Irene

460 34 0
                                    

Irene masuk ke dalam rumahnya yang berada di belakang coffee shop. "Irene, tumben sekali kamu pulang semalam ini tanpa memberitahu ibu?" tanya ibu irene. "Maafkan aku bu, aku harus berjalan perlahan karena kacamataku patah" jawab irene pelan, ia masih merasa lemas dan sakit di tubuhnya.

"Ya ampun irene, kenapa bisa patah?lalu nanti bagaimana?mana ibu sedang tidak punya uang..meminta ayahmu pun percuma yang ada dia akan marah..akhir2 ini ayahmu sensitif karena memikirkan hutang2nya pada james" celoteh ibu irene. "Tenang saja bu, aku masih ada kacamata lamaku untuk sementara dan aku bisa menggunakan uang tabunganku untuk membeli kacamata baru nanti" ujar irene.

Irene berjalan menuju ke kamarnya, saat hendak masuk ke kamar, ayahnya memanggil dirinya dengan nada yang cukup keras. "IRENE KESINI KAMU!" teriak ayahnya. Irene terkejut "iya yah" ia pun segera menghampiri ayahnya, tak ingin membuat ayahnya semakin marah meskipun ia tak tahu apa penyebab ayahnya memanggilnya dengan nada marah, memang benar kata ibu bahwa ayahnya memang sensitif akhir2 ini dan sering marah2 tak jelas.

"Jam berapa ini?" tanya ayahnya. "Jam 8 yah" jawab irene. "Kenapa kau pulang selarut ini hah?tidak memberi kabar terlebih dahulu?apa kau pacaran?"tanya ayah irene. "Tidak yah, tadi aku sudah jelaskan pada ibu kalau kacamataku patah dan aku harus berjalan perlahan karena buram" terang irene. "Ah alasan saja kamu, dasar anak tak berguna! Daripada pulang malam tak jelas lebih baik kamu bekerja untuk bantu ayah bayar hutang!" bentak ayah irene, sembari beranjak dari kursinya kemudian mendorong tubuh irene dan pergi begitu saja.

Irene terjatuh ke atas sofa dan meringis kesakitan karena punggungnya yang masih perih karena pecutan victoria menghantam sofa cukup keras. Ibu irene tidak berani berbuat apa2 karena suaminya bisa semakin menjadi-jadi jika ia turut campur dalam percakapan ayah dan anak itu. Irene berdiri perlahan dan berjalan pelan masuk ke kamarnya. Ia duduk di pinggir kasurnya dan menghela nafas. "Kenapa nasibku sial sekali, apa salahku selama ini?" keluh irene.

Perlahan air mata air menetes, akhirnya ia menangis menahan sakit pada hati dan tubuhnya. Irene menangis hingga tertidur, dan bangun keesokan harinya. Irene beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap ke sekolah, meskipun dalam hatinya begitu berat kembali ke sekolah karena ia tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Setelah siap irene keluar dari kamarnya. "Irene sarapan dulu ibu sudah membuatkanmu sarapan" panggil ibunya.

"Bu, boleh aku bertanya siapa james yang ayah pinjam uangnya?" tanya irene. Ibu irene kemudian duduk di kursi depan irene "james..james jung nama lengkapnya tentu kau tau siapa james jung bukan?" tanya ibunya. Mata irene membesar tak percaya "james jung orang terkaya sekorea selatan bu???ayah berhutang padanya??aku pikir kepada james siapa..aku tak pernah terpikir ayah memiliki utang pada seorang james jung bu" ujar irene. Ibu irene menghela nafas, "ya itulah kenyataannya nak, makanya kenapa ayahmu menjadi seperti saat ini, dia sangat pusing..dan ibu dengar putri dari james jung bersekolah di sekolahmu juga, kalau tidak salah namanya krystal jung".

Irene menjatuhkan sendoknya tak percaya, dia sangatlah kaget akan apa yang ibunya katakan, "tamatlah sudah hidupku" gumam irene. "Irene, kau kenapa nak?apakah kau mengenal krystal?" tanya ibu irene. "Ah aku tidak apa2 bu, hanya tidak menyangka saja. Iya aku tau dia, krystal sangat populer di sekolah. Kalau begitu aku berangkat dulu bu" irene buru2 beranjak dari meja makan dan meninggalkan ibunya heran dengan sikap irene yang tiba2.

Irene tidak tahu lagi harus bagaimana, dia berjalan lesu menuju sekolahnya terus memikirkan semua yang ibunya ceritakan tadi. "Apa yang harus kulakukan?selesailah hidupku" keluh irene. Sesampainya di sekolah saat irene berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya, murid2 lainnya menatapnya sinis dan membicarakannya dan mereka menghindari irene. Ya pasti ini efek yang ditimbulkan dari kata2 krystal kemarin. Irene hanya bisa pasrah dan terus berjalan menuju kelasnya.

My Lovely ToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang