Cerpen Horor : Pocong Lantai Dua (Spesial Malam Jumat)

305 2 2
                                    

Nama saya tio dan saya bekerja di salah satu perusahaan swasta yang berada di kota Jakarta.

Sama seperti tahun sebelumnya, menjelang pergantian tahun sudah pasti pekerjaan menumpuk.

Perusahaan pun membuat kebijakan jam kerja dibagi menjadi 2 shift, dan aku pun masuk kedalam shift malam.

Sama seperti tahun kemarin yang juga aku berada di shift malam, namun bedanya jika tahun lalu aku bekerja di bagian pengemasan yang berada di lantai dasar.

Kali ini aku ditempatkan di bagian gudang yang berada di lantai 2.

Konon katanya di lantai 2 ini, terdapat sosok yang dibungkus kain kafan, dengan beraroma busuk dan amis.

Sosok ini sudah tersohor bagi karyawan yang bekerja di lantai 2, namun aku tentu saja tidak semudah itu percaya.

Aku ingat saat itu aku berangkat kerja pukul 18:15 sore, setelah sholat magrib akupun pamit untuk pergi kerja.

Jakarta macet sekali dijam tersebut, karena hal itulah baru sampai kantor pukul 19:00, padahal jarak dari rumah kekantor tidak begitu jauh.

Aku langsung saja menuju loker karyawan untuk menaruh barang pribadiku dan bertemu nanda temanku yang juga bekerja di shift malam.

Kami berdua berjalan menuju lift dan naik ke lantai 2.

Sesampainya di lantai 2, kami berdua langsung masuk ke ruangan absen untuk absen terlebih dahulu sebelum bekerja.

Baru 4 orang yang hadir, dari total 10 orang yang masuk di daftar shift malam.

Aku dan nanda pun berengkrama singkat sambil berjalan kearah gudang.

"Kamu siap kan ?" tanya nanda dengan nada serius

"Siap apa?" tanya balik diriku yang masih kebingungan

"Ituloh tentang si sosok viral yang ada di lantai ini, masa kamu lupa sih, pokoknya nanti kalo kamu lihat, jangan tatap matanya, atau dia bakal ikutin kamu pas pulang" ucap nanda dengan kalimat tegas

"Yaelah santai aja kali nan, gue kan bukan penakut kaya lo! hahaha" jawabku dengan sedikit meledek nanda.

"terserah lo ajadah, jangan nyesel ya nanti" ucap nanda sembari melangkah menjauh ke sisi barat gudang.

Aku pun juga memutuskan untuk bekerja di sisi timur gudang, bersebrangan dengan si nanda.

Kurapihkan tumpukan kardus yang menumpuk, dan aku tata sedemikian rupa di rak tralis yang terbuat dari alumunium.

Jam demi jam terasa begitu cepat, tak terasa jam sudah 11 malam.

Ditempatku bekerja, khusus untuk shift malam tidak ada jam istirahat, namun jam 1 pagi kami sudah boleh pulang kerumah.

Perutku lapar, dan aku mulai jengkel menunggu jam pulang yang sisa 2 jam lagi, saat pikiranku terfokus oleh rasa lapar, tiba-tiba saja aku mencium aroma amis dari sebelah kiri.

Baunya amis sekali, tapi aku tetap berpikir positif, mungkin itu aroma bekas keringat yang bercucuran dilantai.

Tepat jam 12 dan terorpun datang.

Nanda menghampiriku dan mengajaku berbincang singkat.

Jarak antara aku dan nanda hanya rak alumunium yang memisahkan kami berdua.

Sesekali aku menoleh kearah nanda, sembari aku bekerja membereskan barang-barang di rak bagian bawah.

Saat aku menoleh ke arah nanda untuk kesekian kalinya.

Aku melihat sosok terbungkus kain kafan yang kotor bercampur tanah dan darah, dengan wajah busuk disertai borok yang terdapat di sekujur wajah.

Dengan lidah yang terjulur keluar, kondisi lidahnya tidak utuh, tapi terpotong setengah, dan dia tepat berdiri dibelakang nanda!

Aku terdiam tidak bisa berkata apa-apa, aku menatap mata si sosok tersebut agak lama, sampai akhirnya dia menatap balik mataku.

Aku pun berhasil membuang muka setelah dia balik menatapku.

Apa itu sosok yang sangat terkenal di lantai ini, yaitu Sosok Pocong Lantai dua.

Jam menunjukan pukul 1 pagi dan ini waktunya pulang, aku segera bergegas menuju loker, mengambil barang pribadi dan segera pergi kerumah.

Memacu motor dengan kencang di lenggang nya jalanan kota jakarta pada malam hari, hingga tiba di lurusan terakhir sebelum sampai rumahku.

Aku telat melihat rumahku, namun dikejauhan aku melihat tiang listrik yang bagian tengahnya di cat warna putih.

Sambil berpikir keras dan aku pun telah lewati tiang listrik itu tanpa berani menengok.

Aku berhenti di depan gerbang rumahku, lalu aku coba mengingat sejak kapan tiang listrik itu dicat putih dibagian tengah.

Aku beranikan diri untuk menoleh ke sebelah kanan yang dimana tiang listrik itu berdiri.

Saat aku menoleh, dan benar saja.

Tiang listrik itu memang ada disana, namun tidak terdapat warna putih dibagian tengahnya!

Lagi pula letak yang aku kira tiang listrik itu berada di tempat yang berbeda.

Tiang listrik yang aku lihat sekarang berada persis di tembok di depan sekolahan SD

Namun yang aku kira tiang listrik itu berdiri di depan pagar rumah tetanggaku.

"Setan setan, ah ini mah fix ini, anjirlah malaslah malas" Aku pun berbicara sendiri dengan perasaan mulai takut.

Aku langsung bergegas buka gerbang rumah dan memasukan motorku ke garasi.

Lalu aku kembali ke depan untuk menutup gerbang.

Saat aku kembali ke garasi, aku melihat dari pantulan jendela.

Sosok tinggi melompat lompat, dengan lidah menjulur lalu dia pun melompat melangkahiku.

Dia tepat di depanku, akupun melihat secara dekat bagaimana wajahnya, baunya yang teramat busuk itu, aku tidak tahan.

Dan aku pun pingsan.

Saat aku tersadar, aku terbangun di dalam kamar dan melihat jam persis pukul 18:00, ternyata aku ketiduran dalam kondisi belum sholat magrib.

Mentalku hancur berantakan, badanku juga langsung meriang karena mimpi seperti itu.

Aku langsung saja bergegas sholat dan menelpon atasanku untuk izin tidak kerja hari itu dengan alasan sakit.

Kini aku percaya dengan sosok tersebut, sosok yang menjadi buah bibir dikalangan karyawan di lantai 2.

Sosok yang bahkan aku belum datang ke tempatnya yang berada dilantai 2, Dia sudah datang duluan kepadaku lewat mimpi.

                                                               TAMAT

KISAH MALAM JUMATWhere stories live. Discover now