Kampus

45 2 0
                                    

Senin, 10 Desember 2018.

Setelah hampir seharian melakukan perjalanan, tibalah di kota Jakarta. Setelah bersih diri, seluruh peserta studytour memulai perjalanan mereka. Tempat yang pertama kali dikunjungi di Jakarta adalah kampus.

Kampus yang dikunjungi kali ini ialah kampus yang memiliki nama yang sangat besar, dan menghasilkan lulusan-lulusan yang membawa banyak perubahan bagi negara. Tak salah, jika kampus ini digunakan untuk studi.

Seluruh peserta studytour diantarkan menuju sebuah aula, tak terkecuali Hana dan Yaya. Didalam aula, dilakukan semacam 'briefing' perihal kampus tersebut.

Ditengah keantusiasan Hana dalam mendengarkan pembicara, matanya lagi-lagi tak sengaja melirik kearah siswa yang ia anggap 'manis' di bis kemarin.

Tak disangka, siswa itu benar-benar manis. Perawakannya pun terlihat seperti lelaki baik yang lembut dan sopan. Segera setelah itulah, Hana menyimpan rasa padanya.

Iya, secepat itu. Memang, cinta terkadang susah diterima akal sehat.

"Woi, napa sih Han?" bisik Yaya, ketika melihat rekan kursi di bisnya itu bersikap aneh.

Hana lantas melirik kearah Yaya dan berbisik, "Anak itu.. namanya Ardy kan?"

Yaya seketika mengerutkan alisnya, lalu mencari orang yang dimaksud oleh Hana. "Iya, si anak IPS"

"Ooh oke" jawab Hana singkat.

Tak ada secuilpun rasa curiga di hati Yaya, sehingga Yaya tak menanyakan apapun lagi pada Hana. Mereka pun akhirnya kembali fokus pada pembicara didepan.

Setelah sekitar 2 jam, acara dilanjutkan dengan acara bebas. Seluruh murid dibebaskan melakukan apapun, asal tidak merugikan orang lain. Ada yang berkeliling, berfoto, atau sekedar duduk manis dan mengamati segala penjuru kampus.

Yaya dan Hana pun tak ketinggalan, mereka pun memutuskan untuk berfoto layaknya sebagian besar murid. Entah di depan gedung, di koridor, asalkan di tempat yang menurut mereka terlihat keren.

Ditengah sesi berfoto, Hana mendapat panggilan dari seseorang yang tak diduga.

"Permisi?"

Hana menoleh perlahan, dan spontan jantungnya berdegup lebih cepat. Jauh dari dugaannya, bahwa Ardy akan mengajaknya berbicara.

"A-apa?"

"Tolong fotokan, bisa?"

Ya ampun, dia sungguh sopan seperti yang diduga, pikir Hana.

"Iya, bisa kok"

Jangan berfikir bahwa Hana kini tenang-tenang saja, ia hanya pintar menutupi kegugupannya.

"1..2..3.."

Tak lama, Hana berhasil mendapatkan jepretan dari Ardy beserta beberapa temannya yang sedang berpose dengan latar belakang koridor.

"Makasih ya" ujar Ardy sembari mengambil handphonenya dari tangan Hana.

"Iya" jawab Hana, lantas tersenyum canggung.

Tak disangka, senyuman itu berhasil menggetarkan hati Ardy. Seketika, ia ingin lebih tahu lagi tentang Hana.

🌨️

Heeyyy semuaa🤗
Enak ya jadi Hana? Apalah daya kita yang dilirik aja enggak :(
Anyway, jangan lupa bintangnya ya✨💞

A strange loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang