EPS : 5

1.1K 61 26
                                    

KAMPUS VOKSA : 14.07

Setelah kepergian Brian, Gio pun menghembuskan nafasnya kasar. Kedua matanya menatap Brian dengan penuh kesedihan. Bagaimana tidak? Brian jauh-jauh datang kesini hanya untuk mencari Darius yang ternyata Darius sendiri tak mau dirinya ditemukan.

“Bagus. Lo gak jadi mati hari ini.”

Gio menolehkan kepalanya menatap sosok lelaki tinggi sedikit kurus dan berkulit pucat. Ditambah dengan tatapan matanya yang tajam seolah ingin membunuh Gio dengan sekali tusuk.

“Alex?” sapa Gio ketakutan. “Sejak tadi lo merhatiin gue sama saudara Darius?”

“Iya. Untung aja lo gak ngasih tahu dia, kalau sampai lo keceplosan gue bakal mergokin lo saat itu juga,” jawab Alex dingin lalu melangkahkan kakinya melewati Gio.

“Tunggu lex!” pinta Gio tanpa sadar menyentuh bahu lebar milik Alex. Dengan cepat Alex menolehkan kepalanya dan menatap Gio dingin.

“Apa lagi?” tanya Alex sambil membenarkan tas selempang hitamnya.

“Kenapa kita gak ngasih tau dia tentang keberadaan Darius?” tanya Gio masih tak mengerti.

“Entahlah, kenapa juga ya?” tanya Alex pada dirinya sendiri lalu menatap Gio tajam.

“Bukannya lo kenal Darius? Bahkan berteman lama?” tanya Gio menaikkan alisnya.

“Sok tau” jawab Alex sambil berdecih.

“Ayo lah! Gue gak tega melihat saudara angkatnya tadi! Dia bilang kalau Darius sudah hampir 3 tahun tak ada kabar” ucap Gio tak tega.

“Diamlah! Lo banyak bicara juga ya ternyata?!” bentak Alex sambil menarik kerah baju Gio.

Tanpa sadar mereka pun menjadi pusat perhatian. Karena keributan mereka berdua salah satu petugas kebersihan disana langsung melerai mereka dan menyuruh untuk keluar dari lobby kampus Kriminologi.

“Gue dulu sempat berteman dengan dia, tapi sudah tidak lagi karena identitas gue. Sialnya gue bertemu lagi dengan Darius, bahkan terlibat dengan masalahnya! Gue tahu dia dimana sekarang, tapi dia menyuruh gue buat diam! Begitu juga dengan lo! Jadi jangan berulah kalau lo ga mau berurusan sama Darius, sang ketua geng dan orang kayak gue!” ucap Alex tegas lalu pergi meninggalkan Gio.

“Tunggu Alex! Tungguin!” teriak Gio lalu mengejar Alex.

KAMAR BRIAN : 18.02

Brian membasuh wajahnya beberapa kali dengan air dingin dan menatap kedua matanya di cermin, lalu dia menghembuskan nafasnya kesal berusaha mengingat perkataan jahatnya tadi, bahkan membentak Pak Elron dan gurunya sendiri, Rugia.

“AKH!!! DASAR BODOH!! INI SEBABNYA KAU DIBUANG SAMA AYAH BENAR?!!” teriak Brian sambil memukul kepalanya kesal.

Brian pun keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kering. Saat hendak duduk di pinggir kasur tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya.

“Saya sedang ingin sendiri!” teriak Brian dari dalam kamarnya.

Namun, tak ada balasan. Setelah sekian detik tiba-tiba saja ketukan itu kembali terdebgar dan tetap mengganggu Brian.

“Sudah saya bilang pergi!!” bentak Brian kesal hingga kedua matanya menyala.

"Kamu tidak akan mengusir pamanmu sendirikan, calon raja?” ucap seseorang dari luar kamar.

“Paman?” ucap Brian kaget.

Dengan cepat Brian segera beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu kamarnya. Dia menatap kaget seorang paman yang sudah lama tidak bertemu.

The WastedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang