Sinar cahaya pagi, yang begitu silau menembus kaca jendela kamarnya
" Sial!!! " pekiknya lirih, ini sebabnya ketika Jingga lebih memilih untuk menyelesaikan puisinyanya malam tadi, hingga kini Jingga berlari kencang menuju kamar mandi, untuk bersiap-siap memulai aktivitasnya.
" Jangan salahin teteh, teteh udah bangunin kamu tadi, kamunya aja yang..." omel Kinan yang langsung di potong oleh Jingga " Iya teh iya, makasih loh udah bangunin, Jingga berangkkat dulu teh " pekiknya di selah-selah menguyah roti coklatnya.
" Eh susu nya udah teteh bikinin " pekik Kinan lantang
" untuk Aa aja Teh, ntar bilangin Sigit suruh naik ojek aja ke sekolah ,pulangnya sama Ingga, Ingga bawak motor, nunggu Sigit lama teh"
" iyaa, hati-hati Ingga " pekik Kinan yang tak disauti oleh Jingga
---
Dengan berat hati Jingga bergegas menuju kelas, dengan di iringi langkahan kaki dan mulut yang komat kamit menghafal materi pagi ini.
" Woi!!!, komat kamit aja tuh mulut, " Sapa Jodi dengan nada sedikit lebih naik satu oktaf, berniat ingin mengaget kan Jingga. Namun tak ada reaksi kaget dari Jingga.
" Eh, Buk Dian bakal masuk nggak Jod "tanya Jingga yang tak menatap jodi sama sekali.
" Mana gue tau, liat aja ntar tuh pas upacara, nongol atau nggak tuh guru, ngapain sih, pagi-pagi nanyak in Buk Dian Ingga? Kayak nggak ada pertanyaan yang lain aja lo "
" Males aja, belajar sama Buk Dian "
" Kenapa? Nagih hapalan muluk yah, gak berubah lo dari dulu"
" Bacot lo di, pagi-pagi bikin darah tinggi gue naik" Dengan cepat, Jingga berjalan meninggalkan Jodi yang masih mengambil nafas, untuk melanjutkan ocehannya, tanpa peduli Jingga meninggalkan Jodi
" Eh, gue belum selesai ngomong Jingga " Pekik Jodi yang memenuhi lorong sekolah tanpa di hiraukan oleh Jingga.
Jingga yang sedang melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya terhenti sejenak, ketika mendengarkan pengumuman dari salah satu anggota osis, bahwa upacara hari ini akan di tiadakan, karna semua guru akan mengadakan rapat mendadak. Tak berapa lama setelah pengumuman itu, semua murid yang berada dikelasnya, sontak bersenandung ria, karna jam pelajaran pertama akan kosong untuk hari ini.
" Ingga kantin yuk " ajak Risa yang biasa di panggil Caca teman sebangku Jingga.
" Tamara mana?" Tanya Jingga,mengenai Tamara yang sejak tadi tak terlihat oleh Jingga.
" Udah ke kantin duluan kata Ojik "
" Oh gitu " jawab Jingga, yang secara beriringan berdiri dari tempat duduknya.
Kini suasana kantin di penuhi oleh semua murid, tak perlu lama untuk mencari Tamara di tengah ramainya kantin, Jingga sudah tau Tamara bagaimana, jika Dia dan Jeni belum ke kantin dia tak akan duduk di kantin, namun bukan di kursi melainkan di meja yang akan mereka duduki, begitu lah Tamara dari dulu, sedikit susah untuk mengikuti peraturan, namun Tamara memiliki segudang prestasi di bidang matematika. lambaia tangan Tamara membuat Jingga dan Jeni bergegas menuju meja yang Tamara tempati sekarang.
" Kalian mau makan apa? Biar gue yang mesenin" tanya Jeni.
" Gue siomay deh, minumnya teh es aja " respon Tamara cepat
" Lo makan apa Ngga?"
" Sama in aja " jawab Jingga
Jingga mengeluarkan bendah pipih dengan layar datar dari saku rok nya, sebuah getaran dari handphonnya, menandakan sebuah pesan masuk.
From :+628915513xxxx
Hiii dear..
Jingga tak menghiraukannya. Jingga berfikir itu hanya sebagian orang iseng, atau, kelakuan Sigit yang ingin mencarikan jingga temen laki-laki lain selain temen-temen sekompleknya, Tanpa menghiraukan pesan itu Jingga melanjutkan ngobrol dengan teman-temannya.
YOU ARE READING
Jingga
RandomJingga Syavara Adriliandro seorang gadis periang dan aktiv dalam kegatan keseniaan dan menyukai puisi. Hidup Jingga berubah saat seorang laki-laki yang tak dia kenal datang dan mengganggu hidpnya,