Pertemuan

20 2 1
                                    

"Pertemuan kita itu udah takdir, yang tak bisa diganggu gugat."

Seorang gadis berjalan menyesuri lorong sekolahnya. Rok lipit yang longgar bersama dengan baju yang longgar. Putri Dewi sisramata, siapa yang tidak mengenalnya gadis tomboy yang suka berkelahi tetapi masih tau aturan.

Dewi hanya akan berkelahi dengan orang mencari gara-gara.
Sma Trisakti masih sepi. Hari ini Dewi berangkat pagi bukan karena rajin, tapi dia ingin tidur terlebih dikelasnya yang sangat nyaman.

Dewi gadis berambut pendek ini berjalan santai menuju kelasnya.
Sampai dikelas, Dewi menyimpan tasnya dan memulai tidurnya. Dewi murid Sma yang tomboy namun juga cuek.

Dewi sebenarnya cantik namun hanya saja dia tidak pernah memperhatikan penampilannya. Banyak cowok yang suka padanya tapi tak akan berani mendekati bisa-bisa terkena tonjok.

"Dewi kuuuu!!" Dewi tersentak. Menghelas nafas. Dewi baru saja tertidur tetapi kedatangan seorang dengan suara cempreng membuatnya harus terbangun.

"Kenapa?" Tanya Dewi sambil mengikat rambut pendeknya dengan karet.

"Ngak ada," Siska tersenyum menampilkan gigi ginsul nya. Dewi memutar matanya kemudian melanjutkan tidurnya.

Tak mau lagi mendengar Siska yang terus mengoceh di sampingnya.

***

Di kantin Dewi hanya memilih bakso dan es jeruk saja, berbeda dengan Siska yang hanya memilih roti. Kata Siska biar ngak gendut.

Tak perduli dengan Siska yang terus menyiksa dirinya dengan makan sedikit. Dewi lebih baik gendut dari pada harus kurus kerempeng kayak Siska.

"Dew, kamu lo ngak?" Tanya Siska dengan menatap Dewi dengan senyuman yang kata laki-laki disekolah itu manis.

"Ngak" jawab Dewi kemudian melanjutkan memakan baksonya.

"Ishh, lo tuh yah, lihat di pojokan, ada anak baru," ucap Siska sambil terus menatap arah pojokan yang memang jarang ditempati.

"Urusannya sama gue apa?" Dewi menjawab dengan nada yang ketus.

"Coba lo nengok, kali aja lo suka," Dewi menengokkan kepalanya ke arah pojokan. Malas berdebat dengan Siska.

Dewi menatap cowok yang duduk sendirian sambil memakan bakso, cowok itu tinggi, badannya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, dan sangat tampan.

Dewi terus memperhatikan cowok itu sepertinya dia tak asing dengan wajahnya.

"Namanya siapa?" Tanya Dewi menatap Siska dengan penasaran.

"Tumben lo peduli?" Tanya balik Siska dengan dahi berkerut. Tak biasanya Dewi terlihat peduli dengan seseorang.

Dewi hanya menatap Siska garang seperti ingin memakan.
Siska menelan ludahnya, merasa terintimidasi oleh tatapan sahabatnya itu.
" Namanya Dewa," jawab Siska kemudian menatap kearah Dewa.

"Btw nama lo, cocok dengan Dewa." Ucap Siska dengan di akhiri dengan kekehan.

"Dewa?" Tanya Dewi

"Iya, dia itu cowok baru, katanya pindahan dari Jakarta."

Dewi memang mendengarkan cerita dari Siska tetapi matanya terus menatap kearah cowok yang bernama Dewa itu.

Dewi merasa kenal dengan cowok itu. Sampai Cowok dengan tatapan tajam seperti elang juga menatapnya dengan datar.

Sontak saja Dewi gelapan dan salah tingkah dan berakhir Dewi menyengol minumannya dan berakhir mengenai Siska.

"Omg! Dewi lo kok numpahin minumannya sih!" Teriak Siska bukan karena marah terkena minuman tapi heran kenapa Dewi begitu ceroboh.

Dewi yang melihat beberapa orang melihat kemejanya langsung berteriak " kenapa lihat-lihat," membuat mereka langsung kembali ke aktifitasnya.

Dewi pergi begitu saja tanpa memperdulikan siska yang berteriak memanggil namanya.

Sedangkan dilain tempat cowok bernama Dewa itu menatap aneh kearah gadis yang tertangkap basah melihatnya.

°°°°

Seorang laki-laki berjalan dengan tatapan datar, dengan gaya yang cool laki-laki itu berjalan menuju kearah perpustakan, biar tidak ada yang menganggu.

Tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Dewa," teriak seseorang dari arah belakang Dewa dan tentu saja Dewa berbalik dan melihat wanita yang mungkin sudah berusia lima puluh tahun itu.

"Kenapa bu?" Tanya Dewa dengan sopan kepada gurunya itu.

"Kamu tolong berikan buku ini di kelas ips 1 yah?" Guru itu memberikan setumpuk buku ke Dewa dan mau tak mau Dewa menerimanya.

"Kenapa bukan ketua kelasnya, bu?" Tanya Dewa karena harusnya ini tugas ketua kelas dari kelas ips itu.

"Kebetulan kamu lewat sini, kamu cuma lurus saja kok," ucap guru itu kemudian pergi.

Dewa hanya menghelas nafas kemudian melangkah menuju kelas yang dimaksud. Dewa melihat papan yang tertempel di atas pintu.

"Ips 1," gumam Dewa kemudian mengetuk sebelum masuk ke kelas itu. Dewa melihat ada seorang guru laki-laki yang tengah menceramahi kelas itu.

Dewa kembali mengetuk lebih keras agar guru itu mendegarnya.

Guru itu memperhatikam Dewa dan tatapan bertanya begitu semua orang dalam kelas melihat Dewa yang berada dipintu kelas.

"Saya mau antarin buku, pak," ucap Dewa yang seakan mengerti dengan tatapan orang yang berada dikelas ini.

"Silahkan masuk," jawab guru itu dan Dewa melangkah masuk.

Terdengar bisikin dari cewek-cewek yang ada dikelas itu.

"Ganteng banget."
"Kok gue baru lihat."

Namun Dewa tak memperdulikan mereka, sampai saat matanya tertuju kepada cewek berambut pendek yang di ikat asal-asal tengah menatapnya
dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Saya belum pernah lihat kamu?" Tanya guru itu memperhatikan Dewa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Dewa menjawab itu dengan tatapan yang masih datar " saya anak baru pak," Setelah menjawab pertanyaan guru.

Dewa pamit dan melangkah keluar, tetapi pikirannya terganggu setelah menatap seseorang dari kelas itu.

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komentt yah guyss.

Xoxo
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Dewa & DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang