Avenged 01

16 0 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 malam, kini seorang gadis dengan ditemani segelas susu coklat hangat kesukaannya duduk di ruang keluarga dengan laptop di meja.

Gadis itu bernama Laras, gadis blasteran korea-indo itu terlihat sangat di sibukkan dengan tugas-tugas nya sebagai penulis, gadis cantik dengan usia 17 tahun itu terlihat sangat serius dengan laptop dan cerita karyanya.

Tiba-tiba..

"sayang udah jam sembilan, kamu nggak tidur?" tanya Liona- bunda Laras.

"iya bun bentar, hari ini, bulan ini akan ada pergantian tahun, dan ini pergantian tahun yang aku rayakan di indonesia tempat dimana bunda lahir, dan aku harus merayakannya bukan?" ujar Laras.

"kamu mau ngerayain tahun baru kali ini" tanya wanita paruh baya itu.

"iya bun"

"yaudah, mumpung masih jam sembilan kita ke market dulu yuk beli jagung, daging sama sosis buat bakar-bakar nanti sama abang kamu juga" ajak Liona.

Dengan semangat yang menggebu-gebu, Laras pun berdiri dari duduk nya dengan senyum yang lebar.

"ayok bun" ujar Laras.

Lalu keduanya pun pergi ke market terdekat membeli jagung, daging dan sosis untuk bakar-bakar nanti sambil menikmati petasan-petasan yang terlihat di langit sana.

Setelah 15 menit mengelilingi market, dua wanita dengan umur yang berbeda itu pun berjalan menuju kasir dengan troling yang penuh dengan minuman dan makanan untuk menyaksikan pergantian tahun nanti.

Setelah membayar semua nya, Laras dan Liona pun memilih pulang, namun saat menuju parkiran dengan tidak sengaja nya Laras menabrak seorang cowok tinggi, putih, hidung yang mancung, tubuh yang terisi, itu sangat terlihat sempurna dimata Laras.

"perfect" ujarnya menatap lelaki di depannya.

"mata lo di mana hah? Gak tau apa ada orang lewat?!" sarkas lelaki itu dengan nada yang terdengar dingin.

"sorry, gue tadi gak liat elo" jawab Laras acuh.

"lain kali hati-hati" jawab lelaki itu, lalu pergi meninggalkan Laras dan Liona yang tercengang dengan sifat lelaki itu.

"dasar crazy" kesal Laras.

Lalu mereka pun memilih pulang menuju rumah karna jam yang menunjukkan pukul 10 malam, sedangkan mereka belum menyiap kan bahan dan alat untuk bakar-bakar nantinya.

5 menit perjalanan pulang, kini Laras dan Liona pun sampai di rumah, kini keduanya sedang di sibukkan dengan menyiap kan alat dan bahan-bahan yang di butuhkan, seperti tikar, alat pemanggang, arang dan lainnya.

"abang itu bakar sosi nya yang bener" kesal Laras saat melihat Dio bermain ponsel terus-terusan.

"iya iya bawel lo Ras" kesal Dio.

"bacot lo bang"

"udah-udah ini napa pada adu mulut sih?!" saut Liona yang membawa bumbu untuk daging bakarnya nanti.

"dia tuh bun ngejak baku hantam" tunjuk Laras pada Dio, sedangkan yang di tunjuk pun hanya diam, toh percuma dia adu mulut sama adik nya itu yang ada tidak akan ada habis-habis nya nanti.

"udah diem" lerai Liona.

Lalu ketiganya pun sibuk dengan kegiatan masing-masing, hingga acara puncak pergantian tahun pun tiba, tepat pukul 12 malam petasan pun menghiasi langit malam untuk merayakan dan menyambut tahun dan bulan baru dengan harapan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

"petasannya keren" ujar Laras "gak kayak di korea kalo ngerayain apa-apa mesti make minuman gitu" lanjutnya dengan nada kesal.

"bwahaha gitu-gitu juga lo mau" saut Dio.

"terpaksa anjir"

Mereka pun tetap melanjutkan acara bakar-bakar sederhana yang Liona ide kan tadi, hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 2 pagi, ketiga nya pun memilih tidur ke kamar masing-masing.

Tapi langka ketiga orang itu pun terhenti di depan pintu utama rumah besar itu, Laras yang mendengar suara baku hantam pun menajamkan pendengarannya untuk memastikan apa yang terjadi di depan gerbang rumahnya.

Dengan sigap Laras pun menaruh barang-barang yang di bawanya ke lantai, lalu melangkah dengan cepat menuju depan gerbang rumahnya, Dio yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya pun mengikuti langkah Laras menuju depan gerbang sedangkan Liona ia memilih masuk ke dalan karna ia yakin putra dan putri nya itu pasti bisa menyelesaikan pertengkaran yang terjadi di luar sana mengingat Laras yang memegang sabuk hijau dan Dio yang memang jago karate.

Di luar, langkah Laras pun terhenti saat melihat lelaki kasar, dingin, dan cuek yang tak sengaja ia tabrak di market tadi dengan keadaan wajah yang babak belur penuh dengan luka memar di wajahnya.

Dengan segera Laras pun melangkah membantu lelaki itu melawan penjahat yang sedang menyekap seorang gadis dengan mengandalkan pisau yang ia taruh di area leher gadis itu.

Laras yang melihat wajah gadis itu ketakutan pun dengan sigap mengambil batu yang ada di dekatnya, lalu melemparnya ke arah preman yang memegang pisau itu.

"BANGSAT" teriak sang preman saat batu lemparan Laras tadi mengenai pelipis preman tersebut membuat darah mengalir dengan derasnya.

"mampus makan noh batu" teriak Laras menertawai preman bodoh itu.

"dasar kurang ajar banget lo pake ngelempar nih batu ke temen gue" ucap preman yang lain sambil melempar batu ke arah Laras.

Namun dengan sigap Laras menerima batu itu dengan mudah, dan sekarang batu itu pun berada di tangannya tepat di tangan kiri.

"gede juga ya nyali lo!!" ucap Laras dengan seringaian maut nya.

Bugh

Dengan sekali pukulan preman itu pun jatuh ke aspal depan gerbang rumah Laras, sedangkan 2 preman yang lain pun langsung maju menghajar Laras, namun dengan gesit dan lincah nya ia pun mengalahkan para preman tersebut hingga mereka pun pergi kabur karna ketakutan.

"hebat adek gue" ujar Dio sambil merangkul Laras.

"lo gak papa?" tanya Laras ke gadis yang berada di samping lelaki itu.

"i-iya gue gak papa" jawab nya gugup.

"sans ae" ujar Laras saat melihat kegugupan gadis itu "nama lo siapa?" tanya Laras pada lelaki yang di tabraknya di market.

"gue Alland, lo?" jawab Alland.

"Laras, panggil aja Laras or Ara" jawab Laras.

"lo blasteran?" tanya Alland.

"yoi, lo bener" jawab Laras terkekeh "eh btw nama lo siapa?" tanya nya pada gadis yang ia tolong.

"gue Anggun" jawabnya.

"ohh hai, oh lupa gue (sambil menepuk jidat) dia abang gue nama nya Dio, bukan Di.o anggota band korea ya" candanya sambil memegang lengan Dio.

"haha iya gue paham" ujar Alland dan Anggun dengan tawanya.

"lo ganteng juga ya kalo ketawa" ucap Laras tanpa sadar.

"hah apa?" tanya Alland saat mendengar ucapan Laras.

"hah? Eh! Gak papa kok, mau masuk dulu gak?" tawar Laras pada Allan dan Anggun.

"gak usah, gue langsung pulang aja sama adek gue, rumah gue sebelah lo tuh" tolak Alland sambil menunjuk rumah bernuansa Eropa "eh iya happy new year, sorry tadi di market gue bikin lo greget" lanjutnya

"oh itu sans ae happy new year juga Anggun Alland, yaudah lo hati-hati pulangnya, gue sama abang gue masuk dulu, bye.." jawab Laras ramah.

"oke, byee.."saut Alland dan Anggun bersamaan.

🌺🌺🌺

AvengedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang