Jingga, Tamara dan Jeni berakhir di kantor BK, akibat ulah mereka, mematikan sound system saat kepala sekolah sedang memberikan pengumuman, mengenai perlombaan untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda.
" Kalian lagi kalian lagi, udah berapakali bikin ulah?" Tanya Pak Yono.
" Tiga kali pak " Ucap Jeni
" Ga bosen apa kalian? Saya aja bosen liat kalian lagi. Siapa yang mati kan sound system nya ?"
" Di jawab atuh, jangan cicing wae " (Diam aja)
Tak ada yang menjawab satu pun dari mereka, karna pecuma, satu terkena masalah semua akan terlibat, tak pernah hanya salah satu dari mereka yang terkena hukum. Ada satu kejadian saat mereka SMP, Jingga membuat masalah di kantin sekolah, karna menjegel kaki salah satu siswa, Jingga dan yang lain terpaksa di panggil ke ruang guru, karna menyebabkan kerusuhan di kantin sekolah. Saat mereka di mintai keterangan, mereka semua diam, alhasil mereka disuruh angkat tangan, karna tak ada yang menjawab, siapa yang membuat masalah, mereka ber tiga mengangkat tangan secara bersamaan. Hingga akhiranya mereka di hukum membersikan WC selama satu minggu penuh.
" Kenapa kalian matikan Sound System nya, emang Sound System nya gangguin kalian baris?" Tanya Buk Teti yang sedikit Judes
" Nggak Buk, Sound System nya mati sendiri, capek katanya " Jawab Jingga asal
" Eh Sound System itu benda mati, bukan benda hidup, capek saya ngomong sama kalian, bersiin halaman saat pelajaran sekolah selesai sekolah selama 2 minggu" JawabBuk Teti dengan murka
Karna kejadian tadi pagi, alhasil setelah jam pelajaran selesai, Jingga, Tamara, dan Jeni, harus melakukan keegiatan tambahan di sekolah dengan membersihkan halaman sekolah, yang luasnya hampir dua kali lipat lapangan bola, di tambah dengan terik matahari yang menyengat.
***
Jingga, Tamara dan Jeni melepaskan antribut sekolah, setelah sampai di kelas mereka yang sudah kosong, menghidupkan pendingin ruangan paling tinggi. Untuk menetralkan suhu tubuh mereka setelah berjemur di siang bolong.
" Gak lagi-lagi dah Gue bikin masalah lagi, kalo hukumannya di suruh nyapuin halaman sekolah, mending bersihin wc, bisa main air mah Gue, sekalian mandi" ucap Jeni
" Lebih enak lagi kalo buat masalah tapi gak di hukum " balas Jingga yang di iringi tawa Tamara
" Tunggu Bapak Gue punya sekolah " balas Jeni
" Kelamaan Taik "
" Eh, Gue balik duluan yak, Sigit udah nunggu ni " pamit Jingga pada tamara dan Jeni.
" Nggak mau balik sama kita aja lo Ngga? "
" Nggak deh, duluan ya "
Jingga berjalan melewati ruang kelas yang sudah kosong, sudah pukul 14:30 siang. Dimana sekolah sudah bubar sejak pukul 13:15 siang tadi. Jingga mengikat rambutnya menjadi ekor kuda, rambutnya sudah setengah basah oleh keringat. Mobil hitam dengan kaca terbuka setengah, tampak seorang peria memakai kaos dongker yang sudah menunggunya sejak tadi. Jingga menarik gagang pintu mobil,dan duduk di samping pengemudi.
" Abis nyemplung? Basa semua tu rambut " Tanya lelaki yang duduk di samping nya
" Iye nyemplung di hukumannya Buk Teti " Balas Jingga ketus
" Gak ada kapok nya gini ni "
Sigit tersentak, sebuah tas ransel berwarna hitam melayang tepat di pundaknya, "Sakit goblok" ucap Sigit sambil memegang bahu nya.
" makanya jangan banyak bacot, padahal kan lo seneng upacara cuman sebentar " balas Jingga
" Serah lo "
Mobil hitam millik Sigit melasat keluar dari sekolah, meninggalkan parkiran.
***
TO BE CONTINUE...
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI, TERIMAKASIH SUDAH SUKA, TETAP SUPPORT CERITA INI...
MAAF KALAU BANYAK TYPONYA :(((
GINA SAYANG KALIAN...
YOU ARE READING
Jingga
RandomJingga Syavara Adriliandro seorang gadis periang dan aktiv dalam kegatan keseniaan dan menyukai puisi. Hidup Jingga berubah saat seorang laki-laki yang tak dia kenal datang dan mengganggu hidpnya,