"Fareeeeeeeeeeel."
Teriak seorang perempuan berjilbab putih dengan memakai kemeja putih panjang dan rok abu abu hingga mata kaki, kakinya yang dialasi sepatu hitam pantofel berjalan menaiki tangga coklat menuju kamar bertuliskan Farel pada papan nama yang dipasang di pintu.
Ia membuka pintu, menyelonong masuk begitu saja menghampiri pria yang masih tertidur di kasur empuknya.
"Farel, bangun."
Farel membuka mata, menyipitkan pandangannya menatap perempuan yang berusaha membangunkannya.
"Ray? ngapain?"
"Rayya lagi bangunin Farel." Rayya berusaha menahan amarahnya.
Farel mengambil hp dan melihat jam yang masih menunjukkan waktu subuh belum berakhir. Ia membuang hpnya sembarangan dan kembali menutup mata. Syukur hpnya masih terlempar di atas kasur, tepat di samping kakinya.
"Rel, jangan tidur lagi." Rayya mengambil hp Farel, membuka daftar musik dan menyalakan lagu blackpink berjudul boombayah lalu diletakkan di telinga Farel.
Farel menutup kupingnya menggunakan bantal, berusaha mengacuhkan usaha Rayya. Namun Rayya tidak menyerah begitu saja, ia mengeraskan volume lagu dan menggoyangkan tubuh Farel.
Farel putus asa. Ia membuka mata lalu duduk dan menatap Rayya tajam.
"Bisa lihat jam nggak?" Rayya mengangguk, ikut duduk dengan Farel.
"Jam berapa coba?"
"Jam 5 lah, emang Rayya anak TK? Farel tau nggak, padahal anak TK udah pada bisa lihat jam loh." Farel memutar bola mata untuk mengalihkan pandangannya dari si rempong Rayya. "Terus kenapa lo udah bangunin gue?"
"Farel solat dulu sana."
"Udah dari tadi, gue baru aja mau tidur lagi." Farel kembali berbaring.
"Rayya udah mandi dari jam 3 loh. Hari ini kan hari pertama kita masuk di kelas 12. Nanti kita akan ketemu sama ade ade ganteng dan cantik, kita harus jadi contoh yang baik buat mereka. Siapa tau juga ada yang kepincut sama kita hahaha"
Rayya berdiri di hadapan cermin sambil menata kembali jilbabnya.
"Kalo lo mandi jam 3, pasti nyampe di sekolah udah kecut lagi."
Farel bangun dan mengambil pakaiannya di lemari, ia tidak kuat mendengar ocehan sahabatnya, lebih baik ia menurut saja.
Farel beranjak ke kamar mandi, tapi Rayya mengikutinya hingga ke dalam.
"Lo ngapain?"
"Mau mastiin Farel beneran mandi atau nggak."
Rayya tersenyum sambil menutup pintu kamar mandi.
"Emang ngapain lagi kalo nggak mandi? Dasar cewek rempong."
Farel membuka pintu lalu mendorong Rayya keluar.
"Rayya kan mrs. rempong, kalo Farel mr. kepo." teriak Rayya tidak mau kalah.
Rayya masih kesal karena Farel terus mengatainya rempong, sebenarnya memang kenyataan sih. Ia berniat untuk mengerjai Farel.
Rayya keluar dari kamar Farel menuju meja makan tempat Karin, mama Farel yang sedang menyiapkan makanan.
"Tante, mau Rayya bantu?"
"Rayya, nggak usah sayang. Gimana Farel udah bangun belum?"
Karin sibuk menata makanan di meja makan dibantu Rayya yang tadinya sudah ditolak Karin.
"Sudah kok, dia lagi mandi."
"Tante, Rayya boleh pinjem lipstik tante?" lanjut Rayya sedikit canggung.
"Rayya mau pakai lipstik?"
Dengan cepat ia menggeleng, ia sedikit malu karena belum pernah memakai riasan ke sekolah.
Padahal banyak temannya yang sudah menggunakan lipstik tipis sehingga tidak terlalu terlihat.
"Rayya cuma ma..."
"Bentar ya tante ambilin." Karin masuk ke kamarnya meninggalkan Rayya seorang diri di meja makan.
Rayya memasukkan lipstik ke tas Farel tanpa sepengetahuan sang pemilik tas. Rayya tersenyum penuh kemenangan, tidak sabar melihat ekspresi Farel nanti.
Farel keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah, membuat pria itu terlihat lebih tampan.
"Ngapain lo senyum senyum gitu?" Farel melihat Rayya sedang tersenyum ke arahnya.
Rayya menggeleng pelan dan segera mengambil tasnya untuk turun.
"Ayo kita sarapan." Rayya membuka pintu kamar dan keluar begitu saja.
"Pemilik rumahnya gue apa dia sih, masak yang ngajak makan dia? Duh kepo gue." Farel ngomong sendiri sambil menyisir rambutnya di depan cermin.
Rayya turun dari kamar Farel menuju meja makan, ia melihat Narendra dan Karin duduk bersebelahan.
"Pagi tante, om." sapa Rayya dengan senyuman lebarnya lalu duduk di hadapan Karin.
"Pagi." jawab kedua pasangan di depan Rayya.
Langkah kaki Farel terdengar karena jarak tangga dan meja makan cukup dekat.
Farel meletakkan tasnya dibawah lalu duduk di samping Rayya.
Rayya mengambil dua ayam goreng, padahal satu untuk Farel yang sangat menyukai bahkan mencintai ayam goreng.
"Itu kan buat gue."
Rayya tidak merespon Farel, ia tetap asyik dengan makanannya.
"Nggak papa, masih ada ayam di dapur ambil sendiri sana." Karin tertawa melihat tingkah sahabat putranya yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri.
Farel pergi ke dapur sambil membawa piringnya dengan kesal.
"Rayya, lipstik tadi buat apa?" tanya Karin membuat Rayya hampir tersedak.
Rayya terlihat kebingungan, ia tidak tahu harus menjawab apa. Bisa bisa rencananya gagal oleh ibu sahabatnya.
"Lo pake lipstik Ray?" Farel kembali dari dapur, dan tertawa keras.
Rayya menyengirkan bibirnya, ia malu setengah mati. Seorang Rayya yang sama sekali belum pernah memiliki atau bahkan memakai skincare, mulai mencoba menggunakan lipstik?
"Farel kepo."
Rayya melanjutkan kegiatan makannya tanpa menjawab pertanyaan Karin.
"Emang, lo udah berubah Ray?"
"Namanya juga perempuan, pasti ingin terlihat cantik di depan laki laki, seperti mama Karin." Karin tersenyum tulus sambil melirik pria disampingnya, Narendra.
Rayya tertawa kecil, padahal bukan itu niatnya.
Ada yang baca nggak ya? Maaf ya kalau jelek atau apalah wqwq. Ini hanyalah fiksi atau maaf, halu aku ya.
Yang baca tolong dong, boleh like, boleh comment, boleh share, boleh subscribe juga kok.
Bener nggak? Ya nggak? Ya kan? Ya dong?
Salam sayang dari Farel dan Rayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaRa Kepompong
Romance"RAYYA EMANG CEWEK REMPONG YANG SELALU NYUSAHIN FAREL!" "KALO GITU LO PERGI DARI HIDUP GUE! BERHENTI NYUSAHIN HIDUP GUE!" Halo semuanyaaaa, salam sayang dari Rayya. Rayya sama Farel sudah sahabatan dari SD, padahal awalnya kita tuh musuhan. Rayya ma...