Part 7 - Kegilaan Edo

145 3 0
                                    

Halohaaa...

-Because I Love You-

Hari ini aku bener bener super baik sama kalian.

Ini aku bakal double up

Dann part kali ini bener bener panjang.

Harap maklum ya, typo bertebaran dimana - mana.

Happy Reading Guyss!



"Gaunnya tidak kamu lihat?", tanya Edo yang melirik Yaya dan mengedipkan satu matanya. Curiga dengan kelakuan Edo, Yaya langsung mengambil tas dan melihat isinya. Yaya mematung melihat isinya. Ini? Yaya beralih menatap Edo seakan meminta penjelasan. Edo yang merasa tersudutkan diselamatkan oleh kedatangan Mbok Sri.

"Ini den. Mbok Sri buatkan jus jeruk", Mbok Sri yang dtaang menaruh gelas diatas meja.

"Terima kasih mbok", jawab Edo dengan senyuman mencoba mengalihkan.

Edo menghindari tatapan Yaya dengan menyibukkan diri menikmati jus jeruknya. Dari sudut mata Edo, terlihat jelas bahwa Yaya masih menatap dirinya. Tak disangka, jus jeruk telah habis namun Yaya masih saja menatap Edo dengan tajam.

"Jus Jeruknya segar. Lo gak minum?", Edo yang mencoba mengalihkan topik. Namun sayangnya Yaya sama sekali tidak terpengaruh. Edo yang sudah tersudutkan dan tak bisa berbuat apa – apa akhirnya menyerah. Ditatapnya balik mata Yaya dan bersiap memberi penjelasan.

"Apa sih?", tanya Edo yang berpura – pura tidak paham, sebab Edo berharap Yaya bertanya langsung pada dirinya. Sayangnya satu alis yang dinaikan adalah balasan yang ditunjukan Yaya. Ngerti kan? Satu alis dinaikkan apa artinya? Ya, sudah sangat menunggu penjelasan.

"Oke oke. Aku jelasin", jelas Edo.

Yang diikuti anggukan Yaya sembari melipat tangannya didepan dada.

"Dari awal emang aku membeli gaun ini buat kamu. Dah selesai.", jawab Edo singkat.

Tatapan tajam Yaya perlahan berubah menjadi mata yang tersenyum.

"Kenapa gak bilang dari awal sih? Tau gitu aku beli gaun yang lebih bagus dari pada ini", ucap Yaya yang beralih menatap gaunnya itu.

"Udah terima aja", jawab Edo.

Tentu aja Edo melakukan ini ada maksud lain. Edo hanya penasaran dengan reaksi Yaya jika Edo membelikan gaun untuk perempuan lain. Sebenarnya waktu itu Edo mendengar semua gumaman Yaya waktu diruang fitting. Sangatlah menyenangkan.

"Jadi artinya lo gak beliin gaun buat teman bisnis perempuan lo ni?", tanya Yaya mengintrogasi.

Edo menggeleng santai. Dan itu membuat Yaya tersenyum lebar.

"Sudahlah, aku pulang. Tidur sana dah malam ni", ucap Edo yang berdiri bersiap untuk pulang.

"Thanks ya hari ini"

"With my pleasure. Jangan lupa besok jam 7 malam", jawab Edo sembari mengacak – acak rambutnya. Yaya menatap Edo hingga menghilang diujung pintu. Yaya merasa senang hari ini, melihat gaun dan sepatu yang tergeletak diatas meja. Yaya segera menuju kamar dan bersiap untuk tidur. Karena waktu sudah malam. Hari yang melelahkan.



Srek... dibukanya tirai jendela.

Silau. Cahaya matahari jatuh tepat diwajahku.

Because I  Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang