#Badluck Still following you, Neta!
"Tenang Neta tenang tarik nafaaaaas.....hembushkaannn...... Emang sial bener ini orang....tenang neta tenang...." Batinku sambil menghela nafas agar diriku tidak terkendali emosi. Akupun mulai memberanikan diri berbicara dengan laki-laki tadi.
"Kenapa sih, kan kamu yang salah, kaki kamu tuh dijalan tau gak sih?!" Tanyaku sambil rada membentaknya. Walau sudah berusaha meredakan emosiku ternyata menghadapi orang bodoh tetaplah sulit mengendalikan emosi.
"Mana ada, kaki saya mah bener disana! Mbaknya aja yang jalan nendang nendang kaki orang, udahlah mbak ngaku aja!" Bentaknya juga kepadaku. Aku tidak tau apakah dia menggunakan otaknya atau tidak saat mengucapkan itu.
Melihat reaksinya darahku serasa naik ke-kepala semua, ingin rasanya membentaknya lebih keras dan memarahinya, tapi sekarang aku ada didalam bus dan tanpa aku sadar banyak orang yang sudah melihat ke arah kami.
"Dahlah, males. Sana urusi aja urusanmu, buat pagi orang jadi rusak aja ah!" Jawabku ketus dan meninggalkanya ke kursi belakang agar berjauhan denganya. Jadi kita tak harus berkontak secara fisik ataupun pandang memandang.
Laki laki tersebut akhirnya diam dan hanya duduk ditengah dengan santainya, dan masih saja meletakan kakinya dijalan tanpa sadar bahwa itu adalah jalan yang digunakan oleh penumpang lainya! Lagaknya seperti orang yang tak menyadari apapun dan merasa benar sendiri, apa dia kira kalo bus ini miliknya? Emang otak kalo dikasih di dengkul ga bisa buat mikir, fix sih ni laki laki otaknya di dengkul!
"Tu orang kenapa sih bodoh banget, sempet sempenya bodohnya dikeluarin pas di tempat umum. Apa gatau disini dilihatin orang orang apa?!" Batinku, masih kesal dengan laki-laki tadi.
"Yaudahlah lagian ngapain harus diurusin! Semoga aja ga ketemu terus sama ini laki-laki! Kalo gitu malah aku yang bakal darah tinggi dan masuk rumah sakit, dahlah gausah diurusin lagi. Semoga ga ada lagi yang gangguin deh."
Sepanjang perjalanan aku berusaha memperbaiki moodku dan berusaha menenangkan diriku yang sudah dilanda amarah dengan laki-laki bodoh tersebut. Tak habis pikir aku memikirkan tingkah bodohnya yang sampai sekarang masih meletakan kakinya ditengah jalan tersebut. "Memang bodoh!" Batinku
Aku mulai mengurai headset yang sudah aku simpan di saku jaketku dan memasangkanya ke ponselku, ku hidupkan ponselku dan mulai mendengarkan lagu yang aku simpan. Aku suka mendengarkan lagu lagu jazz dan lagu lofi seperti Nourish, atau band lainya. Aku tidak terlalu tau menau tentang penyanyinya, aku hanya mendengarkan lagunya, dan jika aku suka aku akan mengatakan itu bagus dan mendownloadnya, selesai. Jadi aku tak perlu menghabiskan banyak data dan bisa memutarnya setiap hari.
Sepanjang perjalanan aku hanya bisa melihat jalan yang sudah mulai ramai dan banyak kendaraan pribadi yang lalu lalang. Sibuknya Jogja di pagi hari membuat hatiku juga gelisah, bagaimana jika aku datang terlambat dan kena hukuman dari pak Resdani. Pak Resdani adalah guru BK di sekolahku, dan dia terkenal menyeramkan oleh semua kalangan siswa. Bahkan kakak kelas banyak yang takut padanya, bagaimana aku tak ikut takut, raut wajahnya yang sering cemberut membuatku semakin yakin jika ia adalah orang yang paling ditakuti di sekolahku. Membayangkanya saja sudah membuatku ngeri dan merinding, aku harus bergegas jika sudah sampai halte nanti. Harus!
"Nciiitt......chsssss....." Suara bus direm dan pintu bus terbuka. Asisten supir pun sudah meneriakan halte yang aku tuju. Bersiaplah aku menggendong tas hitamku yang berat dan segera bergegas keluar dari bus.
Sialnya, aku lupa kalo dia masih ada di bangku tengah. Dan, coba tebak....yap....kaki panjangnya itu masih saja di letakan di tengah jalan itu. "Apakah aku harus melewatinya dengan mengangkat kakiku lebih tinggi sedikit? Ah itu membuatku malas, tapi apa boleh buat lah aku harus melakukanya." Batinku mengumpulkan segala mood dan emosiku agar terkendali dan tak terlepas kendali seperti tadi. "Untung tadi masih bisa ku kendalikan, jika tidak, habis sudah bus ini aku jungkir balikkan." Pikirku dengan emosi membara-bara.
Ku mohon, semoga pagiku tak semakin buruk dan mulai membaik!
Ku injakan kakiku, dan ku beranikan langkahku kedepan, kulihat kakinya masih saja tak berpindah sesenti-pun. Banyak orang yang juga lalu lalang, masuk dan keluar bus melewati kakinya. Tak sadar, kakiku sudah ada dibelakang kakinya dan aku juga tak sadar bahwa aku sudah berhenti sepersekian detik di belakang kakinya.
Aku mulai memberanikan diri dan mengangkat kakiku lebih tinggi dari kakinya. Tiba tiba dia menarik kakinya dan beranjak dari tempat duduknya. Aku yang sudah terlanjur mengangkat kakiku tinggi tinggi dan sudah bersiap menginjakan kakiku ke lantai bus pun kaget dan badanya yang tinggi tak ampun ampun berdiri dan menyenggol seenaknya hingga badanku rasanya mau jatuh. "Emang bodoh banget, bodoh, bodoh, bodoh....aku mau jatuh....anak bodoh sialan!!!" Batinku sambil menutup mata karena merasa badanku sudah akan jatuh akibat dorongan badanya yang tinggi.
"Grepp....duk..dakk...."
"Hei, kau, bodoh sekali, kau tak apa?"
"Kenapa aku mendengar suara laki-laki ini, apa ini benar benar dia?! Bagaimana bisa dia menangkapku secepat ini?! Tidak mungkin tidak mungkin tidak mungkin!!! Jangan laki-laki ini lagi kumohonnnnnn!!!"
Ouuuww gila gila, drama sekali cerita ini permisa apakah Neta akan diselamatkam oleh orang lain atau kah dia akan diselamatkam oleh laki laki itu tadi..... Mari kita saksikan kelanjutanya teman temannnn!!! Tunggu next episode yah guys! Saran dan kritik boleh komen langsung jangan lupa di follow dan di share ya guys!!! Happy listening Lofi songs!!! •✓•
KAMU SEDANG MEMBACA
"Precious Bad Luck"
Short StoryRineta Filmatan, panggil saja Neta, seorang gadis jomblo kelas 10 yang punya wajah pas pas-an(baginya) merasakan banyak kesialan yang ia dapatkan semenjak pagi itu. Tetapi apakah setiap kesialan yang dia terima tak berarti apapun dikehidupanya? Atau...