggukan patuh.Taeyong tersenyum singkat, mengacak surai Yuta sebentar, dan mulai meninggalkan Yuta seorang diri.
Yuta menatap punggung Taeyong yang kini mulai menjauh.
Pemuda polyp itu dengan buru-buru masuk ke dalam kamar tamu, mengambil seragam serta keperluan sekolah lainnya yang telah ia siapkan, dan ia simpan dengan baik di dalam lemari.
Bukannya Yuta tak berani menaruh perlengkapannya itu di kamar Taeyong. Tapi kalau Taeyong tahu kan nanti namanya bukan kejutan lagi.
Yuta ingin membuat Taeyong berteriak kencang soalnya, bagaimana reaksinya saat melihatnya berkeliaran di sekolah nanti? Pingsan kah? Semoga saja iya.
" Wah aku sangat tampan." Teriaknya heboh, saat menatap pantulan dirinya di cermin besar.
Jangan tanya, kenapa Yuta bisa mendapatkan seragam secepat itu?
Tentu saja karena ia menggunakan uang yang Taeyong berikan padanya tiap hari, yang kemudian ia gunakan untuk membeli seragam secara online.
Tenang saja, Taeyong memberinya uang cukup banyak, untuk membeli ponsel dan keperluan lain, dan masih ada sisa untuk di tabung.
Yuta menatap jam dinding di atas kaca besar di hadapannya. Dan matanya membulat dengan sempurna begitu melihat jarum jam menunjukkan pukul 7:15.
" SIALLL AKU TELAT AAARH." Yuta mengambil tas selempangnya dan berlari begitu saja.
Namun ia tiba-tiba berhenti begitu sampai di ruang tamu. Mendonggakkan kepalanya sebentar untuk berpikir. Ia merasa bahwa ia melupakan sesuatu.
" OH IYA TERBANG." Teriaknya lagi entah untuk yang keberapa kalinya.
Yuta memejamkan matanya sesaat, dan sayap putih besar muncul dari punggungnya.
" Darahnya masih banyak, apa aku bisa terbang ya?" Yuta menggelengkan kepala, mencoba untuk berfikir positif.
" Semoga tidak apa-apa." Yuta merapalkan mantra tanpa suara, hingga membuat keberadaannya sekarang tak kasat mata.
Dengan begini, ia sudah tidak perlu khawatir lagi dengan orang-orang yang mungkin saja akan berteriak heboh saat melihatnya keluar nanti.
Cukup Taeyong, Winwin dan Jaehyun saja yang tahu keberadaanya, tidak dengan yang lain karena itu akan sangat berbahanya, apalagi dengan wujud polyp seperti ini. Maka dari itu Yuta akan sangat berhati-hati.
***
Jaehyun dan Winwin menatap soal di depannya dengan sangat serius. Kedua sahabat itu memang satu kelas dan tentunya satu bangku.Sialnya mereka merasakan kengerian di tengah situasi tenang ini.
Perasaan itu terasa nyata, semakin nyata setelah Guru matematika yang mengajar kelas mereka datang.
Dan mengadakan ulangan dadakan 50 soal dengan waktu hanya 1 jam, membuat kepala mereka panas dan rasanya ingin sekali meledak.
Mereka berdua bukan lah tipe murid pintar seperti yang lain. Mereka hanya pemuda dengan kapasitas otak yang normal, hormone normal, kelakuan normal dengan wajah diatas ambang kewajaran. Sangat normal kan?
" Pssst Jae." Yang dipanggil melirik Winwin kesal.
Sungguh, Jaehyun sedang pusing sekarang, karena ia hanya bisa mengerjakan 15 dari 50 soal.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLIP
FanfictionApa kalian pernah mendengar bangsa polip? Taeyong tidak pernah mendengarnya tapi dia bertemu dengan salah satunya . . (Republis dari akun lama di ffn)