02 Siapa sebenarnya?

55 10 10
                                    

Vote + komen okee;)

Hujan Menghentikan Langkah getirnya ketika memasuki jalanan padat pengunjung di pinggir kota. Asap  wangi yang Kemungkinan berasal dari deretan pedagang makanan kaki lima beterbangan menjalar dari sisi ke sisi.

Hujan menundukan kepalanya. Membiarkan rambut hitam lurus yang ia biarkan tergerai itu perlahan turun menutupi penglihatan Sampingnya, demi menghalangi perintah nafsunya untuk menoleh sedikit kearah Salah satu lapak pedagang kaki lima di pinggiran sana.

"Lapar.. " lirihnya pelan. bertepatan dengan pandangan matanya yang tidak bisa lepas dari Warung makan yang terlihat memajang semangkuk ramen spesial di balik etalase Bening untuk menarik minat pembeli.

Ia merogoh dompet kecil dari Sling Bag usang berwarna hitam miliknya lalu membandingkan isi dompet dengan harga semangkuk ramen jepang yang tertulis di papan menu depan warung.

"Udah pasti ga cukup jan.. Lo baru aja dipecat jadi pegawai disupermarket dekat Sekolah dasar itu. Lo sepatutnya ga harus nurutin semua keinginan yang malah bikin lo tambah... Ah udahlah, bisa makan sampai tiga hari kedepan juga udah bagus." gumamnya menentang hasrat untuk merasakan kembali makanan kesukaannya dulu.

Hujan berjalan pelan, keluar melewati kerumunan pedagang kaki lima menuju jalan sepi beriringan dengan tenggelamnya matahari yang hanya menyisakan sedikit cahaya jingga dilangit.

***

Hujan serasa tercekal akibat Nafasnya yang mulai terasa berat, harus berjalan kaki menuju rumahnya yang tentu bisa dikatakan lumayan jauh dari supermarket bekas tempatnya bekerja dengan keadaan perut yang belum sedikitpun berisi asupan makanan sejak tadi pagi.

Hujan memutuskan untuk berhenti sebentar disebuah minimarket yang tidak jauh dari jalan menuju rumahnya,membeli beberapa kaleng ikan sarden dan segera menuju kasir.

Sang kasir tersenyum ramah menyerahkan plastik berisi sarden sekaligus uang kembalian.

Baru saja membuka pintu transparan minimarket tiba-tiba ponsel didalam Sling bag nya bergetar. Hujan merogoh ponsel nya ia tersenyum mengetahui nama seseorang yang tertera disana, hujan menggeser tombol hijau dan mendekatkannya disisi telinganya. "Ada apa mbak Hana?"

Mbak Hana ini adalah kepala pegawai disupermarket bekas tempatnya bekerja. Hujan sangat dekat dengannya karna mbak hana lah ia bisa mendapat pekerjaan disana. Ia sangat bersyukur, walaupun tidak bekerja disana lagi ia masih bisa berteman baik dengannya.

"Jan, bener kamu dipecat dari supermarket gara-gara masalah kecil begitu? Kurang ajar tu Manager!"

Hujan teringat kejadian tadi, kata-kata pecat itu masih senang berputar di kepalanya, Cewek itu mengulas senyum tipis. "Nggk papa ko mbak lagian emang salah hujan. Nanti hujan coba cari pekerjaan lain."

"Tapi kan nyari kerjaan dijakarta tuh susah, belum lagi kamu harus bayar uang sekolah, buat makan sehari-harinya itu gimana."

Hujan meninggalkan tempat parkir minimarket berjalan kembali menuju jalan besar. "Tenang aja mbak nggak usah khawatir, udah dulu ya mbak Hujan mau pulang."

Hujan mematikan sambungan, raut wajahnya berubah murung, cewek itu  memasukan ponselnya kembali ke dalam Sling bag  namun tangannya tertahan karna ponselnya yang kembali bergetar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRESIDEN TAMPAN ' STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang