Farel mencari keberadaan objek yang dicarinya. Seorang gadis yang sedang berjalan sendirian. Ia menghentikannya dan berdiri di hadapannya.
"Hai."
Sapa Farel ditambah dengan senyuman manisnya.
"Hai?" balas gadis itu.
"Gue Farel anak kelas 12A." Farel mengulurkan tangannya.
"Tania."
Tania membalas uluran tangan Farel, dan senyumannya membuat gadis itu semakin terlihat cantik, seperti yang dikatakan Devan.
***
"Farel mana?" Setelah kembali dari kantin ke kelas, ia berharap bahwa Farel ada didalamnya, tapi nihil. Rayya terus menanyakan dimana keberadaan Farel melalui chat, namun hanya dua centang putih yang didapatkannya.
Rayya terus mengusik Devan dan Arya yang sedang bermain games. Ia menyuruh mereka untuk mencari Farel, namun Rayya tak dianggap.
Hari ini memang tidak ada pelajaran karena hari pertama sekolah, sehingga mereka bisa melakukan apapun sepuasnya.
Rayya memutuskan untuk mencari Farel sendiri. Entah kenapa ia merasa khawatir, takut terjadi sesuatu pada Farel. Rayya tidak ingin kehilangan sahabatnya itu.
Matanya melebar melihat pemandangan buruk di hadapannya. Dua manusia itu tengah duduk berdua di kantin yang sedang sepi.
"Fareeeel." teriak Rayya mengagetkan dua insan itu.
Rayya menyuruh seorang perempuan di samping Farel pergi, lalu kursi kembali diisi lagi oleh Rayya.
"Sa..saya pergi dulu kak."
Perempuan itu pergi, takut jika harus berhadapan dengan seorang Rayya.
Menyisakan dua manusia aneh disana. Rayya ngos ngosan karena terus berlari mencari dimana Farel. Farel berdiri, hendak meninggalkan Rayya. Rayya menahan tangan Farel agar tidak meninggalkannya.
"Bentar ya Rayya masih capek."
"Dari tadi Rayya nyari Farel sampe keliling sekolah, nggak taunya Farel disini."
Farel bisa melihat jelas keadaan Rayya, keringat mengalir, wajahnya memerah, napasnya ngos ngosan.
Tapi Farel tidak peduli, siapa juga yang memintanya untuk mencari dia."Beliin minum dong Rel."
Dengan lesuh, Farel membelikan air dingin untuk Rayya.
Rayya kembali segar, meminum air dingin seperti surga dunianya saat ini.
"Rayya minta Farel berhenti jadi playboy cap elang!"
"Lo minta gue jadi apa? Jadi playboy cap bekicot?"
"Jangan jadi playboy Farel!"
Farel tidak mengubah ekspresinya, tetap berdiri dengan muka datar tidak peduli pada Rayya.
"Rel, Rayya mau ngomong sesuatu sama Farel." Ucap Rayya sedikit terbata.
Farel menaikkan alisnya, ia duduk kembali di samping Rayya.
"Rayya kayaknya suka deh sama Farel."
"Rayya kayak nggak mau kehilangan Farel gitu."
"Farel ngerasa gitu juga nggak?"
Rayya berkata tanpa jeda, memegang tangan Farel. Berharap pria dihadapannya merasakan yang sama.
"Nggak."
"Mungkin itu cuma rasa persahabatan Ray."
Farel berdiri meninggalkan Rayya seorang diri. Tidak tahu kenapa pria ini berubah.
***
"Tante, maafin Rayya ya." Rayya menyalami tangan Karin. "Tadi Rayya pinjem lipstik tante buat ngerjain Farel, ini lipstiknya." Rayya cengengesan.
Karin mengambil lipstiknya dari tangan Rayya. Tersenyum, apapun tingkah gadis imut itu ia selalu menyukainya.
"Baguslah, apa Pak Zulfi marah?"
Ada yang baca nggak ya? Maaf ya kalau jelek atau apalah wqwq. Ini hanyalah fiksi atau maaf, halu aku ya.
Yang baca tolong dong, boleh like, boleh comment, boleh share, boleh subscribe juga kok.
Bener nggak? Ya nggak? Ya kan? Ya dong?
Salam sayang dari Farel dan Rayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaRa Kepompong
Romance"RAYYA EMANG CEWEK REMPONG YANG SELALU NYUSAHIN FAREL!" "KALO GITU LO PERGI DARI HIDUP GUE! BERHENTI NYUSAHIN HIDUP GUE!" Halo semuanyaaaa, salam sayang dari Rayya. Rayya sama Farel sudah sahabatan dari SD, padahal awalnya kita tuh musuhan. Rayya ma...