KEDUA

78 20 10
                                    

Welcome To Area School Bintang ♡´・ᴗ・'♡

Welcome To Area School Bintang ♡´・ᴗ・'♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wih, itu juga enak. Lagi dong," pinta Ayra seraya melorotkan punggungnya untuk mengambil cemilan Diva.

Diva yang berada diseberang sofa menjauhkan cemilan kentangnya. Dia meneplak tangan Ayra yang semakin mendekat.

"Ihh-apaan sih lo, Ra?! Maruk banget! Lo udah makan banyak lho daritadi."

Ayra menyengir. Memang apa yang diucapkan Diva benar semua. Hampir cemilan Diva dilemari dihabiskan olehnya. Inilah yang paling disukai Ayra dirumah Diva, bisa melakukan penaikan bb dengan cepat.

Selain Diva yang sangat doyan makan, rumah Diva yang sepi membuat nilai plus teman teman Diva untuk nongkrong disana.

"Biarin sih, gue lagi penaikan." Ayra memajukan bibirnya ke depan ketika cemilan Diva tak sampai diraihnya.

"Tapi, bisa nggak sih lo penaikannya dirumah lo sendiri! Kalo gini caranya, cemilan mingguan gue bisa habis," erang Diva frustasi. Tak bisa dia bayangkan dia dirumah sendirian tanpa cemilan. Tidak! Itu sama sekali bukan kesukaan Diva .

Ayra semakin memonyongkan bibirnya.
"Kok baru sekarang protesnya. Biasanya juga santai."

"Karena baru sekarang lo makannya banyak, bwambank!" ucap Diva setengah berteriak.

"Yudah, dikit dong, Janji. Setelah ini bakal udahan."

"Beneer?"

"Iya." cewek dengan gaya rambut diblow juga diberi pewarna ungu itu menunjukkan wajah melasnya.

Melihat Diva mengulurkan cemilannya, Ayra kemudian mengambilnya dengan cepat. Takut Diva menarik kembali cemilannya.

"Wuenak," ucap Ayra seraya mencomot cemilan Diva. "Lo mau, Rei? "

Kirei menggeleng lesu. Dia kembali mencari posisi yang enak untuk menenangkan pikirannya. Semenjak kejadian tadi dilapangan pikiran Kirei selalu terbayang dengan beberapa hal.

"Lo kenapa dah? Diem diem baek? Tumben?" lagi lagi respon Kirei atas pertanyaan Diva hanya gelengan.

Bukan hanya Diva, Ayra pun dibuat penasaran dengan sikap kalemnya Kirei. Tidak biasanya Kirei hanya berdiam di kasur. Biasanya dia akan menggibah seseorang yang pantas digibahin.

"Aelah ceritain kenapa sih?" paksa Ayra. Dia memperhatikan wajah Kirei seksama. Siapa tau dia bisa membaca pikiran Kirei hanya dengan melihat garis garis wajahnya. "Nggak bisa ketebak njir."

LINTANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang