Seseorang pernah berkata padaku, tak perlu mecari tau, apa yang membuatmu akan semakin takut.
Seperti biasa, sejak Jingga menduduki bangku Sd sampai SMA, setiap pergi sekolah dan pulang sekolah Jingga akan menunggu Sigit, untuk pergi atau pulang sekolah bersama.
To: Sigit
Di mana? Gue udah keluar kelas ni.
Tak berapa lama,sejak Jingga mengiri pesan untuk sepupu laki-laki nya itu, Sigit menghampiri Jingga dengan kaos yang sedikit basah karna keringat, Jingga tau apa kebiasaan Sigit setelah keluar kelas .
" Gue ganti baju bentar tunggu di parkiran aja Ngga "
" Oke "
Lorong sekolah sudah berangsur sepi yang tertinggal hanya sebagian siswa yang punya kegiatan saat ini. Jingga berjalan menuju parkiran, namun akhirnya memilih untuk duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari parkiran.
" kok lo belum balik? Soalnya si Sigit udah pamit duluan mau balik " tanya Abib, salah satu teman Sigit.
" Nunnggu Sigit ganti baju "
" Oo oke. Ngomong-ngomong lo kenal orang yang lagi duduk depan halte bus sekolah nggak?, soalnya tu orang ngeliat ke arah Lo terus dari tadi.
Tanpa waktu panjang Jingga melihat apa yang Abib katakan barusan tadi.
" Gue juga nggak kenal tu orang "
" Beneran ?"
" Iyaa Bib " Jawab Jingga cepat
" Kenapa Bib? " tanya Sigit, yang sejak tadi memperhatikan Bimbim dan Jingga
" Anjir lo, ngagetin Gue!!, liat gak Lo, orang yang lagi duduk di halte bus, ngeliatin kesini mulu "
" Nafsu kali dia sama Lo Bib. Hahaha " gurau Sigit
" Gue normal kali, emang Lo "
" Enak aja, udah ah Gue mau balik, Ingga ayok "
" Gue duluan Bib " pamit Jingga, sambil menyandang tas ranselnya.
Jingga mengikuti langkah besar Sigit menuju parkiran khusus motor siswa/siswi kendraan roda 2, namun matanya tetap tertuju pada laki-laki tadi, yang masih tetap duduk diam di depan halte bis depan sekolah. Jingga mencoba untuk berfikir, positif
" Ingga ayok "
" Eh- iya " Tanpa menyadari Sigit yang sudah dari tadi memanggilnya berulangkali untuk naik ke motor.
" Kenapa sih, bengong mulu? Lagi ad masalah?" tanya Sigit
" Enggak, udah ayok " Jawab Jingga
***
Jingga mendaratkan badanya di atas kasur kesayangannya itu, mengambil benda piph di dalam tas nya, satu notifikasi dari nomor yang sama sejak beberapa hari ini.
From :+628915513xxxx
Long time no see.
Jingga mengerutkan dahinya, sebuah pesan yang menurutnya aneh. Awalnya Jingga berfikir itu salah satu teman Sigit yang akan di kenalkan kepadanya. Namun lama kelamaan Pesannya sedikit aneh, seperti seseorang yang sudah kenal lama dengan nya, sudah hampir 15 menit Jingga terus berfikir siapa orang yang selalu mengirimnya pesan dalam beberapa hari ini.
Jingga sungguh berfikir keras untuk beberapa saat, hingga akhirnya Jingga berfikir untuk menelfon Sigit, untuk memastikan, apa memang sepupu laki-lakinya itu yang memberikan nomer handponnya kepada temannya, atau bukan. Namun sudah lebih tiga kali Jingga menghubungi Sigit, namun tak ada jawaban. Jingga mencoba mengirim pesan, namun belum juga ada balasan dari Sepupunya itu.
Jingga meletakkan hp nya di atas meja, dan pergi menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya, agar merasa lebih lega.
***
" Dek, bangun atuh, ayeuna parantos sore dek " (dek bangun, sekarang udah siang dek), ucap Kinan di balik pintu kamar.
" Em " Gumam Jingga yang masih di selimuti katuk.
Jingga mengambil benda pipih yang dia letakan di meja belajarnya tadi malam. Sudah pukul 14:39 Jingga akhirnya beranjak mengambil handuk untuk mandi, bersiap-siap ke sekolah, ada rapat eskul di sekolahnya.
Dengan kaos merah dan jeket hitam serta celana jins yang Jingga gunakan, Jingga mengambil kunci mobil milik kakak laki-laki nya , yang Jingga ambil di gantungan khusus kunci.
" A' Jadi antar Ingga ngga? " Tanya Jingga
" Nggak mau bawak mobil Dek? " Tanya kinan yang sedang mengupas buah apel, untuk Jingga bawa.
" Aa antar aja " balas Galang.
" Di antar aja teh " Jawab Jinggayang udah Teteh Kupasin
"Udah ayok " ucap Galang
" Ingga pergi dulu Teh " Pamit Jingga sambil menyalami Kinan.
Jingga duduk di samping Galang yang sedang menyetir. Mata jingga fokus menatap benda pipi kesayangannya sambil mengunyah buah yang kinan kupaskan tadi. 15 menit berlalu Jingga akhirnya sampai di sekolah, rumah dan sekolah Jingga hanya melewati 2 lampu merah, yang membuat lama di perjalanan, hanya karna macet, apalagi jika hari libur, padat merayap.
Jingga merapikan rambutnya ketika hendak turun, mengambil topi merah yang serasi dangan warna kaos yang Jingga gunakan, sebelum turun Jingga mencium pipi abang laki-lakinya itu.
" Ingga balik sama Sigit aja A' , Sigit tadi ngabarin mau ke sekolah, mau latihan " Ucap Jingga
" Oo iyaudah dek " Jawab Galang
" Hati-hati A'" Ucap Jingga sambil menutup pintu mobil, yang hanya di balas bunyi kelakson dari Galang.
Jingga berjalan melewati ruang kelas yang sebagian ruangan kosong, sekolah Jingga bukan sekolah yang jika hari libur akan sepi, namun sebaliknya, kegiatan eskul, atau kerja kelompok kebanyakn di kerjakan di sekolah.
Semua anggota eskul berkumpul di aula sekolah, membentuk lingkaran yang di tengah nya di isi dengan salah satu guru dan satu ketua eskul yaitu Hendra.
" Kalian sudah tau? Kenapa Ibuk ada kan rapat hari ini?"
" Sudah Buk " Jawab serentak semua anggota eskul
" Ibuk dan Hendra sudah pilih dua orang dari kalian semua, yang akan mewakili sekolah untuk lomba Hari Sumpah Pemuda di salah satu universitas. Sevia dan Aga nama kedua orang yang Ibuk sebut tadi , ikut ibuk ke kantor untuk membahas lomba, yang lain, silahkan lanjutkan aktivitas kalian " pinta Buk Endan.
" Baik buk "Jawab serrentak semua anggota.
***
Jingga duduk melamun di pingir lapangan, ntah apa yang sedang Jingga fikirkan. Pundak Jingga di tepuk pelan oleh Tamara, duduk di samping Jingga sambil membuka tutup botol aqua.
" Tumben hari minggu lo ke sekolah, ada angin apa ni? " Tanya Tamara
" Rapat eskul Ra " Ucap Jingga
" Rapat eskul atau mau cuci mata liat kawannya Sigit?" Ledek Tamara
" Emang mata bisa di cuci Ra? " Tanya Jingga pura-pura bodoh
" Bisa, bisa Banget Ingga, pakek diterjen, lo mau coba?" Jawab Tamara geram.
" Boleh deh "
" Ya elah, di iyain lagi sama ni anak " Ucap Tamara yang di iringi tawa lepas Jingga.
To Be Continue...
YOU ARE READING
Jingga
RandomJingga Syavara Adriliandro seorang gadis periang dan aktiv dalam kegatan keseniaan dan menyukai puisi. Hidup Jingga berubah saat seorang laki-laki yang tak dia kenal datang dan mengganggu hidpnya,