11

1.4K 194 10
                                    













Jimin memasuki kantor Taehyung dengan angkuh, tak menanggapi sapaan karyawan Taehyung terhadapnya. Bukan karena sombong, tapi karena suasana hatinya sedang buruk. Dengan menggebu-gebu, Jimin menekan tombol lift untuk menuju ruangan Taehyung. Beberapa orang yang berada dalam satu lift dengan Jimin merasakan aura tidak baik yang menguar dari Jimin. Mereka memutuskan untuk membungkam mulut daripada mencari masalah dengan omega teman bosnya itu. 

Setelah sampai di lantai ruangan Taehyung, Jimin berjalan dengan cepat. Menemui Irene dan bertanya dimana Taehyung. 

"Taehyung-ssi sedang ada rapat. Lebih baik kau menunggu di dalam."

Tanpa kata, Jimin melangkah ke pintu ruangan Taehyung. Saat akan membuka pintu, Irene bersuara. 

"Mau kuambilkan minum? Sepertinya kau sedang terbakar, Jimin."

Jimin tak menjawab apa-apa, ia langsung menutup pintu ruang kerja Taehyung cukup keras. 

"Sepertinya akan terjadi perang antara mereka. Haaaaahhh~" desah Irene sambil menggelengkan kepala. 













Seminggu ini mood Taehyung menjadi sangat baik. Apa lagi alasannya kalau bukan karena kehadiran Hoseok di hidupnya. Apalagi dengan jawaban yang dilontarkan Hoseok bahwa ia menerima pernyataan egois Taehyung. Setiap hari mereka tidur dalam kamar dan ranjang yang sama. Saling menggenggam tangan untuk mengisi kekosongan tangan mereka. Terkadang saling berdekapan dengan izin Hoseok tentunya. 

Taehyung masih sangat berhati-hati terhadap Hoseok. Taehyung tidak mau membuat Hoseok terluka walau hanya dengan sentuhan tangannya. Taehyung tau, walau Hoseok sudah berkata menerima Taehyung, namun tubuh Hoseok masihlah milik Jungkook. Jadi Taehyung masih akan meminta izin untuk sekedar memeluk atau mencium Hoseok. Taehyung tidak mau menyakiti Hoseok dengan sembarangan menyentuhnya. 

Pagi tadi Hoseok dengan telaten membuat bekal makan siang untuk Taehyung. Ini karena semalam Taehyung bercerita tentang dirinya yang kurang nyaman jika harus makan di kantin kantor makanya dia harus pesan makanan atau makan di luar kantor yang cukup menyita waktunya. 

Hoseok sudah sibuk dari pagi buta untuk membuat sarapan sekaligus bekal makan siang untuk Taehyung. Taehyung yang merasa kekosongan pada sisi tempat tidur Hoseok sempat panik hingga hampir terjatuh dari ranjangnya. Pikiran Taehyung sudah berisi hal yang tidak-tidak. Takut jika Hoseok terjatuh di kamar mandi, pingsan atau bahkan diculik.

Mata Taehyung yang langsung membulat waswas mencari keberadaan Hoseok di seluruh kamar. Mulai dari kamar mandi bahkan kamar ganti pakaian. Merasa tidak menemukan Hoseok di ruang kamar, Taehyung bergegas keluar dan menemukan sosok yang membuatnya khawatir bahkan saat pertama membuka matanya sedang fokus memasak dengan menggunakan celemek soft pink diatas kemeja Taehyung yang dipakainya. Kelihatan nyaman walau tentu saja kebesaran di tubuh Hoseok.

Rasa khawatir yang Taehyung rasakan seketika sirna, digantikan perasaan bahagia karena melihat wajah omega manis itu yang tengah fokus sambil mengerucutkan bibirnya, menata dekorasi di kotak bekal. Berjalan tanpa suara, kaki Taehyung mendekati tubuh Hoseok. Memeluk tubuh itu dari belakang, menautkan kedua tangannya melingkari perut si omega. Tindakan Taehyung tentu saja mengagetkan Hoseok. Tubuhnya menegang kaget, namun karena aroma feromon yang sudah sangat ia kenal membuat tubuh Hoseok kembali relaks.

"Ah, maaf. Aku menyentuhmu tanpa izin. Aku tidak bermaksud lancang, Seok-ah. Padahal aku sud-. . . . " mulut Taehyung yang masih berbicara terhenti seketika saat jari-jari Hoseok membungkam bibir itu. Tangan Taehyung yang terlepas dari tubuh Hoseok dan tubuh Taehyung yang menjauh memberi jarak antara mereka, kini ditarik pelan mendekat satu sama lain oleh tangan Hoseok.

Liar Omega [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang