Malam Pertama

28 2 0
                                    


Bukannya bermaksud menghina, tapi dengan segala kerendahan hati harus ku katakan jika luas rumah ini seperenam belas dari luas rumahku. Aku hanya terkejut. Tapi mau bagaimana lagi, aku lihat saja dulu. Temanku pun mengucapkan salam dan tak lama kemudian Sang pemilik rumah keluar lalu mempersilahkan kami masuk.

Kami di sambut oleh seorang kakek dan nenek yang sangat tua, mungkin usia kakek itu sekitar 80 tahun dan si nenek 90 tahun. Mereka benar-benar sangat tua, setua rumah yang mereka tempati ini. Aku masih saja sibuk membersihkan kedua tanganku karena kursi yang kududuki banyak debu selagi temanku harus menjelaskan kembali niatannya kemari karena pemilik rumah tampaknya lupa bahwa temanku itu sudah memesan tempat kost ini dulu.

Untunglah setelah melihat fotocopy KTP temanku yang kakek itu simpan, akhirnya mereka ingat. Kami berbicara sekedarnya sembari kakek itu menemaniku untuk memperlihatkan seluruh bagian rumah, mana kamarku, mana kamar mandi, mana tempat untuk menjemur pakaian dan sebagainya.

Rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan 1 tempat menjemur cucian di atas rumah. Semua ruangan itu berada dalam rumah seluas 6x10 meter, bisa di bayangkan bagaimana sempitnya, kalau susah membayangkan 6x10 meter, bayangkan saja ada 2 bus berjejer, seluas itulah. kalau sekedar sempit sebenarnya Aku tak begitu mempersoalkan, tapi perabotan dan suasana rumah ini yang aku rasa tidak layak sekali untuk di sewakan sebagai rumah kost.

Sejak masuk rumah aku sudah berencana untuk membatalkan niatanku untuk tinggal disini dan tinggal sementara di kontrakkan temanku itu, tapi aku sudah sangat mengantuk, lelah dan penat seharian ini, jadi aku sepakati saja dan melunasi pembayarannya. Aku hanya butuh tempat tidur untuk hari ini saja.

Temanku pun pamit untuk pulang ke kontrakannya, saat melewatiku Ia berbisik menenangkanku bahwa ini hanya untuk sementara. Ku tampakkan wajah ceria padanya agar Ia tak merasa sungkan padaku, Ia pun sudah sangat membantuku sampai saat ini.

Sayup-sayup adzan magrib lirih terdengar, ku bentangkan sajadah menghadap sang kuasa untuk bermunajah agar memberikanku ketenangan di tempat yang bagiku sangat asing ini. Sebenarnya ini adalah pengalaman pertamanku sholat di atas ranjang. kamarku ini sangat sempit, hanya terisi sebuah ranjang dan almari, tak ada tempat lagi untukku sholat maupun menyetrika, bahkan pintu kamar pun tak bisa terbuka secara penuh karena membentur ranjang. Lalu ku coba untuk tidur karena aku sangat lelah seharian ini.

Malam pertama itu tidurku sangat gelisah. Aku berguling kesana-kemari mencari posisi yang nyaman dari kasur yang ku tiduri ini, namun sia-sia saja. Kasur ini sangat keras dan menggunduk di bagian tengah, hampir mirip seperti tidur di tanah yang membuat punggung dan leherku  sakit. Sudah aku dorong-dorong dan Aku tendang tapi gundukan itu tak juga mau merata, sepertinya terlalu banyak kapuk di kasur ini, itu pun kalau isinya memang kapuk. Akhirnya ku jadikan gundukan itu sebagai bantal tidurku dengan kaki tertekuk dan malam itu ku lalui malam pertamaku dengan sangat menyakitkan.

Keesokan harinya, Aku terbangun dengan leher yang sangat sakit, tapi hal itu tidak menghalangiku untuk merasakan udara sejuk pertama kali di kota ini. Ku buka pintu rumah, memejamkan mata, dan menghirup udara dalam-dalam seraya berkata dalam hati "Terima kasih Tuhan atas segala yang Engkau berikan".

Hari ini perkuliahan masih belum dimulai, jadi ku manfaatkan hari ini beraktifitas di dalam rumah: Membersihkan kamar, mencuci baju, mandi, mempelajari kebiasaan penghuni rumah ini, mengobrol dengannya dan segalanya. Satu hari ini aku prioritaskan untuk itu, untuk melihat gejala apa saja yang biasa terjadi, dan memang tak butuh waktu lama, hanya dalam sehari saja aku sudah mendapat banyak sekali kejutan di kost ini. Bahwa: Tidak ada air kran disini, yang ada hanya sebuah sumur pompa dengan air yang sangat dingin, dan Aku tak mau mandi dengan air dari bak mandi karena Bapak kost memasukkan ikan lele kedalamnya, jadi aku membawa bak untuk ku mandi sendiri.

INDEKOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang