Nama saya asep, saya petugas keamanan di suatu kampung di daerah sukabumi, jadi petugas keamanan tuh banyak suka dukanya, malah terkadang kami lebih takut yang ga kelihatan ketimbang harus ketemu ama maling.
Kisah ini dimulai saat saya masih baru gabung di petugas keamanan kampung, tepat 10 tahun yang lalu.
"Sep kesini atuh, ngapain kamu disitu, sok duduk disini gausah malu-malu" ucap salah satu tetangga yang mengajakku untuk bergabung dengan petugas keamanan untuk menjaga kampung.
"Iii iya kang budi" jawabku sambil langsung saja duduk di pos satpam
"Gini kan enak sep!, dari pada kamu nganggur ga dapet duit dan minta uang dari orangtua terus, mending kamu kaya gini, jagain kampung, selain dapet duit, dapet pahala juga karena udh jaga keamanan masyarakat disini, betull?" ujar kang harun yang juga salah satu tetanggaku.
"Iya kang harun, asep teh juga bosen sebenarnya nganggur, ya gimana lagi ya, abis cari kerja dikota susah, yaudah mending gini ajalah sekarang, menyelam sambil minum air, dapet uang terus dapet berkah juga karena udh jaga keamanan dan ketenangan warga disini"jawabku sambil menatap wajah kang harun.
Lalu kami saling mengobrol, dan tak terasa hari semakin larut, suasana dingin disertai suara jangkrik, menjadi teman kami selama kami jaga malam.
Tepat pukul jam 11 malam, kang budi memutuskan agar kita berpatroli, namun harus ada 2 orang yang jaga dipos.
Malam itu kami ada 5 orang, saya,kang budi,kang harun, kang badrun, dan kang otoy.
Peraturan turun temurun di pos tempat saya jaga adalah, setiap petugas baru, harus berpatroli sendirian, gaboleh ada temen nya, jadi terpaksa saya berpatroli sendiri malam itu.
"Kang harun sama kang badrun jaga disini ya, diem di pos" ujar kang budi
"Siap kang" jawab kang harun dan kang badrun
"Kang otoy ikut saya" ujar kang budi ke kang otoy
"Siap 86 kang, btw ini kita mau kemana kang" tanya kang otoy
"Kamu sama saya ke arah kuburan deket curug, nah si asep ini ke arah jalan keluar kampung" ujar kang Budi.
"Wih kang budi baik pisan euy, walaupun sendiri saya mah berani kang, soalnya ga ke kuburan kaya akang" ujarku
"Ya kamu liat ajalah nanti, ga selamanya kuburan itu serem sep" jawab kang budi.
Lalu kami pun berpencar, kang budi dan kang otoy ke arah kuburan, aku sendirian ke arah jalan keluar kampung.
Aku susuri jalan setapak sampai akhirnya aku tiba di kampungku, suasana sunyi dan sepi karena penduduk sudah pada terlelap, aku senter sudut" jalan untuk memastikan tidak ada maling yang sedang bersembunyi.
Setelah kampung aku lewati, sekarang saatnya menuju jalan keluar kampung, jarak dari kampung ke jalan keluar kurang lebih 500 meter, lalu abis itu langsung terhubung dengan jalan provinsi yang menghubungkan sukabumi-cianjur.
Setelah aku asik senter sana sini, lalu fokusku pecah kepada satu rumah di ujung jalan, tepat disamping pohon beringin rumah itu berdiri.
Aku lupa akan rumah tersebut, lalu semua memori tentang angkernya rumah itupun langsung masuk kedalam kepalaku.
Kata orang kampung, disitu banyak hantunya, cuma yang paling sering muncul itu kuntilanak yang menatap tajam dari balik jendela rumah.
Kaki ku gemetar!, aku paksakan untuk terus berjalan, lalu saat tepat berada di depan rumah tersebut, aku beranikan untuk menoleh dan menyenter keadaan rumah tersebut.
Halaman nya dipenuhi rumput liar, cat tembok yang sudah berwarna kecoklatan, besi rumah yang sudah karatan, dan jendela yang sudah tidak ada kacanya, rumah itu memang sudah lama sekali ditinggalkan, bahkan sejak aku masih kecil rumah itu sudah dalam keadaan kosong.
Rumor beredar, katanya rumah itu dulu ditinggalkan karena pemiliknya tidak betah, mereka selalu diganggu oleh penghuni yang ada dirumah tersebut.
Setelah aku senter kesetiap sudut rumah, aku tidak menemukan apapun.
"huft, aman" ujar ku dalam kondisi seorang diri.
Lalu aku teruskan berjalaan saat sudah sampai jalan keluar, kulihat masih ada mobil yang sesekali lewat yang akan menuju kota cianjur.
Lalu aku putar balik lagi untuk menuju pos, aku sudah lihat rumah kosong itu dari kejauhan.
Saat sudah sedikit lagi sampai kedekat rumah tersebut, lampu senterku mendadak mati, lalu aku ambil hp dan aku nyalakan senter dari hp ku.
Lalu aku berjalan pelan melewati rumah tersebut, namun tidak seperti yang tadi, kali ini aku tidak berani menoleh kearah rumah.
Saat langkahku baru tepat berada di depan rumah tersebut, hp ku error!!, dan tiba" saja layarnya menyala mati begitu saja, lalu mengeluarkan bunyi perempuan ketawa.
"Hihihihihihiiiii" seperti itu suara yang aku dengar dari hp ku, suaranya begitu pelan sekali.
Lalu hp aku normal kembali, aku cek aplikasi apa saja yang terbuka tadi sehingga mengeluarkan suara ketawa perempuan seperti itu.
Saat aku cek, tidak ada aplikasi yang terbuka, berarti tadi hp ku murni hanya nyala mati.
Lalu suara perempuan tadi siapa?
Legenda mengatakan, "jika mendengar suara ketawa kuntilanak yang suaranya dekat/keras, berarti sosok itu jauh dari kamu, namun jika mendengar suara ketawa kuntilanak yang begitu pelan/jauh, berarti sosok itu sangat dekat"
Aku hentikan langkahku, lalu aku dengarkan dengan baik, suara apa itu?
"kang, aaaa kanggg"
"Mauuu keee manaaa akang, mampiirrr kang kerumaaah"
"Suara darimana itu?"tanyaku dalam hati.
Lalu aku beranikan menengok kebelakang, dan hanya berjarak 5 meter dari tempatku berdiri.
Aku melihat sosok wanita berbaju panjang, berwarna putih kucel dan kotor, dengan wajah yang menunduk, lalu dia melayang dengan pelan kearahku sambil menggeleng" kan kepalanya dengan cepat.
Aku tidak bisa bergerak, aku tidak yakin apa yang aku lihat, namun saat sosok itu mengangkat kepalanya, aku lihat bola matanya keluar, idung nya sudah tidak ada, dan mulut yang penuh luka busuk dan belatung.
"Hihihihihi akaaaangg, hihihihih" teriak hantu tersebut
"Juriiiiiggggg!!! toloooonggggg" teriak ku sambil berkata jurig/hantu
Aku tersandung, kepalaku menghantam batu dan saat aku ingin berdiri, kepalaku pusing.
Aku hanya bisa merasakan dahi ku basah, dan akupun melihat sosok itu mendekat.
"Hihihihi, celakah yah akangg? akang celaka? hihihihi" lalu sosok itu pun melayang tepat di depanku sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Akupun pingsan, lalu saat tersadar aku sudah berada di rumah sakit, aku melihat keluargaku dan temanku hadir di ruangan tempat aku dirawat.
Kata dokter luka aku tidak parah, karena saat aku ditemukan dalam kondisi pingsan, pengemudi yang kebetulan lewat langsung dengan cepat membawaku ke rumah sakit.
Aku bersyukur masih ada orang baik yang membawaku dengan sigap ke rumah sakit, sungguh malam yang panjang dan penuh teror.
Tamat