Mau ngucap istighfar,
Tapi takut kamu kebakar._______________________
Koridor yang awalnya ramai tiba-tiba menjadi amat hening. Hanya ada beberapa orang yang sedang berbisik melihat pria tinggi berwajah tampan itu.
Sementara si pria hari ini bersikap acuh dan tak peduli dengan keadaan sekitar. Berjalan santai seolah tidak terjadi apa-apa.
Reynand Darrendra, panggil saja Rendra. Pria berwajah dingin itu saat ini sangat hemat berbicara. Sedari tadi tidak ada wajah bahagia yang ia tunjukkan. Bahkan senyum dibibirnya yang sering ia perlihatkan kini tidak ia perlihatkan.
Dalam perjalanan Ia melihat temannya yang sedang melambai-lambai kearahnya mengisyaratkan untuk berkumpul. Rendra hanya melihatnya sekilas dan langsung berjalan kearah kelasnya.
"Mau kemana? Kenapa buru-buru." Vino berteriak kepada Rendra.
Rendra tetap bersikap acuh kepada temannya itu, ia merasa jika ia menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya kepada teman-temannya mereka juga akan merasakan kesedihannya.
Beberapa langkah ia ambil menuju pintu. Namun terhenti tatkala Vino lagi-lagi berujar kepadanya.
"Rend--"
"Naro tas" ucap Rendra yang langsung masuk kedalam kelasnya itu.
Selang beberapa lama ia keluar kelasnya menuju kearah teman-temannya. Lalu duduk dibangku yang terletak di tepi lapangan bersama ketiga temannya itu. Seperti biasa mereka mengobrol, sambil cuci mata bila ada siswi cantik yang lewat.
"Rendra" ucap Natha.
"Hmm", sahut Rendra, tanpa membuka mulutnya.
"Lu selalu aja gini, gamau berubah? Lu ga pernah mau cerita sama kita-kita kalo ada masalah" tanya Natha yang dibalas dengan tatapan tajam oleh Rendra.
"Maaf, gue tarik kata-kata gue" ucap Natha.
"Gpp, gue cuma gamau bagi kesedihan sama kalian have fun aja" balas Rendra tersenyum kemudian berdiri.
Devan mendongakkan kepalanya ketika melihat Rendra berdiri dari posisinya. Hal itu membuat Devan ingin bertanya.
"Mau kemana lo?" Tanya Devan.
"Rooftoop" balas Rendra yang dibalas anggukan oleh ketiga temannya.
"Yaudah sana, jangan kangen ma gw lo" kekeh Natha.
"Hmm"
- Memories -
Bel istirahat, suara yang sangat dinanti-nanti oleh para siswa dan siswi. Untuk mengistirahatkan otak sejenak dari pelajaran yang membosankan.
Zeline, Rea, dan Hera kini telah berada di kantin untuk mengisi perut mereka.
Memesan bakso dan es teh, kemudian kembali duduk, lalu makan bersama.
Zeline menyelesaikan suapan terakhirnya. Kemudian ia menatap gadis yang duduk menyamping ke arahnya.
"Kenapa Lo? Tanya Zeline kepada Rea.
"Mau liat tugas fisika lo dong, Lin" ucap Rea disusul anggukan oleh Hera.
Zeline memutar bola matanya malas. Selalu saja Rea dan Hera meminta contekan kepadanya.
"Ambil aja nanti di tas gue," ucap Zeline, kemudian bangkit dari tempat duduknya hingga membuat kedua sahabatnya itu mendongak.
"Mau kemana lo?" Ucap Hera
"Mau ke kelaslah" ucap Zeline yang kemudian disusul oleh kedua sahabatnya itu.
"Cepetan ngerjainnya 10 menit lagi masuk, semangat" kata Zeline berteriak kepada kedua sahabatnya itu yang tengah mengerjakan PR, eitts lebih tepatnya menyalin PR.
"Sipp gua tinggal sedikit lagi" kekeh Rea.
Hera melirik tugas yang hampir diselesaikan oleh Rea "Ehh tungguin Ra, gua belum nih" cemas Hera.
"Bodoamat akhirnya selesai, ehh tulisan lu jelek amat dah" ejek Rea sembari tertawa terbahak-bahak.
"Yaelah gua buru-buru ni, tulisan sabodo bentar lagi selesai"
"Udah belum?" Tanya Zeline pada Rea dan Hera.
Triiinnnnngggg!
"Udah, selamet gue..."ucap Rea sembari mengatur nafasnya.
Pembelajaran pun dimulai dengan lancar hingga tak terasa bel pulang sekolah berbunyi. Siswa siswi berhamburan keluar kelas.
"Kalian balik naik apa?" Tanya Hera saat posisinya tengah mengambil tas.
"Biasa, naik bus" ucap Zeline kemudian berdiri dari bangkunya.
"Gue ikut Hera ya" ucap Rea memohon pada Hera.
"Iyadeh. Yaudah hati-hati ya Zeline bye" ucap Hera kemudian keluar kelas disusul Rea.
"Bye Zeline muach" ucap Rea sembari memberi Zeline kissbye.
Zeline terkekeh pelan. Ia bergidik ngeri melihat raut wajah Rea yang menurutnya sok imut itu.
Setelahnya, Zeline melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah dan menuju halte yang tidak jauh dari sekolahnya itu.
- Memories -
> To be continued
My first story, enjoy guys
Thanks for reading✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction"gue cuman pengen lo ngerti, pengen lo tetap disini, gue gak akan bisa berdiri tanpa lo, dan lo udah ngenalin gue dengan arti sebuah cinta." Ucap Rendra sembari menggenggam tangan Zeline. "Gue rasa dengan kita berteman selama ini akan lebih baik dar...