"....tapi, ini tidak gratis......"
Bagian Tiga
"Pa..pacaran dengan guru? I...itu beneran bu???"
Hyunji sepertinya sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Ny.Nara, bahwa Hyunjin pernah pacaran dengan seorang guru.
"Iya, kejadian nya waktu Hyunjin masih kelas 1, waktu itu ada guru seni yang baru di pindahin ke sekolah ini, dia juga masih muda, umurnya sekitar 24 tahun kalau tidak salah, awalnya semuanya keliatan normal. Dia ngajar di kelas A sampai D, aku mulai curiga karena kalau dia ngajar di kelas lain, dia...selalu keluar sebelum jam pelajarannya habis. Tapi kalau dia ngajar di kelas Hyunjin...dia keliatan bersemangat, bahkan sering melebihi waktu."
"Lalu...gimana lagi bu kelanjutannya?"
Hyunji tampak begitu penasaran dan tertarik dengan cerita itu.
"Suatu hari satu per satu guru mulai lapor, katanya mereka sering dapet laporan dari murid kalau guru seni itu dan Hyunjin sangat dekat, melebihi kedekatan seorang guru dan murid. Akhirnya aku panggil guru itu, aku tanya baik-baik, tapi ya.... dia selalu bilang bahwa dia sudah anggap Hyunjin seperti adiknya sendiri. Awalnya aku percaya, tapi suatu hari, waktu aku dalam perjalanan pulang, aku liat mereka jalan berdua, bukan cuma jalan, mereka saling pegangan tangan, saling rangkul, pelukan...."
"Jadi....karena itu, ibu tau kalau mereka punya hubungan yang lebih dari sekedar guru dan murid?"
Lagi-lagi, sebelum melanjutkan ceritanya, Ny.Nara menghela nafas panjang dan memejamkan matanya untuk beberapa detik. Hyunji yang melihat itu mulai berfikir bahwa Hyunjin adalah seorang 'penjahat yang berlindung di balik wajah polosnya'.
"Suatu ketika.... aku keliling sekolah bersama dua orang kesiswaan, dan tepat di depan pintu ke rooftop, salah satu kesiswaan denger ada suara dari dalem pintu, karena kita penasaran...kita coba buka pintunya tapi seperti terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu di buka paksa dengan cara di dobrak, dan waktu pintunya terbuka...aku lihat Hyunjin dengan guru seni itu, Hyunjin sibuk mengusap-usap mukanya, dan guru itu...merapihkan rambutnya yang berantkan..."
"Lalu...nasib guru itu gimana bu...?"
"Tanpa pikir panjang, komite sekolah langsung membuat keputusan untuk memberhentikan guru itu, dan katanya... sekarang guru itu berhenti dari pekerjaannya karena malu... ah...mengingat kejadian itu membuat aku pusing".
Di akhir ceritanya, Ny.Nara menghempaskan badannya ke sofa besar yang ada di ruangannya. Melihat itu, Hyunji segera menghampiri dan memberikan segelas air.
"Ibu, ibu gapapa? Maaf ya bu...karena aku banyak nanya, ibu jadi pusing dan ibu harus inget-inget kejadian itu lagi...maaf ya bu..."
Hyunji kelihatan menyesal dan merasa bersalah karena sudah membuat Ny.Nara mengingat semua kejadian yang pernah hampir membuat reputasi sekolahnya hancur itu.
"Tidak apa apa kok... aku pikir aku memang harus menceritakan hal itu, biar tidak ada lagi kejadian yang sama. Itulah kenapa aku bilang kalau kamu harus jaga diri baik-baik disini, aku takut akan ada kejadian semacam itu lagi, tapi...aku percaya kamu pasti bisa jaga diri, ya kan?"
Ny.Nara menatap Hyunji dengan tatapan yakin sambil mengelus bahunya. Bisa dilihat bahwa dia berharap bahawa Hyunji bisa menjaga dirinya dengan baik di sekolah ini.
#
"Bang, aku kebagian ngajar di kelas laki-laki... berarti aku harus galak ya bang?"
Hyunji tengah melakukan panggilan video call dengan kakaknya dan menceritakan kejadian yang di alaminya hari ini, mulai dari keterkejutannya saat mendapat bagian mengajar di kelas laki-laki, hampir terkena lemparan bola, sampai cerita Ny.Nara soal Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(ROMANCE)-PLICATED
Fanfiction"Hyunjin! Sebentar lagi kamu ujian." "Lalu?" "Seharusnya kamu banyak berdoa, supaya kamu tidak gagal!" "Aku sudah pintar, lagian aku punya permohonan baru yang selalu aku semogakan belakangan ini..." "Apa?" "Memilikimu..."