Now playing: Ni Yao De Ai by Penny Tai
Li Cheng sedang mengecek sebuah laporan hasil terjemahan Wang Yi siang itu, tatkala Chen Xin tiba-tiba mengetuk pintu. Wanita itu pun masuk, lalu menyodorkan papan tulis. Di atas papan tersebut, tertera jadwal harian Li Cheng.
Li Cheng membaca jadwal tersebut sekilas, lalu mengangguk. Ia lanjut mengecek laporannya. Chen Xin menunjuk bagian yang ia maksud di jadwal tersebut, tetapi Li Cheng masih mengabaikannya.
"Bacakan saja," tuturnya singkat.
Chen Xin menggembungkan pipi sebelum berkata, "Kencan buta dengan Nona Liang Lei di Café del Volcan, Jalan Yongkang no. 80 pukul 11.00 siang. Ya, jam makan siang."
"Jīn tiān, wǒ yě hěn lèi," ucap Li Cheng asal.
"Bukan lèi yang itu. Liang Lei, lèi-nya lèi shuǐ," terang Chen Xin sambil mengerucutkan bibir. Bosnya ini sangat sarkas ketika ia malas berurusan dengan sesuatu.
"Kalau begitu, wanita itu pasti cengeng."
"Bisa jadi. Tapi belum tentu."
Li Cheng mengangguk tak peduli, lalu lanjut membaca laporan.
"Bos Li, pertemuannya dimulai pukul 11.00 siang. Waktunya tinggal 30 menit untuk kau bersiap dan melakukan perjalanan ke Café del Volcan," ulang Chen Xin.
Li Cheng mengembuskan napas lelah, kemudian meletakkan laporannya. "Nona Liang Lei itu putri siapa?"
"Putri Tuan Liang Guang, direktur Mal AEON Shanghai. Bos Li tahu itu salah satu lokasi distribusi utama produk BeLook. Paling tidak, sebaiknya Anda hadiri saja pertemuannya untuk formalitas."
Li Cheng pun mengembuskan napas lelah. Ia mengambil jas yang ia letakkan sembarangan di kursi, lalu berjalan keluar dari ruangan.
"Jika kau butuh supir, Xiong Yi dapat membantumu," tambah Chen Xin sambil melihat Li Cheng berjalan menjauh. Wanita itu pun mengangkat bahu pasrah.
Temperamen bosnya benar-benar berubah drastis akhir-akhir ini. Sepenglihatan Chen Xin, Li Cheng selalu dapat mengendalikan suasana hati dalam berbagai kondisi. Meskipun Li Cheng sering mendapat penerjemah berkualitas buruk, atau mungkin menghadapi karyawan parah lainnya, pria itu masih dapat memisahkan urusan karyawan dengan urusan bisnisnya yang lain. Li Cheng biasanya langsung meminta Yan Shou untuk menangani karyawan bermasalah, tetapi kali ini tidak.
Masalah Wang Yi, Li Cheng selalu memendam semuanya sendiri. Ia tak pernah meluapkan kegundahannya pada siapa pun. Ia memikirkan dan berusaha mengatasi masalah ini secara pribadi. Mungkin hal ini yang membuat Li Cheng cepat stres dan memperburuk suasana hatinya.
Menurut insting Chen Xin, Wang Yi memang memiliki tempat khusus dalam hati dan otak Li Cheng. Masalahnya, ia masih tak tahu apakah "khusus" itu bermakna positif atau negatif.
***
Siang itu, Chen Xin masuk sendirian ke ruangan Wang Yi pada jam makan siang tanpa Xiong Yi. Chen Xin sudah meminta Xiong Yi sebelumnya untuk mencari teman makan sendiri. Alasannya sederhana. Chen Xin dan Wang Yi mempunyai urusan antarwanita yang harus mereka selesaikan siang itu juga. Xiong Yi tak meminta keterangan lanjutan setelahnya, karena ia memang pria yang simpel dan ringkas.
"Wang Yi, hari ini kita makan di luar, ya. Aku sudah memesan tempat di Café del Volcan, di Jalan Yongkang. Sekali-kali, kita makan di café bersama," ucap Chen Xin langsung.
"Tidak masalah. Omong-omong, di mana pengikutmu yang satu itu?" tanya Wang Yi sambil melihat ke balik punggung Chen Xin. Tidak biasanya Xiong Yi tidak ikut makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vow of Heart [DITERBITKAN]
RomanceLi Cheng membutuhkan penerjemah bahasa Prancis demi pengembangan kariernya di perusahaan fashion, BeLook. Ia pun bertemu dengan Wang Yi, seorang penerjemah bahasa Prancis tersumpah yang juga menguasai ilmu komunikasi dan marketing. Sebagai penerjema...