P R O L O G

8.6K 571 163
                                    

"Babe?"

"Uh-hm?"

"Can i ask you one fucking question?"

"Sure." Si blonde dengan kelereng berseri terang gemerlapan pancarkan aura hangat itu menoleh, tatap lawan bicaranya dengan polos. "Kenapa?"

Cowok bersurai kelam itu menggeram rendah. "Jangan pura-pura gatau."

"Eung?" Felix memiringkan kepala, sorot yang lebih tua dengan pandangan bertanya. "Apanya?"

"Can you stop do that?"

"Aku gapaham kamu ngomong apa."

Satu hela nafas panjang tercetus dari belah bibir tipis itu. Kedua lengan kekar itu terulur, menyentuh pinggul sempit Felix dan menahannya lembut. Si blonde yang sedang menyamankan diri di atas pangkuan sang dominan sontak berdecak sebal, tidak senang.

"Berhenti gerakin pinggang kamu. Dari tadi berusaha nyentuh 'itu' aku terus. Kamu sengaja, kan?"

"Emang." Felix cemberut.

"Babe, aku kesini buat cuddle, bukan buat ngelakuin 'itu'."

"You know what i want, then gimme it." Yang menjabat submissive merengek, memohon.

"Kenapa hm? Kenapa tiba-tiba minta?"

Felix beringsut membalikkan badan, sorot yang lebih tua dengan pandangan serupa anak kucing yang ditelantarkan di pinggir jalan. Matanya bersinar, meminta. Berkedip beberapa kali, Felix bergerak mengalungkan dua lengannya pada leher si tampan. Menyentuhkan dahi mereka berdua, pucuk hidung Hyunjin dikecup.

"Gatau. Aku pengen kamu."

"Kenapa tiba-tiba?" Hyunjin mengerang. "Kamu habis nonton bf?"

Si manis menggigit bibir bawahnya sendiri, mengangguk dua kali. "Uh-hm, daddy."

"Who said you can watch it without me?" Hyunjin menegur dengan suara rendah, tatap Felix tepat di mata.

"Sekarang terima sendiri akibatnya."

"Daddy!" Yang bersurai blonde merajuk. "Gimme that, pwease?"

"No." Hyunjin menyeringai puas, selalu menyukai sisi Felix yang dikuasai nafsu dengan hormon meledak-ledak seperti ini. Terlihat sangat putus asa untuk tiap sentuhannya, frustasi untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Dad!"

"Kamu mau apa?" Pipi tembam Felix diusap, lembut. "Mau apa, hm?"

"I-itu."

Jari telunjuk Felix bergetar karena nafsu saat terulur, meniti dada Hyunjin yang terlapis kain kemeja kantoran warna biru dongker, terlihat kontras dengan piyama tipis motif teddy bear yang ia kenakan. Terus turun, menyentuh perut Hyunjin yang dihias otot kentara hasil kerja kerasnya work out rutin setiap pagi.

Felix mendongak, tatap Hyunjin lekat saat jemarinya sampai pada 'apa yang ia mau', terletak tepat di bawah perut Hyunjin. Sudah menegang nyata, menonjol di balik resleting celana kain yang senada dengan kemejanya. Felix menggigit bibir bawah, mulai terbakar oleh sorot teduh dari netra Hyunjin yang mulai menggelap.

"C-can i have this one?"

Hyunjin bungkam, membiarkan kekasih binalnya mulai bergerak membuka resleting perlahan. Felix kembali mendongak, tatap Hyunjin sembari tersenyum polos.

"Diem berarti boleh, ya."

"Jangan malem ini, sayang."

Hyunjin menolak, teringat bahwa besok ia harus pergi ke luar kota untuk menjemput berkas-berkas penting pagi-pagi buta. Lengannya bergerak, menahan jemari Felix dan menggenggamnya lembut.

Biiby [Harem!Felix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang