,.,
.
.Setelah perkenalan yang menurut Tzuyu tidak terlalu penting, ya tidak penting karena Tzuyu suka lupa-ingat dengan orang-orangnya, yah biar saja toh nanti lama-lama juga bisa ngingat sendiri.
Nama tidak penting, memang. Namun merampok (astaghfirullah) jauh lebih penting. Walaupun kaya, tetap ia tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada barang-barang mahal.
Ingatkan Tzuyu nanti untuk mengambil uang di brankas rahasia mereka atau merampok barang antik mereka.
.
."Bob, temenin gih si Jisoo belanja ke pasar atau minimarket gitu, stok makanan udah tinggal dikit nih." Jinyoung menarik kursi yang diduduki oleh Bobby dengan semangat, nyaris aja kursi itu mau patah kalau Bobby tidak segera berdiri, lalu berteriak dengan suara ehem (lakinya) yang keluar.
"Oi, kau pikir mamakmu yang beli kursi?!"
Jinyoung merotasikan bola matanya "Engga, udah masalahnya bukan kursi anjir, udah temenin cepat" lalu lelaki itu kembali asyik mendorong Bobby yang tentu membuat sosok itu mengerang kesal.
"Astaga, Pakai grab sajalah! Hidup sudah mudah tidak usah dibawa ribet!"
"Kan untuk hemat ongkos" Jinyoung menjawab.
"Ya kalau mau hemat ongkos ya jalan kaki!"
Perdebatan masih lanjut jika Jinyoung tidak mau mengalah atau Bobby mengalah.
"Ya, nggak bisa begitu"
"Apanya? Kan tibanya sama aja!"
"Pemalas banget sih Bob," Jennie meminum minuman kalengnya lalu melempar kaleng bekas itu mengenai kepala Bobby, "biasanya juga semangat tuh nganterin cewek-cewek."
"Gue lagi ngembek masalahnya, ya.. mager juga sih."
Jennie melirik sinis Bobby, "banyak bacot"
"Ih, iya udah sini mana kunci mobil?!" Bobby memilih mengalah dibanding semuanya bakal mengajak dia berdebat, padahal memang dia ini sedang mager dan juga capek karena suatu kegiatan yang tak ada hentinya.
Lalu Jennie melempar kunci mobil itu, Bobby sedikit meringis karena lemparan Jennie terlalu kuat sehingga daun telinganya sedikit memerah, mana lemparannya meleset lagi.
.
Ternyata Jisoo sudah menunggu lama disana. ketika Bobby sudah datang, gadis itu langsung mencercahnya. "Lama amat sih"
"Kalau mau cepet jalan kaki, gue capek tau habis dari kegiatan tadi malem."
"Alah laki nggak lo? Sini gue tendang anu lo, banyak ngeluh."
Setelahnya mereka langsung pergi, meninggalkan daun pohon yang mengsedih.
Tzuyu hanya tercengang, hingga suara Yeri membuatnya tersadar kembali.
"Damai banget ya, hidup ini."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Tzuyu! | Tahap Revisi
Teen FictionTzuyu tidak menyangka jika hidupnya berubah sejak ia menempati Candacé House, mungkin ini rencana semesta sebab melihat ibunya yang berseri untuk kepergian puterinya. Kini di Candacé House Tzuyu tahu akan artinya ikatan persahabatan sesungguhnya wal...