satu

5.9K 469 133
                                    

.
.
.

Haechan terusik saat aroma lezat makanan menghampiri indra penciumannya, membuatnya terbangun . Pemuda berpipi gembil itu menggeliat,  menyibak selimut dan menemukan tubuhnya hanya berbalut piama satin cokelat tanpa bawahan. 

"Sudah bangun? "

Haechan mendongak,  menemukan Mark yang sedang membawa ponsel di tangan kiri dan sebuah paper bag berlogo restoran ternama di tangan kanan.  Pemuda tampan itu hanya mengenakan celana yang nampaknya adalah pasangan dari piama yang dipakai Haechan. 

"Hyung memesan makanan?"

Mark mengangguk,  meletakkan makanan yang ia bawa diatas meja kecil di dekat ranjang mereka. Lalu menghampiri kekasihnya yang masih terbaring dengan posisi lucu.

"Ayo bangun, aku tau kau lapar. "

Haechan dengan manja memeluk leher Mark saat pemuda itu membantunya untuk bangkit.  Kemudian berpindah ke atas pangkuan sang kekasih.

"Tentu sajaaa,  kita melewatkan makan siang karena hyung terus saja mengerjai ku?  " Protesnya dengan bibir mencebik lucu.

Mark yang gemas malah menghujani bibir plum itu dengan kecupan  - kecupan ringan.

"Kau yang membuatku begitu. " Ujar Mark disela sela kecupannya.

"Ish,  Hyung sudahhh.  " Haechan terkikik geli saat Mark juga mengecupi cuping telinganya.  Ia sedikit sensitif di bagian itu.

"Aku jadi ingin menggigitmu. " Mark semakin gencar menggoda kekasihnya dengan ciuman yg mulai bertambah intens, ditandai dengan ikut serta nya saliva yang membasahi kulit eksotis Haechan yang berjejak kemerahan.  Sisa aksi ganasnya tadi siang saat percintaan panas mereka.

" Tapi Hyung,  aku lapar.  Coba dengar,  baby tummi sejak tadi berteriak meminta makan. " Haechan berucap dengan nada yang dibuat seimut mungkin.  Ia benar-benar lapar dan tidak ingin Mark malah mengerjainya lagi.

"Baiklah,  ayo kita makan.  Lagipula lubangmu masih sakit kan?  Tadi sudah kuberi salep untuk mengurangi lecetnya. "

"Ish,  Mark Hyung mulutnya mesum sekali. Tidak tau! Aku marah dengan Hyung !" Pemuda mungil itu bangkit menuju meja,  langkahnya dihentakkan tanda ia sedang kesal.  Meninggalkan Mark dibelakangnya yang tersenyum kecil sambil memandangi pantatnya yang mengintip dari bawah piama.  Makin seksi saja.

🌻🌻🌻

Nyatanya, kemarahan Haechan hanya berlangsung beberapa menit saja.  Karena saat ini ia sedang duduk menyamping dengan nyaman diantara kedua kaki Mark,  kepalanya memyandar di dada topless sang kekasih.

Tenang ,   ia tidak mengantuk.  Hanya kekenyangan saja karena ia yang menghabiskan sebagian besar porsi makanan yang dipesan oleh Mark. 

Mark sendiri hanya menikmati suasana nyaman berpelukan dengan kekasihnya sambil sesekali mengecupi kepala Haechan dengan lembut. 

"Aku mencintaimu. "

Haechan mendongak,  nampak kaget atas ucapan yang keluar dari mulut Mark. 

"Kenapa terkejut? " Mark tertawa melihat reaksi Haechan yang lucu.  Matanya membulat lucu dan bibirnya sedikit terbuka.

"Uh,  kenapa tiba - tiba? "

"Tiba  - tiba apanya? " Mark menyeriangi jahil.

"Ish,  ucapan Hyung tadi! "

"Ucapan yang mana?

"Yang aku mencintaimuuu!! "

"Aku juga mencintaimu. "

"Hyuuuung!!!! "

Mark tertawa keras setelah berhasil menggoda Haechan . Semburat merah tampak menjalar di pipi gembil kekasihnya,  dengan bibir yang mengerengut lucu. 

Gemas.

Gemas - gemas - gemas.

"Dasar menyebalkan! " Haechan bersiap menggigit jakun Mark -hal yang selalu ia lakukan setiap kesal pada Mark- namun terhenti saat Mark malah mencium dahinya.

"Aku benar-benar mencintaimu Haechan. "
Haechan merasakan dada nya berdesir saat ditatap selembut ini oleh Mark,  kedua manik hitam milik pemuda itu berbinar, menatapnya seolah memuja. 

"Jangan tinggalkan aku,  maaf sudah menyakitimu lagi hari ini. " Sendunya.

Mengingat bagaimana kasarnya ia menyetubuhi kekasihnya tanpa ampun,  memperlakukannya seperti boneka seks yang bisa ia setubuhi sesuka hati. Haechan bahkan sempat tidak sadarkan diri,  namun ia tak perduli.

"Tidak apa - apa ,  selama itu denganmu, apapun yang kau lakukan aku akan baik - baik saja.  Aku tidak akan meninggalkanmu."
Haechan berbisik, sebelum menyatukan bibir mereka,  mengajak Mark untuk merasakan ketulusan nya.

"Terima kasih. " lirihan Mark terdengar  di sela - sela ciuman.

🌻🌻🌻

Hai,  udah lama banget ya.
Kalian mungkin udah lupa sama cerita ini. Aku kena wb guysss,  parah banget sampe ngetik satu kalimat aja aku kebingungan .
Tapi gatau kenapa tiba - tiba hari ini bisa nulis 😭😭😭. Walaupun pendek sih,  tapi gapapa, anggap aja pemanasan.

Oiya,  buat yang ngarepin adegan delapan belas coret nya jangan kcewa dulu ya.  Di ff ini bakalan banyak adegan kayak gitunya kok.  Sabar ya  😁

Oiyaa,  ada yang mau mampir?  Aku bikin au di twitter,  sekalian mutualan yuuk~~

Oiyaa,  ada yang mau mampir?  Aku bikin au di twitter,  sekalian mutualan yuuk~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Tears | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang