Akhirnya mereka kembali ke tanah Negeri Ginseng. Meninggalkan LA dan membawa pulang kenangan manis bersama mereka.
Taehyung tidak menyesal walaupun waktunya dengan Seokjin tidak menentu dan lebih banyak ditinggalkan sendiri selama Seokjin bekerja.
Karena berkat perjalanan meraka, Taehyung merasa semakin mengenal Seokjin-nya. Seokjin yang ternyata takut serangga dan ketinggian, Seokjin yang ternyata sedikit possessive dan mesum.
Ah bukan sedikit,
pria itu memang mesum.
Jangan tanya bagaimana perasaannya setelah menjadi milik Seokjin seutuhnya. Karena jawabannya tentu ia merasa senang sekali.
Terkadang rasanya masih tak percaya, tapi melihat gelang infinity yang melingkar dipergelangan tangannya membuatnya yakin bahwa semua memang bukan mimpi apalagi hanya khayalannya.
Finally, ucapnya setiap kali menyadari jika keinginannya untuk jadi kekasih Kim Seokjin sudah tercapai. Seokjin kini sudah jadi kekasihnya, bahkan pria itu selalu mengatakan jika Taehyung adalah miliknya.
Taehyung tidak lagi mencintai sendirian, karena kini perasaannya telah terbalaskan.
.
.Beberapa hari belakangan ini keduanya kembali disibukan dengan urusan masing-masing. Seokjin yang sibuk bekerja dan Taehyung yang kembali sibuk dengan caffe nya yang cukup lama ia tinggalkan tanpa pengawasan.
Pagi itu Taehyung bahkan kesiangan karena sang ibu sedang tak ada dirumah dan tidak ada maid yang membangunkannya.
Mungkin bukan tidak ada,
Lebih tepatnya Taehyung terlalu sulit dibangunkan jika bukan oleh teriakan dan cubitan kecil dari Ibunya.
Karena terlambat bangun, Taehyung jadi terburu-buru untuk berangkat ke caffe. Hampir saja ia melupakan jika ia punya janji temu dengan seorang pengusaha yang akan membooking café miliknya untuk sebuah acara.
Diperjalanan menuju caffe miliknya ia terus merutuki manajer di caffe nya karena membuat janji di pagi-pagi begini.
Orang gila mana yang membuat janji bahkan dijam saat dimana seharusnya caffe miliknya belum buka.
Sebenarnya Taehyung merasa cukup aneh, untuk apa orang itu memaksa bertemu dengannya. Padahal jika urusan membooking saja manajer di caffé-nya pasti bisa mengurus itu semua.
Tapi karena tak memiliki jawaban atas pertanyaannya sendiri, ia memilih menyetujui saja untuk bertemu. Karena biarpun keluarganya sudah kaya, bukan berarti Taehyung tidak serius dengan usahanya.
Setidaknya ia akan bertanggung jawab akan sesuatu yang telah ia mulai.
Setelah menghabiskan waktu dua puluh menit dalam perjalanan, akhirnya ia berhasil memarkirkan range rover miliknya di area parkir.
Setelah mematikan mesin mobil, ia baru menyadari jika Handphone nya tertinggal. Matilah Kim Taehyung- ucapnya dalam hati.
Seokjin itu selalu minta dikabari dimanapun Taehyung berada. Karena berpikir jika ia tidak mungkin kembali kerumah hanya karena sebuah ponsel, Taehyung memilih abai.
Ia berpikir, "Ah biarlah pasti Seokjin hyung mengerti jika aku jelaskan nanti, lagipula aku bisa menelponnya menggunakan telepon diruanganku"
Langkahnya selalu terlihat percaya diri. Dengan coat coklat dan syal berwarna abu-abu pemberian Seokjin Taehyung tampak elegan dan manis disaat bersamaan.
Lonceng berbunyi saat pintu café itu didorong, dilihatnya Jihoon yang merupakan teman sekaligus manajer di café miliknya itu memberi kode pada Taehyung dengan cara mengarahkan jempolnya pada seseorang yang kini duduk membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter In December [JinV]✔
FanfictionAku tau ini sulit, tapi jika aku yakin dia adalah jodohku kenapa aku harus menyerah hanya karena penolakannya -KTH Dia yang menunggu, aku yang selalu berlalu Hingga dia mulai ragu, dan aku terganggu -KSJ Note : (Completed) 1. Penulisan alur tidak me...