Bagian Satu

252 17 1
                                    

"Hyunjin, kenapa kamu suka mengangkat kepala duluan setiap waktu berdoa? Padahal belum ada tanda kalau berdoa selesai."

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?

Aku cuma ingin punya waktu menatap wajahmu tanpa harus berbagi dengan orang lain, untuk aku sendiri..."

Bagian satu

"Hyunji, gimana?", tanya seorang wanita paruh baya yang juga sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur.

"Haaa? gimana apa Bu? Kenapa tiba-tiba tanya bagaimana?". Balas seorang gadis muda yang sedang menuangkan segelas air di meja makan.

"Oh, maksud Ibu, gimana dengan lamaran kerja kamu? Apa kamu berhasil di terima di sekolah itu?".

Mendengar maksud pertanyaan dari sang Ibu, gadis itu tampak mengubah mimik mukanya menjadi malas.

Gadis itu bernama Hyunji, Kim Hyunji lebih tepatnya. Anak ke dua dari dua bersaudara, dia memiliki kakak laki-laki bernama Kim Taehyung, sejak kecil Hyunji dan Tehyung di besarkan oleh Ibunya saja, karena Ayah mereka meninggalkan mereka begitu saja tanpa alasan yang jelas saat Taehyung berusia 5tahun dan Hyunji baru menginjak 1tahun. Jadi jangan tanyakan apa itu 'Ayah' pada mereka berdua. Mengingat mukanya saja mereka tidak mampu.

"Ibu, boleh tidak kalau aku tidak jadi seorang guru?".

Ucapan itu membuat Ibu Hyunji yang awalnya sedang sibuk menata piring, menghentikan pekerjaannya dan langsung menghampiri anak gadisnya.

"Lohh, ada apa dengan anak Ibu? Hmmm?". Tanyanya lembut sambil mengusap pelan rambut anaknya itu.

"Ibu...tau...kan, kalau aku sebenarnya ga mau..........."

Belum sempat Hyunji menyelesaikan ucapan nya, tiba-tiba seorang laki-laki datang dari arah tangga dan langsung menghampiri mereka.

"Kenapa? Kamu kan udah di terima di sekolah itu? Apa yang sering aku bilang? Kamu harus banyak bersyukur. Kamu bahkan empat tahun lebih muda dari aku, tapi kamu sudah lulus kuliah, sedangkan aku masih pusing membagi waktu antara kuliah dan bekerja..."

Mendengar ucapan kakaknya yang begitu panjang di pagi ini. Membuat Hyunji merasa lebih bingung lagi, dan akhirnya dia hanya menundukan kepalanya di meja.

"Hyunji, kalau kamu tidak mau mengajar disana....."

Mendengar Ibunya mulai mengatakan kata yang tidak-tidak, Hyunji langsung bangun dan berkata dengan semangat pada Ibunya.

"Engga engga... Ibu jangan bilang gitu, Bang Taehyung benar Bu, aku ini kurang bersyukur, harusnya aku bahagia, dari SD ga pernah ngeluarin biaya buat sekolah, aku juga lulus jauh lebih cepat dari orang lain... Aku mau ngajar di sekolah itu, demi Ibu..."

Sang Ibu yang tadinya merasa cemas, akhirnya mulai tersenyum dan memeluk sembari mengusap-usap kepala Hyunji.

#

"Hey, ngapain?" tanya Taehyung yang tiba-tiba masuk ke kamar Hyunji dan langsung merebahkan badan nya di kasur.

"Keliatan nya gimana?!" balas Hyunji sinis.

"Ye, galak amat, sekarang udah besar dan galak ya, awas aja kalau minta sesuatu lagi sama abang." sambil mengacak-acak gemas rambut adiknya yang lusa nanti akan berangkat ke Seoul untuk mengajar di salah satu SMA favorit disana.

"Aku bakalan anter sampai ke Seoul, eh sampai ke depan pintu apartement aja"

"Ga usah repot-repot Bang, aku udah besar, aku bisa sendiri" balas Hyunji dengan nada yang seolah meyakinkan kakaknya itu.

(ROMANCE)-PLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang