"Tungguin ya" Ucap langsung berlari ke kamar untuk mandi
"Mommy ke kamar dulu ya, cape banget" Ucap Jennie
"Iya mom" Ucap Yeji. Yeji menunggu Yejun dengan memainkan Handphonenya
Skip 15 menit
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yuk, Yejun udah siap" Ucap Yejun
"Kita pake mobil?" Tanya Yejun
"Emang nuuna bisa?" Tanya balik Yejun
"Dih, ngerendahin" Ucap Yeji "Bisa lah" Ucap Yeji
"Mom!, Kita pake mobil sendiri?" Teriak Yeji bertanya kepada Jennie
"Jangan! Di anter Jeo aja" Teriak Jennie balik
"Tuh kan gak boleh" Ucap Yejun
"Iya iya" Ucap Yeji
Mall
"Jeo tunggu di mobil aja ya" Ucap Yeji
"Iya Princes"
"Yaudah yu Jun"Ajak Yeji. Mereka pun masuk ke dalam mall
"Nuuna mau beli apa sih?" Tanya Yejun
"Kepo ish, ikut aja" Ucap Yeji. Saat mereka akan pergi ke tempat yang Yeji mau, tapi ada seseorang yang memegang tangan Yeji
"Apa apaan sih!" Bentak Yeji
"Jawab lu mau gak jadi pacar gua?!" Ucap Pria itu
Padahal saat di sekolah Yeji sudah menolak Soobin dengan halus
"Gua bilang ngga ya ngga! Lepas Soobin!" Bentak Yeji, mencoba melepaskan cengkraman tangan Soobin
"Ngga!" Ucap Soobin memper erat tangannnya
"Hei!" Bentak Yejun
"Apa bocah hah?!" Ucap Soobin enteng
"Lepasin nuuna gua gak?!" Ucap Yejun
"Bocah ingusan kaya lo gak usah ikut campur urusan orang dewasa!" Bentak Yejun
"Ohh, nantang ya?!" Geram Yejun. Yejun pun membuka sepatunya dan melempar ke kepala Soobin
'Dug'
"Aww, awas lo ya" Ucap Soobin kesakitan sambil memegang kepalanya, dan melepaskan genggamannya pada tangan Yeji
"Pergi lo!" Bentak Yejun. Soobin pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua
"Nuuna gakpapa kan?"Tanya Yejun. Yeji pun memperlihatkan tangannya yang terluka akibat kuku Soobin
"Kita ke toilet dulu ya, ini harus di cuci nanti impeksi" Ucap Yeji, sambil memakaikan sepatunya kembali. Mereka pun pergi ketoilet untuk membersihkan darah di tangan Yeji
"Aww" Yeji meringis kewakitan saat air mengalir ke lukanya
"Udah ini, kita ke toko obat obatan dulu ya, lukanya mau di perban" Ucap Yeji
"Iya, udah itu kita ke lestoran ya, Yejun lapar" Rengek Yejun
"Udah itu juga anter dulu nuuna ke tempat baju" Ucap Yeji diangguki oleh Yejun
Akhirnya mereka pun selesai dan pulang kerumah
Mension Manoban
"Nuuna langsung ke kamar ya" Ucap Yeji lesu langsung pergi ke kamar
"Iya" Jawab Yejun
"Lho nuuna mu mana?" Tanya Jennie
"Nuuna ke kamar mom, kayanya di lelah deh gara gara tadi" Ucap Yejun
"Emang tadi kenapa?" Tanya Jennie. Yejun pun menceritakan kejadiannya
"Mommy ke kamar nuuna mu dulu ya"
"Iya mom" ucap Yejun memainkan game onlinenya kembali di ruang tengah
Kamar Yeji
"Hiks~hiks" Tangis Yeji di dalam kamar sambil duduk di pinggir kasur
'Ceklek' Jennie masuk ke kamar Yeji, dan menghampiri Yeji dan duduk disebelahnya
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Jennie memegang bahu Yeji
"Gakpapa kok mom" Ucap Yeji mengusap air matanya
"Mommy tau kok semuannya" Ucap Jennie sontak Yeji pun langsung menatap mommynya dan memeluknya
"Hiks~~hiks~~" Tangis Yeji pecah di pelukan Jennie
"Mommy dia jahat" Adu Yeji
"Shutt~~ jangan di fikirin" Ucap Jennie mengelus punggung anaknya
"Tuh liat, tangan Yeji sampe gini" Ucap Yeji melonggarkan pelukannya dan melihatkan lukanya ke Jennie
"Sakit ya?" Ucap Jennie memegang tangan Yeji. Yeji pun mengagguk
'Ceklek' Lim masuk kekamar Yeji, Jennie dan Yeji pun menatap Lim
"Kamu gak papakan?" Tanya Lim menghampiri Yeji. Yeji pun menggeleng dan menangis lagi di pelukan Lim
"Shut~~ jangan nangis kalo kamu nangis daddy merasa gagal jadi seorang ayah" Ucap Lim. Mendengar itu Yeji pun menghentikan tangisannya
"Kamu udah kenal lama sama dia?" Tanya Lim melonggarkan pelukannya, Lim sudah tau semuanya dari Yejun
"Ngga, dia anak baru disini" Ucap Yeji
"Ooh, udah kamu sekarang tidur ya, udah malem ini" Ucap Lim
"Iya,good night Dad, Mom" Ucap Yeji mengecup pipi kedua orang tuanya. Lim dan Jennie pun pergi meninggalkan Yeji sendiri di kamar
Ruang tengah
"Liat coba, masa Yejun tidur disini?" Ucap Jennie melihat anak nya tidur di sofa
"Kasian deh anak daddy" Ucap Lim. Lim pun langsung memangku Yejun untuk memindahkannya ke kamar. Setelah itu Lim dan Jennie pergi kekamarnya
