Memories - 3

40 5 0
                                    


Lo maunya dikejar mulu,
Gatau apa kalo gue mageran, ah, bego.

________________________

Pembelajaran pun dimulai dengan sangat lancar hingga tak terasa bel istirahat berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas tak terkecuali tiga cowo yang kini sudah berada di kantin.

"Ren, tadi pagi lo kemana? Ditungguin juga" tanya Devan yang dibalas anggukan setuju oleh kedua temannya.

"Iya Bang Rendra, Natha kangen" ucap Natha bergelayut manja di lengan Rendra.

"Idih, mulai homo si Natha guys" ucap Vino terkekeh geli.

"Apaan sih lu pada, rese banget" protes Natha tak terima kemudian melepaskan tangannya dari lengan Rendra.

"Becanda, lanjut ke point, lu kemana?" Tanya Devan memastikan.

"Nolongin cewe jatuh" balas Rendra seolah tak peduli.

"Siapa yang lo tolongin?" Kepo Natha.

"Dari nametagnya sih tadi gue baca Zeline, kelas 11 MIPA 1" jawab Rendra.

"Gue tau tuh cewek, anggota OSIS.'' sahut Devan.

"Rendra kan cuek nih ya, gue tantang lo harus bisa dapetin tu cewek" kekeh Vino yang dibalas anggukan oleh Devan dan Natha.

Natha terkekeh geli "iya Ren, bener kata Vino"

"Gak! emang gue dapet apa kalo bisa dapetin tu cewek? Secara semua cewe pasti suka sama gue" sahut Rendra tak terima.

"Kok lo bisa ngomong gini? Kan belum lo buktiin, Ren" Tanya Devan.

"Kalo lo emang bisa dapetin tuh cewek, lo baru bisa bilang kek gitu, ye kan guys." Balas Vino yang sedang membuang puntung rokok yang habis ia hisap ke tanah kemudian menginjaknya dengan kaki kanannya.

"Sini Ren, gue bilangin. Kalo sampe lu bisa dapetin tuh cewek, lo bebas nyuruh- nyuruh kita, gue kasih motor sport punya gue, gimana?" Tanya Vino.

"Iya, gue juga bakalan kasih apa yang lo mau." Sahut Natha tak ingin kalah.

"Gue juga bro, gimana? Setuju gak?." Tanya Devan yang dibalas senyuman miring dari Rendra.

"Oke, deal"

- memories -

"Gimana ceritanya? Gue kepo nih." tanya Hera penasaran.

"Kepo lo kayak Dora, by the way anyway ceritain cepetan." Ucap Rea.

"Lo juga kepo, bego." Sahut Hera yang kemudian menoyor sahabatnya itu.

Zeline pun menceritakan semua kejadian yang ia alami tadi pagi pada kedua sahabatnya itu.

"Ohh gitu, Lo tau Rendra kan, Ra?." Tanya Rea yang dibalas anggukan oleh Hera.

"Iya tau, dia kapten basket kan? Trus papanya donatur sekolahan, siapa coba yang gak kenal tu anak" ucap Hera yang dibalas anggukan setuju oleh Rea.

"Tapi nih ya, dengar-dengar anaknya bipolar." pikir Rea

"Ngaco lo." Protes Zeline tak terima karena Rendra sudah sangat membantunya tadi pagi.

"Dih napa lo sewot, gue kan cuma denger-denger, Lin." Balas Rea.

"Duh laper banget ni gue, bel masuk masih lama nggak?" Tanya Hera nampak lesu dan tidak bersemangat.

"Lo lemes banget deh, kek ga ada semangat hidup." Ucap Rea bergidik ngeri melihat tampang temannya itu.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang