Vero sedang menikmati lamunannya di dalam kelas. Hanya dirinya yang berada di ruangan tersebut. Seluruh mahasiswa-siswi sudah meninggalkan tempat itu beberapa menit yang lalu. Tanpa Vero sadari, seorang gadis mendekat dengan mudahnya dan membuyarkan lamunannya begitu saja.
Gadis itu berdeham kecil. "Hai, Vero."
Vero menoleh kemudian memberikan senyuman terbaiknya yang dapat meruntuhkan hati kaum hawa.
Sebetulnya Vero juga bingung, karena gadis yang berada di depannya tidak pernah ia lihat sama sekali.Kampus ini memang besar, tetapi bukan berarti Vero tidak mengenali gadis-gadis setiap fakultas yang berada disini bukan? Semua orangpun juga tahu hanya dengan mendengar nama Vero tanpa melihat wajahnya. Seorang player memang mudah dikenali bukan?
Gadis itu tersipu malu, bisa Vero lihat bahwa wajahnya sudah merah merona.
"Ini, aku mau ngasih permen buat kamu. Kamu kan suka makan permen."
Yap, memang benar. Tiada hari tanpa permen. Setiap hari Vero selalu membawa permen di sakunya.
Vero menerimanya dengan senang hati. "Thanks." Tidak lupa Vero memberikan kedipan mata yang manjur untuk membuat hati gadis di depannya tunduk.
Vero membuka bungkus permen kemudian ia makan permen itu.
"Lo anak baru, ya?" tanya Vero yang dibalas dengan anggukan.
Tanpa dugaan, ada seseorang yang mengagetkan Vero begitu saja.
"Hei, baby?" sapa Nadien.
Vero tersenyum sangat lembut. "Gue kira siapa."
Tanpa aba-aba, Nadien merebut permen milik Vero dan memakannya.
Vero melirik kepada Nadien seolah tidak terima jika sahabatnya itu merebut begitu saja.
"Apa?" tanya Nadien tanpa dosa.
Lelaki itu menghela napas pasrah, karena bagaimanapun ia berdebat, pasti ujungnya akan mengalah seolah sahabat di depannya itu menghipnotis dirinya. Kemudian Vero mengalihkan pandangannya kepada gadis yang berada didepannya sedari tadi sambil tersenyum karena merasa tidak enak.
Nadien yang mengerti situasinya kemudian mengalungkan salah satu tangannya di leher Vero.
"Maaf, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" sindir Nadien kepada gadis itu.
Gadis itu hanya menggeleng tidak mengerti apa yang baru saja ia lihat didepannya.
"Bukannya lo pacaran sama Gaga ya? Kok--"
"Betul sekali. Dan asal lo tau, Vero pun juga begitu. Mereka berdua pelindung gue," sambar Nadien dengan senyum mengejek.
Vero yang dilirik gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum.
"Lo masih mau disini? Gue mau ciuman nih sama Vero. Btw, thanks ya buat permennya," goda Nadien dengan senyuman dan berakting untuk segera mendekatkan wajahnya kepada Vero.
Dengan mudahnya gadis itu percaya ucapan Nadien. Buktinya, setelah itu ia sudah meninggalkan kedua insan di dalam kelas.
Nadien terkekeh pelan. "Sorry,"
Dan begitulah seterusnya. Nadien akan mengganggu Vero jika sedang berada dengan gadis di sekitar kampus mereka.
"Ya gini nih yang buat gue jomblo seumur hidup." Vero menghela napas berat.
"Udah, yuk! Udah ditunggu Gaga di mobil. Lo sih kelamaan, jadi gue nyusul lo kesini."
Vero meraih pinggang Nadien dan menuntunnya agar berjalan. "Sabar dong. Sebenernya tanpa gue nyari cewek pun selalu ada yang deketin gue. Yang jadi penghalang tu cuma lo, Dien."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Feeling
Любовные романыHARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!! ----------------------------------------- Bagaimana perasaan kalian, jika sudah merencanakan pernikahan, tetapi pasanganmu menghilang begitu saja seminggu sebelum hari h? Sakit? Pasti. Itulah yang di rasakan oleh...