Seven Whistle 1.2

10 0 0
                                    

Scarlled tercengang, pria tua yang tadi menunggunya menghilang. Ia menoleh ke setiap sisi di hutan, siap tahu jika pria tua tersebut tidak jauh dari jarak pandangannya. Terlebih dengan kondisi tanah yang ada di hutan ini tidak rata, ada beberapa akar pohon yang keluar dari tanah. Tubuh Scarlled gemetar, ia merasakan hal itu –siulan petanda– yang ia anggap mitos, mungkin kali ini menjadi nyata. Ia sudah mendengar siulan ke-5, akan ada 2 siulan sebelum dirinya terjebak di dalam hutan. Scarlled kembali berjalan, bahkan lebih cepat. Ia harus segera menemukan jalan keluar.

Mentari mulai redup, perlahan akan digantikan dengan sinar rembulan. Namun, Scarlled belum bisa keluar dari hutan. Ia sudah lelah, ia butuh minum. Scarlled mungkin sudah memutari hutan, namun anehnya ia tak bisa menemukan hulu sungai. Scarlled berjalan perlahan melintasi tanah yang penuh akar pohon yang keluar. Pencahayaan di hutan semakin minim, ia bahkan sama sekali tak bisa melihat sekitarnya.

Perasaan takut mulai menguasainya. Keringat dingin dan lelah bercampur menjadi satu. Scarlled kembali duduk di salah satu akar pohon yang cukup besar. Ia mengelap keringat di dahinya dengan kasar. Scarlled memejamkan matanya sejenak, lalu membuka matanya perlahan. Suara siulan kembali terdengar, itu siulan ke-6. Tinggal siulan ke-7 maka semua akan selesai.

Scarlled kembali berdiri dan berjalan, berharap akan ada keajaiban datang kepadanya. Saking ia merasa lelah hingga tak melihat akar pohon yang ada didepannya, membuatnya terjatuh akibat tersandung akar pohon. Wajahnya mendarat di permukaan halus dengan aroma yang sangat ia kenal. Kedua mata Scarlled membelak, ketika ia menatap gaun sederhana yang tidak asing baginya. Scarlled menengadah, mulutnya terbuka terperangah terkejut. Ia berangsur mundur tergesa-gesa karena ketakutan, hingga ia menabrak pohon kokoh yang ada dibelakangnya. Air matanya mengalir deras. Ia terkejut bahwa seseorang yang ada di depannya yang sedang terduduk adalah dirinya.

Scarlled tersadar, bahwa ia hanyalah jiwa yang terlepas dari tubuhnya. Ia hanyalah jiwa yang bebas, namun terperangkap di dalam hutan yang luas. Ia mendengar kembali siulan ke-7. Air matanya semakin mengalir dengan deras.

"Siualan ketujuh, bahwa ia sudah bertemu dengan kawanannya. Bencana, kematian dan kehancuran bersamaan dengan siulan itu. Maka, siulan itu adalah nyanyian kematian...untukku.", ucapnya dengan gemetar.

Scarlled menatap tubuhnya yang terduduk di bawah pohon rindang dengan sendu. Tubuh dingin tak ada nafas yang teratur, maka selesai sudah. Cahaya obor mulai berdatangan, jiwa Scarlled melihat kedatangan beberapa penduduk desa yang mencari dirinya, termasuk ayah dan ibunya yang menangis. Jiwa Scarlled kembali menangis, menatap ibunya yang memeluk tubuh dirinya yang kaku dan dingin.

"Scarlled telah mendengar suara siulan pertama untuknya. Siulan kematian untuknya hingga siulan ketujuh untuk menjemput jiwanya.", ucap kepala desa.

Jiwa Scarlled menangis, saat mendengar ucapan kepala desa. Tiba-tiba terdengar suara langkah beberapa orang mendekatinya dari arah belakang. Scarlled berbalik, menatap orang-orang berjubah yang mendatanginya. Scarlled tak bisa melihat wajahnya mereka satu per satu, namun jumlah mereka ada 7 orang. Scarlled tahu, mereka adalah The Seven Whistle. Seorang berjubah yang berada di tengah mengulurkan tangannya yang putih pucat kepada Scarlled.

Scarlled segera berdiri, menerima uluran tangan pucat itu. Ia menghampiri mereka dan berjalan bersama mereka masuk ke dalam hutan, meninggalkan kedua orang tuanya yang menangis kepada tubuhnya yang sudah terbujur kaku. Sejenak langkah Scarlled terhenti, berbalik menatap orang tuanya yang menangis.

"Tidak perlu ada yang kau sesali, karena kami memilihmu untuk ikut bersama kami"

Tamat.

Seven WhistleWhere stories live. Discover now