M E E T Y O U

49 6 2
                                    

Dalam kehidupan, setidaknya kita pernah bertemu dengan banyak manusia. Mereka yang merasa cocok dengan satu sama lain, cenderung akan bertahan lama untuk terus bersama-sama. Atau malah, satu persatu dari mereka, akan menghilang dengan sendirinya. Setelah merasa tau kekurangan dari diri kita.

Kita juga tau, setiap harinya ada manusia yang datang dan pergi. Ada manusia yang singgah sementara, lalu pergi meninggalkan luka. Ada manusia yang datang dengan gembira, lalu pergi dengan hati kecewa.

Kita tau itu semua. Karna kita juga tau, bahwa tidak ada apapun yang dapat kita cegah, ketika seseorang datang ke dalam kehidupan kita. Walaupun mereka datang hanya untuk menyakiti, tapi kita tidak mungkin akan mengetahui. Kita akan menerima mereka, walaupun kita tidak tau akan terjadi apa pada akhirnya.

Sore itu, seperti biasanya. Echa pergi ke toko kue sepulang sekolah. Dia bekerja part time di sana untuk memenuhi kebutuhan. Echa tau, seorang pegawai pabrik tidak bisa memenuhi kehidupan Echa, dengan kedua adiknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Apalagi Echa juga masih menempuh pendidikan di SMA, yang mengharuskan dirinya membantu ibunya untuk bekerja.

Echa Maharani, terlahir di keluarga sederhana. Ayahnya meninggal dua tahun lalu, dan ibunya harus membanting tulang semenjak saat itu. Echa memiliki dua adik laki-laki dan perempuan, Bagas dan Gisel.

'Tiggg...'

"Selamat datang di toko kue kami, silahkan memesan apapun yang anda sukai. "

Aroma kue kering yang barusaja di panggang di dalam oven, memenuhi ruangan bernuansaCafe itu. Echa berdiri di belakang kasir, tersenyum ramah pada seseorang yang barusaja memasuki area toko.

"Tolong satu cake setrowbery krim vanila, dengan kopi latte nya mbak."

Selain menyediakan berbagai kue dan cake, toko itu menyediakan berbagai minuman dan kopi. Pelanggan juga bisa memakan kue di sana, karna pelanggan di sediakan tempat duduk seperti halnya sebuah Caferia kebanyakan.

"Baik mbak, tunggu sebentar."

Echa beranjak ke sebuah mesin pembuat kopi, lalu mengambil sebuah cake yang tadi di pesan. Setelah kopi jadi, dia memberikannya pada pelanggan. Pelanggan itu tersenyum, sambil mengambil pesanannya. Dia juga membayar sejumlah nominal yang sudah di sebutkan oleh Echa.

"Terimakasih dan selamat menikmati..." Echa tersenyum ramah, yang di balas langsung oleh pelanggan itu. Setelah pelanggan itu pergi, Echa menghembuskan nafasnya lelah.

Echa tau, dia sudah melakukan ini lebih dari dua bulan di sana. Namun tetap saja, Echa merasa masih kewalahan ketika menangani para pelanggan yang datangnya beriringan. Apalagi terkadang, Echa sering kali dengan sengaja melewat kan jam istirahat. Hanya untuk pulang lebih awal, karna harus belajar untuk keesokan harinya di sekolah.

Maklum, Echa adalah salah satu pemegang beasiswa. Dia tidak ingin peringkat nya turun yang mengharuskan beasiswa nya di cabut oleh pihak sekolah.

"Loh mbak, tadi kan saya pesan kue kering. Kenapa saya di kasih keik?" Ujar salah satu pelanggan, dengan pakaian mencolok di kedua telinganya terdapat anting berlian yang berkilau ketika di terpa cahaya.

Orang kaya.

Echa meringis, "Owh maaf mbak, saya tadi kurang memerhatikan. " katanya, lalu kembali mengambil kue yang di maksud.

"Gimana sih mbaknya teledor."

Pelanggan itu mengambil pesanannya dengan kesal, dia memberikan kartu card untuk membayar.

"Maaf ya mbak, atas ketidak nyaman nya."

Setelah mengambil kartu card miliknya, pelanggan itu berlalu pergi dengan pongah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang