Bab 1

223 4 0
                                    

*
*
*
*
Happy Reading 😊

Seorang perempuan berambut hitam panjang menutupi punggungnya tergerai indah. Mengenakan jaket tebal, sweater merah, sarung tangan biru tua, syal hitam melilit di leher, dan celana panjang serta, sepatu sporty hitam. Perempuan itu duduk di salah satu bangku yang berjarak berkisar lima meter dari pohon cemara yang dihiasi pernak-pernik natal.

Sepasang sepatu kets putih muncul hingga menyentuh moncong sepatunya. Senyuman manis muncul di bibirnya saat orang yang ditemui kini sudah berdiri di hadapan.

Seorang laki-laki berambut hitam, memiliki tubuh jangkung, mata yang tajam, wajah putih dan bersih, datar. Mengenakan celana jeans biru, jaket tebal hitam, dan topi hitam polos di atas kepalanya.

"Aku akan mengatakannya secara langsung. Mari kita akhiri hubungan ini." Ujar laki-laki itu dengan datar. Suaranya yang terdengar berat dan lembut mampu membuat perempuan menyukainya. Dengan nilai plus, wajahnya yang tampan.

Gadis itu berdiri. Tubuh mereka hanya berjarak beberapa senti. "Baiklah. Lagi pula, hubungan kita tidak pernah sehat sejak awal. Kita berdua terlalu mencintai pekerjaan dan hanya bicara seperlunya. Terima kasih untuk segalanya." Ujar gadis tersebut seraya tersenyum.

Setelah mendengar pernyataan sang perempuan, laki-laki tersebut pergi meninggalkannya sendiri. Pikiran dan hatinya terguncang namun, wajahnya tidak bisa mengekpresikan apa yang dirasakannya. Hampir saja dia memeluk perempuan itu dan tidak ingin mengakhiri hubungannya. Akan tetapi, Apakah salah terlalu tenggelam dalam pekerjaan?

Perempuan itu menundukkan kepala dan menjatuhkan tubuhnya di atas bangku. Dia tersenyum dengan air mata yang mengalir. Hatinya merasakan kesakitan yang teramat sakit. Meski dia jarang menjalin komunikasi dengan laki-laki yang kini menjadi mantan kekasihnya itu, gadis itu tidak bisa membohongi perasaannya. Dia sangat menyukainya.

...

"Keiko Setagawa! Selamat atas keberhasilan anda dalam membuat robot serba guna." Puji seorang laki-laki berambut coklat mengenakan setelan jas rapi berjalan beriringan dengan Keiko.

"Terima kasih." Ucap Keiko seraya tersenyum tipis dan tetap melangkah hingga suara hak sepatunya terdengar keras membentur lantai.

Laki-laki itu berjalan mengekorinya. "Setagawa-san, apakah anda mau pergi makan malam berdua dengan saya?" Tanya laki-laki itu dengan wajah memerah. Keiko menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya dan memandang laki-laki manis yang mengikutinya itu.

"Oda-san, terima kasih atas tawarannya. Sayang sekali saya tidak bisa. Saya permisi." Tolak Keiko sehalus mungkin agar tidak menyakiti perasaan Takumi Oda. Keiko menundukkan sedikit kepalanya lalu pergi. Oda hanya terdiam seraya memerjamkan matanya. Dirinya ... tertolak.

Keiko masuk ke sebuah ruangan besar dan duduk di atas sofa hitam yang cukup untuk satu orang. Seorang laki-laki memutar kursi kerjanya, melirik sebentar Keiko, dan membelakanginya.

"Kenapa kau datang kemari?" Tanya laki-laki itu seraya membaca buku yang cukup tebal di pangkuannya seraya memperbaiki kacamata bundar yang menempel di tulang hidungnya.

Keiko menghembuskan napas dengan berat. "Aku akan mengambil cuti seminggu. Aku sudah membuat robot sesuai keinginanmu dan memdapatkan hak patennya." Jawabnya dengan santai.

"Siapa yang akan mengurus jika ada serangan DDoS? Siapa yang akan mengurus keamanan kantor dari manusia yang ingin tahu melalui penguntit yang tidak terlihat?" Tanya laki-laki tersebut memutar kursinya kembali dan menatap Keiko dengan wajah penuh khawatir.

"Aku hanya pergi seminggu. Kau bisa melakukannya sendiri, bukan? Aku tetap mengambil cuti." Ujar Keiko dengan tenang seraya berdiri.

"Kau sungguh kejam!" Cerca laki-laki itu seraya menatap kesal Keiko. Keiko hanya tersenyum mengejek lalu pergi. "Apa kau akan mengikuti permainan itu? Lebih baik kau mencari tahu penyokong dana mereka. Aku dengar tahun ini permainan akan lebih sulit. Aku memiliki firasat kalau penyokong baru mereka akan memberikan permainan yang berbahaya." Tambahnya. Keiko yang hendak memegang ganggang pintu terhenti. Tanpa mengindahkan peringatan temannya, dia membuka pintu, dan melangkah keluar dari ruangan tersebut. Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kecut.

...


*
*
*
*
Tbc ...

Note:
(1) Distributed Denial of Service atau lebih dikenal dengan nama DDoS adalah sebuah percobaan penyerangan dari beberapa sistem komputer yang menargetkan sebuah server agar jumlah traffic menjadi terlalu tinggi sampai server tidak bisa menghandle requestnya. Distributed Denial of Service (DDoS) merupakan salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang sekaligus, untuk menyerang satu host target dalam sebuah jaringan.

Hacking GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang