Chapter 3

46 4 0
                                    

___________

Selama perjalan hanya ada hening dan larut dalam pikiran masing-masing. Taehyung masih bergelut dengan pikirannya sendiri mencari cara bagaimana dan harus dari mana jika dia mengeluarkan suara, sedangkan Yerin sedari tadi juga memikirkan hal yang sama dengan Taehyung.

Oke jadi di dalam sebuah mobil yang sedang melaju ada dua orang yang sedang bergelut dengan pikiran yang sama sebenarnya, tapi mereka hanya bisa diam? Sungguh ini sangat canggung.

"Tuan" "Yerin" Taehyung dan Yerin secara serempak.

Lihat mereka cocokkan? Lucu sekali mengucapkan secara bersamaan seperti itu, padahal itu hanya akan menambah rasa canggung.

"Ah wanita lebih dulu" lanjut Taehyung sambil menggaruk tengkuknya yang padahal tidak terasa gatal sama sekali.

"Terimakasih, telah mengantarku".

Taehyung hanya menjawab dengan anggukan.

"Hmm ngomong-ngomong kau tinggal dimana?".

"Aku tinggal di sebuah flat di daerah Hongdae"

"Kau anak keberapa?"

"Aku anak pertama dan terakhir, kedua orang tua ku sudah tiada, ibu ku meninggalkan ku setelah aku dilahirkan, dan ayahku meninggal beberapa tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan"

"Ma-maaf aku tidak bermaksud seperti itu, aku turut berdukacita atas itu"

"Tidak apa, itu memang sudah takdir" jawab Yerin datar padahal sedari tadi ia menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya, Yerin sangat sensitif ketika membahas sesuatu yang berhubungan dengan kedua orang tuanya.

Taehyung melihat hal itu jelas sekali, walaupun Yerin menjawab pertanyaan tadi dengan ekspresi yang datar tapi Taehyung tau dia sebenarnya dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Taehyung jadi merasa bersalah karna telah membuat Yerin sedih.

"Kita sudah sampai"

"Baiklah sekali lagi terimakasih tuan atas bantuaanya, saya permisi dulu"

"Iya sama-sama, lain kali jangan memanggil ku tuan panggil saja aku Vi oke?"

"Hmm baiklah Vi" jawab Yerin sambil menarik sebuah senyuman yang sangat manis.

Rasa hangat menggelenyar ketika senyuman itu diterbitkan, senyum yang sangat indah membuat siapa saja yang melihatnya akan merasakan hatinya disiram sebuah cairan hangat. Kenapa hanya dengan senyuman dia bisa merasakan hal sehangat dan sebahagia ini? Padahal Taehyung juga bukan orang yang terhitung jarang melihat senyuman wanita, setiap dia bertemu wanita di kantornya pasti dia mendapatkan senyum yang manis, tapi kenapa yang ini berbeda? Apa yang berbeda? Apa ini?.

Selama beberapa menit Taehyung hanya senyum-senyum tidak jelas di dalam mobilnya, iya memutar memory senyuman di dalam otaknya itu layaknya sebuah film panjang yang yang tak kunjung habis. Ini semakin aneh sebenarnya apa ini? Kenapa seperti ini?.

Sampai sebuah panggilan dari ponsel membuyarkan lamunannya. 'Yoongi' Melihat nama yang tertera di layarnya, Taehyung segera mengangkatnya.

"Ada apa?".

"Kau dimana? Aku tidak melihatmu sejak tadi siang".

"Aku hanya keluar sebentar, seperti biasa menikmati susana musim dingin".

"Sebentar apanya?! Ini sudah empat jam sejak kau tidak terlihat tadi. Jangan bilang kau sedang sedih karna kau terlangkahi Jungkook dan memikirkan kapan giliranmu?".

Winter [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang