Chapter 1

6 1 0
                                    

Adisty merasa tidurnya terganggu tatkala sepasang tangan mungil memukul keras wajahnya beberapa kali. Tidak hanya itu, matanya terbuka lebar ketika merasakan sesuatu yang menetes di wajahnya.

"Sagaaaaa~" Adisty menjerit tertahan begitu melihat sosok pelaku.

Seorang balita yang mengganggu tidurnya itu malah tergelak riang tanpa dosa di atas tempat tidur.

"Titi banguuuuuuuuunnn!"

Balita itu pun ikut menjerit sambil tertawa saat kembali memukul wajah Adisty, sampai gadis itu benar-benar terpaksa bangkit dan menggelitiki si balita dengan gemas.

"Dasar anak nakal!"

"Hihihihi.... Bundaaaaaa..."

Balita itu pun mengeluarkan jurus andalannya dengan berteriak memanggil bantuan. Tidak perlu waktu lama sampai kamar Adisty dibuka dari luar dan wajah Aluna menyembul dari balik pintu dengan cemas.

"Kenapa Saga?"

Balita itu mengangkat tangannya dan menggapai saat melihat sosok Aluna di pintu sambil memasang wajah memelas andalannya.

"Bunda, titi nakal!" ujarnya dengan nada khas anak kecil.

"Disty, dilepas dulu itu Saga kasihan." Aluna langsung masuk dan mengambil alih putranya ke dalam gendongan.

"Bunda, titi udah bangun!" ucap Saga sambil mengangkat kedua tangannya ke atas di dalam gendongan Aruna.

"Gak pakai iler juga, Saga! Jorok banget ih~" Adisty yang sudah beranjak dan langsung mengambil handuknya yang digantung di balik pintu.

"Titi kebo sih, wleee~"

Selesai berucap begitu, si balita langsung menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukan Aluna yang terkekeh melihat rutinitas pagi antar adik perempuan juga putra semata wayangnya tersebut.

Adisty adalah adik bungsu Aluna, tantenya Saga, si balita kecil dalam gendongan Aluna saat ini. Entah kenapa meski sudah sebesar ini, gadis itu masih sulit bangun pagi. Sejak dulu, Aluna memang harus bersusah payah untuk sekedar membangunkan sang adik.

Tetapi sejak memiliki Saga, tugas membangunkan gadis itu dengan sukarela dilakukan oleh putranya, dan memang terbukti sukses. Meski keduanya akan berakhir ribut seperti tadi.

"Udah, udah, tante sama keponakan kapan akurnya. Sama aja kalian tuh ya."

Aluna menurunkan putranya yang langsung berlari keluar kamar dengan riang, sementara Aluna melirik tempat tidur Adisty yang masih berantakan.

"Udah kak, biar aku aja." ucap Adisty, seakan tau jika kakaknya akan mengambil alih membereskan tempat tidurnya.

Aluna menghela nafas dan mengangguk.

"Ya sudah, kakak tunggu di meja makan ya." Setelah mendapat anggukan dari adiknya, Aluna pun kembali menuju dapur.

Di meja makan, Ia tersenyum melihat putra kecilnya yang sudah duduk manis di tempatnya yang biasa. Karena mangkuk dan gelas bergambar karakter beruang milik Saga, sudah ditata Aluna di atas meja. Aluna pun segera menuju dapur untuk menyendok sepiring nasi goreng untuk dirinya sendiri yang belum sempat Ia lakukan karena mendengar teriakan putranya tadi, lalu meletakkan di atas meja makan

"Kenapa belum makan?" tanya Aluna pada putra kecilnya.

"Nungguin bunda." ucap si balita tersenyum lebar sangat menggemaskan dengan pipi bulatnya yang kemerahan.

Aluna tersenyum lembut dan berujar, "Ayo makan dulu, habis ini mau langsung berangkat kan?"

Tiba-tiba si kecil menepuk pelipisnya dan membuat Aluna sedikit terkejut, "Ah lupa, bunda, bu guru bilang mau bicara sama bunda hari ini." ucap Sagara masih dengan nada lucunya.

Don't Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang