Alkisah, pada suatu masa hiduplah seorang wanita yang sederhana. Dia memiliki impian ingin menjadi seorang ratu. Dia fikir, untuk menjadi seorang ratu, dia harus memiliki sebuah istana. Namun diperlukan biaya yang besar untuk membangunnya. Karena itu, dengan semangat dan tekad yang kuat, wanita tersebut berusaha untuk mencari harta yang nantinya digunakan untuk membangun istananya.
Tiga tahun berlalu. Akhirnya wanita tersebut sukses. Dia memiliki harta yang berlimpah ruah berkat usahanya sendiri. Emas, perak, berlian serta tambang berharga lainnya dia milki dengan jumlah yang sangat banyak. Dia sangat bangga dan senang dengan pencapaiannya itu. Dengan harta yang dimilikinya, segera dia memulai pembangunan istana miliknya.
Hari demi hari terlewati. Pondasi istananya telah selesai dibuat. Saatnya dia mulai membuat tiang istana. Namun ia mengeluh karena kelelahan. Disaat itulah, seorang lelaki datang menawarkan bantuan. Wanita itu memang membutuhkan tambahan tenaga. Dia fikir dengan bantuan lelaki tersebut istananya akan cepat selesai. Dia juga berfikir bahwa dia tak bisa menjadi ratu tanpa kehadiran seorang raja. Dia pun menerima tawaran lelaki tersebut.
Dengan lihai, lelaki tersebut membangun tiang istana dengan begitu sempurna. Wanita itu terkesima dan takjub dengan kecekatan lelaki tersebut. dia pun terbuka dengan lelaki itu, berbagi suka dan duka selama pembangunan. Namun siapa sangka, ternyata lelaki yang telah dianggap baik olehnya mengambil seluruh emas yang dimilikinya. Dan tanpa izin ataupun pamit, lelaki itu pergi meninggalkannya. Wanita itu sangat kecewa dan menyesal telah menaruh kepercayaannya pada lelaki tersebut. dia tak menyangka kebaikan lelaki itu hanya alibi untuk mengambil seluruh emas miliknya. Untungnya sisa harta yang dimilikinya cukup untuk melanjutkan pembangunan ditemani oleh suara sendu tangisnya.
Suatu hari, seorang lelaki mendengar isak tangis wanita itu. Dia pun mendatanginya. Lelaki tersebut bertanya kenapa wanita itu menangis. Dia menjawab bahwa dia telah ditipu oleh seorang lelaki yang telah dipercayainya. Lelaki itu tampak iba. Tanpa persetujuan si wanita, si lelaki langsung membantunya membangun istana. Sama halnya dengan lelaki yang telah menipunya, lelaki ini juga tak kalah cekatan. Namun yang berbeda dari mereka adalah sifatnya. Lelaki yang menipunya sangatlah ceria, ramah dan suka bertcanda. Sedangkan lelaki ini sangat pendiam. Dia begitu fokus mengerjakan pekerjaannya. Dia juga bijaksana dalam membangun istana. Si wanita berfikir, dia sangat cocok menjadi raja di istananya nanti.
Waktu demi waktu berlalu, istana tersebut hampir selesai. Hanya tinggal memberi atap, maka istana tersebut akan sempurna. Namun tiba-tiba si lelaki berhenti bekerja. Dia meminta imbalan kepada si wanita. Si wanita sangatlah terkejut. Ternyata seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh lelaki itu bukan tanpa pamrih. Si lelaki berkata bahwa dia membutuhkan harta untuk meminang wanita pujaanya. Rencana si wanita yang ingin menjadikan lelaki itu sebagai raja di istananya pun pupus. Dengan berat hati, dia pun memberikan seluruh peraknya kepada lelaki itu. Setelah mendapatkan perak itu, si lelaki pun pergi.
Sudah tiga tahun semenjak istana mulai dibangun. Harta si wanita semakin menipis. Dia pun memutuskan untuk menunda pembangunan. dia ingin mengumpulkan lebih banyakharta agar cukup untuk membuat atap istananya. Di tengah usahanya mencari harta, dia bertemu dengan seorang lelaki. Dia tak ingin mempercayai lelaki tersebut karena tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Lelaki itu bertanya kenapa wanita itu tak ingin mempercayainya. Si wanita pun menceritakan kisah silamnya bertemu kedua lelaki yang telah menghabiskan hartanya. Si lelaki tertawa yang membuat si wanita terheran-heran. Si lelaki dengan tatapan yang mantap berjanji agar selalu berada di sisinya dan akan menjadi raja di istananya. Si wanita tertegun. Akhirnya dia mempercayai ucapan lelaki tersebut.
Setelah harta yang dikumpulkannya dirasa cukup untuk menyelesaikan istananya, segera si wanita pulang dan melanjutkan pembangunan. dia juga mengajak si lelaki itu. Setibanya disana, si lelaki tampak kecewa dengan istana yang dibangun olehnya. Si wanita itu minta maaf karena istana yang dibuatnya kurang memuaskan. Si lelaki itu geram dan langsung menghancurkan istananya dengan brutal. Si wanita tak dapat berkutik menyaksikan istananya dihancurkan oleh lelaki itu begitu saja. Setelah puas menghancurkan istananya. Si lelaki dengan pandangan sinis berkata bahwa ia akan menjadi raja di istana wanita lain yang lebih megah dan mewah daripada istana milik wanita itu. Setelah itu dia berlalu pergi begitu saja. Si wanita menangis dalam diamnya. Satu persatu puing-puing istananya disusun kembali, namun tetap saja roboh. Oleh karena itu, dia menyerah untuk membangun kembali istananya yang telah hancur itu. Dia pun memutuskan untuk membangun istananya ditempat lain.
Dia mulai berkelana mencari lokasi yang cocok untuk istana barunya. Perjalanannya pun membuahkan hasil. Dengan sisa harta yang dimilikinya, dia pun mulai membangun istana barunya. Sendirian. Selama pembangunan, seperti yang ia alami sebeblumnya banyak lelaki berdatangan menawarkan bantuan, bahkan ingin menyumbangkan hartanya. Namun semua itu ditolak mentah-mentah oleh wanita itu. Mereka bertanya mengapa wanita itu tidak mau dibantu. Si wanita itu tersenyum seraya berkata "aku adalah seorang ratu yang tak membutuhkan seorang raja".
Begitulah akhirnya, si wanita tetap melanjutkan pembangunan istananya sendirian dan selalu menolak bantuan dari para lelaki. Dia tau bahwa tak selamanya dia mampu sendirian. Sebenarnya dia sangat membutuhkan seorang lelaki. Lelaki yang mampu dipercaya ucapan maupun janjinya, dan mampu melindunginya suka maupun duka, dan kelak dia akan menjadi raja di istananya nanti dengan dirinya sebagai ratu. Namun si wanita tak tahu kapan akan bertemu dengan lelaki dambaanya itu. Semuanya itu dia serahkan pada kehendak tuhan. Yang jelas, dia tak ingin memikirkan hal itu sampai istananya selesai.
YOU ARE READING
The Queen Does not Need A king
Short Storyseorang ratu memang membutuhkan seorang raja. namun, adakalanya ratu mampu hidup sendiri tanpa kehadiran seorang raja. karena wanita tak selamanya membutuhkan seorang lelaki. wanita setidaknya mampu menggapai apa yang dia impikan tanpa harus bergant...