1# Sabar Dalam Takdir

5 1 0
                                    

Aku memasuki kantor polisi dan mendapati salah satu petugas sedang duduk di salah satu meja sambil menyesap kopinya.

Aku mengeluarkan buku catatan yang biasa ku bawa dan menuliskan sesuatu.

" permisi. Bisakah saya menemui velino arkan deolind?"

Sedikit merasa tidak enak karna mengganggu petugas itu. Sepertinya ia sedang beristirahat sejenak.

" ah, mari ikut saya"

Aku mengikuti petugas itu dan ia menyuruh ku duduk di salah satu ruangan dengan bangku panjang dan meja biasa. Aku duduk di bangku tersebut sambil menunggu kak arkan.

Tak sampai semenit, kak arkan datang menghampiriku. Aku tersenyum melihatnya. Sungguh aku sangat merindukan kakak laki-lakiku ini.

" bunda sama naura kemana?" tanya kak arkan karna melihat hanya aku sendiri yang berkunjung kesini.

Aku menundukkan kepalaku tanda kesedihan.

Kak arkan datang menghampiriku lalu duduk disebelahku.

" cerita sama kakak. Bunda sama naura kemana? Kok kamu dateng sendiri ke sini?" nadanya yang lembut membuatku luluh.

" mereka pergi karna gak tahan ama keadaan sekarang. Keluarga kita hancur kak. Ini semua salah key" tangan ku bergerak lincah mengucapkan kata demi kata dari pikiranku.

" hey. Siapa bilang ini salah kamu? Gak ada yang nyalahin kamu. Jadi jangan merasa bersalah ya?" kak arkan mengelus surai coklat tua milikku sambil tersenyum. Mencoba membuat ku tenang.

" gak kak. Seharusnya aku gak megang pistolnya waktu itu. Jadi ayah gak bakalan pergi karna aku. Dan kak arkan gak akan di penjara karna nyalahin diri sendiri" kak arkan hanya tersenyum tulus padaku.

" ini yang namanya takdir key. Tuhan mau menguji hambanya. Seberapa kuat hambanya bisa bertahan. Kamu gak boleh putus asa. Kakak bakalan cari cara buat bebas dari penjara ini. Jadi kakak bisa cari kerja buat biaya sekolah kamu." aku menatap wajah kak arkan.

Wajahnya penuh dengan ketulusan. Tak ada kebohongan ataupun dusta yang terpancar dari wajahnya.

" arkan?" panggil seseorang dari belakang ku. Akupun menoleh dan mendapati pria paruh baya dengan setelah kemeja dan jas.

" siapa?"

" masa kamu gak inget sama om?" aku melihat wajah kak akan yang tengah berfikir.

" masih muda udah lupa. Nama om tuh om Herman. Inget gak kamu?"

Mata kak arkan seketika membulat sempurna.

" om herman yang waktu dulu sering anterin seblak ama martabak ke rumah kan om?"

Om herman mengangguk. Mereka langsung berpelukan tanpa menyadari aku yang kebingungan sejak tadi.

" udah besar aja kamu. Kelas berapa sekarang?" -om herman

" kuliah semester akhir om" -kak arkan

" jurusan?" -om herman

" kedokteran" -kak arkan

" wah!! Om bangga sama kamu. Ini adek kamu?" om herman menunjuk ke arahku.

Kak akan mengangguk.

" dia kelas berapa?" -om herman

" kelas 6 om. Mau masuk kelas 7" -kak arkan

Apa kalian mengira si key ini udah smp ato sma? Yg ngira gitu angkat tangan hayoo! - author

" oh iya. Kok kamu bisa masuk penjara?" -om herman

Kak arkan menceritakan secara detail alasan dia masuk ke penjara. Termasuk dengan tembakan ku yang meleset waktu itu.

Tujuan ku ingin bicara berdua dengan kak arkan kenapa mereka malah asik mengobrol berdua? Aku merasa obat nyamuk disini -_-

" jangan khawatir. Om bakalan urus kebebasan kamu dari penjara ini. Sama biaya sekolah kamu sama adek kamu" - om herman

" ng-nggak usah om. Arkan bisa cari kerja sendiri kok. Om gak perlu rep-"
- kak arkan

" selesai kan dulu kuliahmu baru bekerja. Jurusan yang kamu ambil itu butuh uang yang banyak dan otak yang cerdas. Kan gak mungkin kamu sia-siain waktu kamu kuliah selama ini." - om herman

Kak arkan keliatan kebingungan. Dia melirik ke arahku dan mencoba meminta saran.

" gapapa lah kak. Kakak juga harus selesai in kuliah kakak. Kan kak arkan mau jadi dokter yang baik" kak arkan senyum ke arahku.

" yaudah om. Kita terima" - kak arkan.

Om herman tersenyum. Mereka lalu berpelukan sejenak. Setelah itu om herman pergi mengurus jaminan kebebasan kak arkan.

***

Aku dan kak arkan berdiri di ambang pintu rumah. Dia pasti sangat merindukan rumah.

" kak arkan bersih-bersih aja dulu. Biar key yang masak" aku pergi menuju dapur dan memasak makan malam untukku dan kak arkan.

Udah serasa suami istri aja tinggal berdua dirumah. Bedanya ini si cewe masih kelas 6. Wkwkwk... - author

***


04032020


Belum muncul tanda" gilang atau pun randi?

Sabar ya. Bentar lagi

Tinggalin jejak please...

⭐⭐⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Key - 🗝️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang