part 2

1.2K 95 3
                                    

,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.,.

Aku memilih mengabaikannya, karena aku tahu bahwa pakaian yang ku kenakan ini memang  beli satu gratis tiga.

Sepertinya lelaki ini tipe orang yang kurang belaian, lihatlah ketika aku mengabaikannya.

Tampaknya dia berdecih, aku juga tentu membalasnya.

Dan kini aku memilih masuk saja, sebelum masuk kedalam rumah ini aku mendengar suara teriakan seorang perempuan.

"Aduh, ampun Jen" lelaki itu mengaduh, tentu dia begitu karena perempuan tadi mencubit pinggangnya. Yang mana ku kira itu sepertinya tidak sakit.

"Kau itu melakukan kekerasan pada perempuan!" Atensi itu mengarah kepadaku, "hei si babi hutan ini tadi mau menarik rambutmu, katakan 'Jennie tolong pukul kepala si babi ini' --maka aku akan melakukannya" napasnya tampak terengah seusainya.

Oh jadi namanya Jennie, aku berkira-kira berapa usianya. Wajahnya tampak masih muda, dan pakaiannya sangat berkelas, aku menduga pasti harganya tidak murah. Tidak seperti diriku yang sekarang mengenakan pakaian buy one get three.

"Katakan sesuatu"

Aku memilih lebih baik biarkan saja, toh lelaki itu tidak jadi menarik rambutku.

"Tidak usah, terimakasih atas kepedulianmu" ucapku.

Tampak Jennie merengut sebal, astaga wajahnya tampak menggemaskan! Aku jadi penasaran dengan yang lainnya.

Seruan satpam menganggu ku, dia menyuruhku masuk dan membiarkan diriku mengangkat koperku yang benar-benar berat.

.
.

"Tzuyu! Ah my honey sweetie" Tubuh Chaeyoung yang kecil langsung menghampiri Tzuyu, terlalu bersemangat sepertinya hampir saja Chaeyoung bakal tersungkur.

Kalau itu terjadi tentu Tzuyu tidak akan menolongnya, mengingat kenangan lama ketika ia duduk di sekolah menengah dulu.

Jahat memang, tetapi Tzuyu tidak semalaikat itu. Sifatnya masih banyak yang harus ia perbaiki, tapi tidak sekarang.

"Ayo, aku tunjukkan kamarmu!" Chaeyong menarik tangan Tzuyu, kopernya...

"Tunggu jangan khawatirkan koper itu, disini sudah ada babu tukang angkat koper oke.." setelah mengatakannya Chaeyoung menepuk pundak Tzuyu mantap.

"Hoi, Chanbin! Baper, babu tukang angkat koper ayo kemari!" Teriakan Chaeyoung padahal tidak terlalu keras melainkan pelan tetapi kenapa si Chanbin ini seperti diteriakin oleh raksasa.

"Ini yang kau bilang tadi?" Chanbin bertanya pada Chaeyoung sembari melirik Tzuyu sebentar.

"Iya, aduh kenapa aku jadi mau buang air besar sih? Chanbin kau sudah tahukan kamar Tzuyu letak dimana? Tolong antar ya! Aku mau ke toilet dulu" Dan Chaeyoung langsung lari terbiri-biri, sembari memegang intimnya.

Astaga, apakah gadis itu tidak malu?

"Ck, ayo nona beli baju satu gratis tiga"

Hah, apa? Bagaimana bisa Chanbin mendengarnya jikalau lelaki itu sedaritadi berada di lantai dua?

Tzuyu hanya tidak tahu saja, selain Chanbin spesialis angkat koper dia juga spesialis telinga. Mungkin spesialis telinga itu hal baru, karena kemarin Chanbin barusan ke doktet THT untuk mengeluarkan satu kalung emas yang masuk ketelinganya. Maka dari itu pendegaran telinganya sangat tajam, bahkan Changbin bisa mendengar semut bergosip di ubin sana.

[]

Hey, Tzuyu! | Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang