T

1.4K 205 41
                                    

Kebanyakan orang mendamba hamparan pakaian mewah atau menjadi jutawan dalam semalam

Tapi aku mendamba sepasang lengan milikmu, melingkupiku

Membakar jiwaku, membara

Membisikkan aku mencintaimu dalam kepekatan malam yang bisa menelanku sewaktu-waktu

Mengerikan,

Aku terlalu mencintai

Sebab merasakan sakit dalam beberapa sisi hati

Mendamba cintamu, Sayang



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ

Usia pernikahan Jiyeon dan Taehyung sudah hampir dua bulan lamanya. Keduanya menjalani pernikahan begitu indah, selayaknya pasangan pada umumnya. Jiyeon dan Taehyung memiliki hubungan saling menghormati dan saling cinta yang begitu dalam, membuat kehidupan pernikahan mereka jauh dari pertengkaran. Jika pun ada, hanya kesalahpahaman kecil yang segera terurai oleh canda tawa.

Semua berjalan begitu indah hingga tadi pagi Jiyeon menemukan Taehyung terkapar tak berdaya di lantai kamar mandi mereka. Sekujur tubuh Jiyeon lemas hingga hampir tidak sanggup menopang berat tubuhnya sendiri. Pemandangan Taehyung pucat pasi, dipeluk dinginnya lantai kamar mandi seperti mimpi buruk. Jiyeon seperti orang kesetanan kala mencari bantuan.

"Jiy?"

Begitu melihat siapa yang memanggil, Jiyeon berhambur memeluknya. Kim Sejeong datang dengan raut tak kalah panik. Kedua tangannya yang memeluk Jiyeom bergetar hebat, mencoba menenangkan Jiyeon yang menangis kencang.

"Taehyung lelaki kuat, dia pasti baik-baik saja."

"Aku sangat takut kehilangan dia."

"Dia pasti bertahan untukmu, Jiy. Yakinlah."

Hanya kalimat penenang yang sama sekali tidak bisa menenangkan kekalutan batin Jiyeon. Wanita itu begitu terguncang melihat keadaan Taehyung yang hampir tak bernyawa di hadapannya. Jiyeon tidak sanggup membayangkan jika terjadi segala pikiran buruk yang bergentayangan dalam benak.

"Jiy, kurasa sudah tidak ada cara lain."

Nada suara Sejeong begitu hati-hati, takut menyakiti Jiyeon. Tanpa tahu jika Jiyeon sudah seperti pesakitan bahkan jauh sebelum Sejeong mengatakannya.

Sejemang Jiyeon terdiam. Menatap nyalang ke arah tembok putih rumah sakit yang selama ini jadi saksi bisu perjuangannya, seolah di sana tertulis apa yang harus ia lakukan. Telinganya berdenging lantaran sunyi menyergap begitu menakutkan, sampai Jiyeon bisa mendengar bunyi detak jantungnya sendiri. Perlahan mata Jiyeon memejam, melerai semua kusut dalam benak pikiran sebelum berujar, "Aku tahu."

Sebelum Sejeong membuka mulut, suara pintu ruangan yang dibuka mengalihkan atensi kedua gadis tersebut, Seokjin keluar dari ruang perawatan Taehyung dengan raut tak terbaca. Pandangannya jatuh pada Jiyeon, begitu sendu. Kepalanya menggeleng pelan dengan berat.

"Kita harus segera melakukan operasi itu, Jiy."

"Tapi dia punya hemofilia, oppa," jerit Jiyeon tak tahan. Perasaan tertekan yang begitu menyiksa membuat Jiyeon terasa sangat kecil. Tidak berdaya.

"Gagal ginjal bisa merenggutnya kapan saja, Jiy. Taehyung juga hampir dua bulan ini menghentikan cuci darahnya yang semakin memperparah keadaan,"

Jiyeon tahu, sangat tahu dengan keputusan nekat Taehyung yang menghentikan semua pengobatan. Katanya waktu itu cuma ingin menikmati waktu tersisa bersama Jiyeon, tanpa repot-repot peduli dengan pengobatan yang membuat seluruh tubuhnya remuk redam.

[ ✓ ]Serpentine; ー Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang